Sukses

Manusia Tak akan Tergantikan Meski AI Merajalela!

Meski AI mampu menghasilkan karya mengagumkan, namun sentuhan manusiawi yang mendalam masih menjadi domain yang sulit bagi mesin untuk sepenuhnya menguasai.

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kini telah merambah ke berbagai industri. Mulai dari menciptakan lagu hingga membuat karya seni visual, AI seolah-olah telah mengambil alih peran manusia.

Namun, benarkah manusia akan tersisihkan di era AI saat ini?

Platform seperti Suno AI memungkinkan siapa saja, bahkan tanpa latar belakang musik, untuk menghasilkan lagu berkualitas.

Begitu pula dengan aplikasi AI lainnya yang mampu mengedit video, menyulih suara, bahkan membuat kode program.

Kemajuan ini tak pelak menimbulkan pertanyaan, apakah manusia masih relevan dalam dunia yang semakin dikuasai oleh mesin?

Meski AI mampu menghasilkan karya mengagumkan, namun sentuhan manusiawi yang mendalam, seperti emosi dan kreativitas, masih menjadi domain yang sulit bagi mesin untuk sepenuhnya menguasai.

AI lebih tepat dipandang sebagai alat yang memperkuat kemampuan manusia, bukan menggantikannya.

Manusia berperan sebagai pencipta, pengawas, dan pengarah dalam pengembangan AI. Mereka memastikan bahwa AI dikembangkan secara bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peran Kunci Manusia di Era AI

Beberapa peran krusial yang tetap dibutuhkan manusia dalam pengembangan AI antara lain:

  • Peneliti dan Ilmuwan Data: Mereka adalah otak di balik inovasi AI. Mereka terus menggali potensi AI melalui penelitian dan mengembangkan algoritma baru.
  • Insinyur dan Pengembang: Mereka adalah tangan yang menerjemahkan hasil penelitian menjadi produk nyata. Mereka membangun sistem AI yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.
  • Perancang dan Programmer: Mereka adalah seniman dan arsitek di balik AI. Mereka merancang antarmuka yang user-friendly dan memastikan sistem AI berjalan dengan lancar.

Selain peran-peran di atas, masih banyak lagi profesi yang berkaitan dengan AI yang membutuhkan keahlian manusia, seperti:

  • Arsitek AI: Merancang struktur dan arsitektur sistem AI yang kompleks.
  • Spesialis Etika AI: Memastikan pengembangan AI sesuai dengan nilai-nilai etika dan moral.
  • Pemimpin Bisnis: Mengambil keputusan strategis terkait pengembangan dan penerapan AI dalam bisnis.

 

3 dari 4 halaman

Transformasi Digital dengan AI

Berkaitan dengan topik di atas, salah satu perusahaan telekomunikasi yang fokus pada pengembangan AI adalah Telkom Group.

Perusahaan pelat merah ini telah bertransformasi menjadi Digital Telecommunication Company, yang mengembangkan berbagai produk dan layanan digital, termasuk AI.

PT Telkom menghadirkan tiga kelompok besar layanan yaitu digital connectivity, digital platform, dan digital services.

EVP Digital Business & Technology Telkom, Komang Budi Aryasa, mengatakan perusahaan sudah memanfaatkan AI selama beberapa tahun terakhir dengan dua penggunaan mayor.

“Pertama, bagaimana memanfaatkan AI untuk meningkatkan pengalaman pelanggan pada bisnis eksisting Telkom. Kedua, menawarkan layanan digital berbasis AI seperti BigBox yang menghadirkan big data dan solusi AI yang bisa dipakai di seluruh industri,” Komang menjelaskan.

Dengan pesatnya perkembangan AI, Indonesia dinilai memiliki potensi mengembangkan berbagai solusi digital untuk membenahi berbagai tantangan yang hadir.

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini