Liputan6.com, Jakarta - NEC Corporation akan membangun sistem komunikasi, sistem pengawasan fasilitas, pengumpulan data untuk proyek perluasan jalur utara-selatan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase 2.
Dalam membangun fasilitas untuk MRT Jakarta Fase 2 ini NEC bekerja sama dengan Larsen & Toubro Limited, sebuah perusahaan konstruksi berbasis di India serta subkontraktor khusus dari kontraktor utama Sojitz Corporation, perusahaan perdagangan terkemuka di Jepang.
Baca Juga
Disebut dalam Al-Qur'an, Begini Cara Mendapatkan Rezeki dari Arah yang Tak Disangka-sangka
Timnas Indonesia Harus Panen Gol saat Melawan Filipina di Laga Akhir Grup B Piala AFF 2024, Tak Sekadar Raih 3 Poin
Tak Bertepuk Sebelah Tangan, 1 Raksasa LaLiga Minat Angkut Marcus Rashford dari Manchester United
“Dengan memanfaatkan teknologi digital canggih dan secara aktif berupaya mengembangkan infrastruktur transportasi, NEC akan terus berkontribusi terhadap perkembangan baru di Indonesia dan meningkatkan kenyamanan bagi penumpang,” kata General Manager Global Transport Integration Department NEC Corporation, Misako Ebisawa.
Advertisement
Melalui keterangan tertulisnya, Jumat (2/8/2024), perusahaan menegaskan akan tetap berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan guna menyediakan infrastruktur transportasi yang aman, terjamin, dan efisien.
Untuk diketahui, proyek ini didukung oleh pemerintah Jepang melalui pinjaman bantuan pembangunan dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
Proyek MRT Jakarta Fase 2 akan memperpanjang jalur sepanjang 16 km (Stasiun Lebak Bulus-Stasiun Bundaran HI) yang dibuka pada tahap pertama lebih jauh ke utara sekitar 6 km (antara Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Kota), dengan total panjang kurang lebih 22 km.
Jalur ini akan membawa penumpang antara Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Kota dalam waktu kurang lebih 45 menit dan dijadwalkan beroperasi penuh pada tahun 2030.
Teknologi Sistem Komunikasi MRT Jakarta
Seperti halnya MRT Jakarta Fase 1 yang selesai pada Maret 2019, NEC akan membangun sistem komunikasi, serta sistem pengendalian fasilitas dan pengumpulan data untuk perluasan tersebut.
Sistem komunikasi akan menggunakan teknologi telekomunikasi topologi jaringan lingkaran untuk transmisi tulang punggung/backbone, public address system, dan sistem telekomunikasi lainnya yang akan terhubung dengan jaringan utama.
Sistem Fasilitas SCADA akan memantau dan mengendalikan perangkat dan proses yang diperlukan untuk pengoperasian kereta api, serta sistem untuk mengumpulkan data.
Advertisement
MRT Jakarta Fase 2 Terdiri dari 2 Tahap
Mengutip situs resmi MRT Jakarta, pembangunan MRT Jakarta Fase 2 terdiri dari dua tahap.
Tahap pertama fase 2A meliputi jalur utama sepanjang sekitar 5,8 kilometer dengan enam stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok).
Ditambah satu stasiun at grade (Kota) berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur MRT koridor BHI-Kota.
Tahap kedua yaitu fase 2B terdiri dari Stasiun Kota, Mangga Dua, Gunung Sahari, dan Ancol hingga Depo di Ancol Barat sekitar 5,2 kilometer. Fase 2B ini masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).
Selain membangun infrastruktur jalur utama kereta, pembangunan fase 2 juga akan meliputi penataan kembali area Jalan Gajah Mada—Jalan Hayam Wuruk dengan pelebaran akses pejalan kaki (trotoar) dan pesepeda.
Itu termasuk penyediaan rak sepeda di setiap stasiun MRT Jakarta dan area turun naik penumpang (drop on/off) untuk bus non-BRT, mobil yang membawa penumpang prioritas, dan logistik.
Infografis MRT Era Baru Warga Jakarta. (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement