Â
Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk berbagi video palsu Kamala Harris hasil besutan AI deepfake, di platform X alias Twitter. Meski merupakan pemilik X, unggahan Elon Musk itu melanggar kebijakan platform dalam hal media sitesis dan manipulasi.
Baca Juga
Mengutip The Verge, Selasa (30/7/2024), video yang dibagikan oleh Elon Musk pada Jumat lalu mengubah video kampanye yang dirilis oleh Kamala Harris sehingga membuat sang wakil presiden terdengar seperti kandidat presiden.
Advertisement
Dalam video deepfake itu, Kamala Harris mengatakan hal-hal yang sebenarnya tak pernah ia ucapkan. Klip yang dimanipulasi itu membuat Harris mengatakan hal-hal seperti dirinya adalah "orang yang begitu menghargai keberagaman" dan bahwa dia telah "empat tahun berada di bawah bimbingan boneka negara dalam, mentor yang luar biasa, Joe Biden."
Adapun akun yang pertama mengunggah video deepfake tersebut memiliki label "Kampanye parodi Kamala Harris." Sanggahan alias disclaimer itu bertujuan untuk mencegah video tersebut melanggar kebijakan X.
Namun, konteks tersebut tak muncul dalam video yang di-repost oleh Elon Musk. Alih-alih begitu, Elon Musk justru hanya memperlihatkan video dengan komentarnya sendiri, "Ini sangat menakjubkan", lengkap dengan emoji tertawa.
Ini merupakan salah satu contoh bagaimana AI dapat mengubah sebuah konteks video dan penggunaannya untuk menyesatkan dalam pemilihan. Parahnya, belum ada kebijakan atau undang-undang yang bisa mengatasi penggunaan AI untuk manipulasi video.
Ketika AI Dimanfaatkan untuk Ganggu Pemilihan
Awal tahun ini misalnya, sebuah panggilan bot yang menggunakan AI dipakai untuk meniru suara presiden Joe Biden, mendesak pemilih di New Hampshire untuk tinggal di rumah selama pemilihan pendahuluan.
Kini, pejabat pemilihan sedang melatih bagaimana AI dapat menghalangi pada Hari Pemilihan atau menjelang itu. Aturan pengungkapan AI dalam iklan pun masih dalam pengembangan.
Kehadiran video deepfake di platform Twitter ini dapat mengganggu kebijakan Twitter mengenai misinformasi.
Pasalnya di bawah kebijakan X, "sintetis, menipulasi, atau konteks media mungkin menipu dan membingungkan orang lain serta mengarah pada bahaya dilarang di platform X."
Advertisement
X Evaluasi Konten
X menyebut, pihaknya akan mengevaluasi konten yang dianggap menipu, hasil manipulasi, atau dipalsukan. Termasuk di dalamnya audio yang telah di-dubbing atau diubah.
Lalu, X mempertimbangkan untuk konteksnya, apakah konten tersebut disajikan sebagai kenyataan. Selanjutnya, X akan menentukan apakah konten tersebut bisa menyebabkan kebingungan yang meluas pada masalah publik, berdampak pada kesalamatan publik, atau menyebabkan kerusakan serius.
X menyebut, sindiran tidak melanggar kebijakan, selama itu tak meyebabkan kebingungan yang signifikan tentang keaslian media. Merujuk pada kebijakan X, unggahan Elon Musk itu melanggar aturan tersebut.
Â
Tanggapan Atas Unggahan Elon Musk
Pihak X sendiri tak memberikan tanggapan atas permintaan komentar pada ungghan Elon Musk. Sebelumnya, unggahan itu sudah mendapatkan feedback Senator Amy Klobuchar menulis di Threads, menyebut bahwa unggahan ini tanpa konteks.
"X dan Musk tidak hanya akan melanggar aturan X, mereka akan melepaskan seluruh musim pemilihan suara AI palsu dan konten gambar yang diubah, tanpa batas," katanya.
Gubernur California Gavin Newsom juga mengungkapkan bahwa manipulasi iklan seperti yang diunggah Elon Musk adalah ilegal.
Advertisement