Sukses

Google Batal Matikan Cookie Pihak Ketiga di Chrome, Selamat Tinggal Privasi Pengguna!

Google membatalkan rencana untuk menghapus cookie pihak ketiga di Chrome setelah menjanjikan perubahan ini sejak 2020. Sebagai gantinya, Google akan memperkenalkan fitur baru yang memungkinkan pengguna mengontrol penggunaan cookie.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah lama ditunggu-tunggu dan mengulur waktu, Google akhirnya membatalkan rencana mereka untuk mematikan cookie pihak ketiga di Chrome, meskipun sudah dijanjikan sejak 2020.

Walaupun Google sempat menonaktifkan cookie untuk satu persen pengguna Chrome pada awal 2024, upaya tersebut terhenti begitu saja sanpa ada kelanjutan yang jelas.

Kini, Google benar-benar ingin mempertahankan cookie pihak ketiga di browser. Sebagai gantinya, perusahaan akan memperkenalkan fitur baru.

Apa Itu Cookie Pihak Ketiga?

Cookie pihak ketiga adalah data yang disimpan di browser pengguna oleh situs selain laman web yang sedang dikunjungi. Biasanya, cookie ini digunakan untuk melacak pengguna di berbagai situs lain.

Dengan ini, pengiklan dapat melacak kebiasaan dan minat penelusuran pengguna di internet.

Mengutip Android Authority, Selasa (23/7/2024), Google akan memperkenalkan pengalaman browser baru di mana pengguna dapat membatasi cara penggunaan cookie di peramban.

“Mengingat hal ini, kami mengusulkan pendekatan terbaru yang meningkatkan pilihan pengguna,” Google mengumumkan dalam postingan blog hari ini oleh Anthony Chavez, VP, Privacy Sandbox.

Kenapa Hal Ini Penting?

Google telah memperkenalkan Privacy Sandbox miliknya, yang seharusnya menjadi cara yang lebih anonim untuk melacak minat pengguna untuk tujuan periklanan.

Namun, platform dan perusahaan periklanan masih lambat beradaptasi dan beralih ke platform Privacy Sandbox baru, dan banyak di antaranya masih dalam tahap pengujian beta.

Karena takut kehilangan pendapatan dari pengiklan, Google mengatakan tidak lagi menghapus cookie pihak ketiga secara bertahap.

“Kami sedang mendiskusikan jalur baru ini dengan regulator, dan akan berinteraksi dengan industri saat kami meluncurkan fitur baru Google Chrome tersebut.”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak untuk Pengguna?

Logo Google di kantornya yang berlokasi di Roppongi Hills Mori Tower, Tokyo, Jepang. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Undang-undang Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa yang berlaku sejak 2018 mengharuskan pengiklan untuk mendapatkan persetujuan pengguna sebelum memakai cookie pihak ketiga.

Sebelumnya, Mozilla Firefox sudah memblokir cookie pihak ketiga secara default. Apple Safari juga melakukan hal serupa pada 2020, sementara hingga kini Google masih belum menepati janjinya.

Bagaimana pendapatmu tentang keputusan Google ini? Apakah kamu setuju atau tidak setuju? Beri tahu kami di kolom komentar!

3 dari 4 halaman

Google Tutup Layanan Penyingkat Link Tahun 2025

Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Setelah hampir 15 tahun, Google mengumumkan mereka akan menghentikan dukungan untuk semua tautan yang dibuat dengan platform penyingkat link mereka, yakni goo.gl.

Mulai 25 Agustus 2025, seluruh URL goo.gl akan menampilkan hasil "404 page note found" atau "404 halaman tidak ditemukan".

Mengutip The Verge, Senin (22/7/2024), Google akan mulai menampilkan laman interstisial pada 23 Agustus 2024.

Laman web ini akan memberitahukan pengguna, link tersebut tidak akan berfungsi lagi dalam waktu dekat.

Sebelum setop berfungsi, link goo.gl akan mulai menampilkan laman interstisial pada 23 Agustus 2024 memberitahukan pengguna goo.gl tidak akan berfungsi lagi dalam waktu dekat.

Awalnya, pesan ini hanya akan memunculkan pesan ini untuk beberapa link tertentu saja, dan akan meningkat seiring tenggat waktu semakin dekat.

 

4 dari 4 halaman

Alasan Google Hentikan goo.gl?

Suasana kantor pusat Google di Googleplex, Mountain View, Palo Alto, California. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Raksasa mesin pencari ini tidak mengungkap alasan spesifik mengapa mereka menutup layanan, namun diyakini keputusan tersebut sejalan dengan beberapa penghentian layanan lain, seperti Hangout, Stadia, dan Google+.

Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?

Google berharap para pengembang dan pengguna untuk memperbarui tautan yang terkena dampak sesegera mungkin.

Laman interstisial yang muncul dapat mengganggu pengalihan tautan, sehingga sangat penting untuk segera beralih ke platform penyingkat link lain. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.