Sukses

Elon Musk Ungkap Misi ke Mars: 2 Tahun Lagi SpaceX Bisa Kirim Pesawat Tanpa Awak

Elon Musk semakin dekat mewujudkan mimpinya menjajah Mars. SpaceX berencana meluncurkan misi berawak ke Mars dalam empat tahun mendatang, setelah uji coba tanpa awak dalam dua tahun.

Liputan6.com, Jakarta - SpaceX, perusahaan antariksa milik Elon Musk berencana untuk mengirimkan Starship pertama mereka ke Mars dalam waktu dua tahun ke depan. Informasi ini diumumkan langsung oleh Elon Muks melalui akun X miliknya.

Mengutip informasi dari South China Morning Post, Senin (9/9/2024), Elon Musk juga menyebut kalau misi ini nantinya berjalan lancar, SpaceX berencana untuk melakukan misi berawak dalam empat tahun ke depan.

"Misi ini akan dilakukan tanpa awak untuk menguji keandalan pendaratan di Mars," kicau Elon di akun miliknya. Dalam kicauan itu, Elon juga mengungkapkan SpaceX memiliki rencana jangka panjang dalam misi ini

Ia menuliskan,"Tingkat penerbangan akan tumbuh eksponensial sejak saat itu, dengan tujuan membangun kota mandiri dalam waktu 20 tahun". Ini sebenarnya bukan kali pertama Elon mengungkapkan rencananya membuat misi ke planet Mars.

Sebelumnya, pada April 2024, ia sempat menyatakan kalau Starship pertama akan mendarat di Mars dalam waktu lima tahun. Lalu di Juni 2024, roket Starship dilaporkan berhasil mendarat di Samudra Hindia setelah menyelesaikan misi uji coba keliling dunia.

Starship sendiri merupakan proyek ambisius SpaceX untuk mengembangkan pesawat antarika berukuran besar dan serbaguna. Ditargetkan, pesawat ini bisa membawa manusia atau kargo dalam penerbangan ke Bulan dan Mars.

Rencana Elon Musk dalam misi ke Mars memang tidak main-main. Bahkan, dalam unggahannya di Februari 2024, ia menargetkan bisa membawa jutaan orang ke planet merah tersebut.

"Kami sedang memetakan rencana untuk membawa satu juta orang ke Mars," cuitnya ketika itu. Ia juga menyatakan kalau peradaban di Mars hanya bisa bertahan ketika melewati Great Filter.

Untuk diketahui, Great Filter merupakan analisis yang menyebut kalau kehidupan harus mampu mengatasi tantangan tertentu, bahkan yang mustahil dihadapi sekali pun.

2 dari 4 halaman

Respons Elon Musk Ketika Ditawari Posisi di Kabinet AS Jika Donald Trump Terpilih Lagi

Di sisi lain, Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX baru-baru ini ditawari posisi di Kabinet pemerintahan Amerika Serikat (AS) jika Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden.

Tawaran ini disampaikan langsung oleh Donald Trump, menyatakan Musk dapat menjadi penasihat di Kabinet jika pemilik media sosial X itu bersedia.

Menurut laporan Reuters yang dikutip oleh CNBC pada Kamis (22/8/2024), tawaran tersebut segera mendapat tanggapan dari Musk melalui akun X miliknya.

Dalam cuitannya, Elon Musk menulis, "saya bersedia melayani." Dia juga menyertai foto dirinya di atas podium dengan tulisan "Department of Government Efficiency (DOGE).

 

3 dari 4 halaman

Dukungan Elon Musk ke Donald Trump

Dukungan Musk terhadap Donald Trump tidak mengejutkan, mengingat dia sudah terang-terangan menyatakan dukungannya untuk Trump kembali ke Gedung Putih.

Hal ini terjadi tak lama setelah Trump lolos dari upaya pembunuhan saat berkampanye di Pennsylvania barat.

Pada 12 Agustus, dalam sebuah wawancara disiarkan langsung di X/Twitter, Musk berbicara dengan Trump tentang gagasannya untuk membentuk "komisi efisiensi pemerintah".

Musk menyatakan kesiapannya untuk membantu dalam upaya tersebut jika Trump kembali menjabat.

Donald Trump akan menghadapi Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat dari Partai Demokrat, dalam pemilihan Presiden AS 2024 yang akan berlangsung pada November mendatang.

4 dari 4 halaman

Elon Musk Dipaksa Bayar Rp 9,4 Miliar ke Mantan Karyawan Twitter Gara-Gara Ini!

Lebih lanjut, Elon Musk kembali menjadi sorotan. Kali ini, dirinya harus membayar kompensasi sebesar USD 600 ribu atau Rp 9,4 miliar ke mantan karyawan Twitter--sekarang bernama X.

Keputusan ini muncul setelah pengadilan Irlandia memutuskan, pemecatan karyawan X/Twitter tersebut dilakukan secara tidak adil.

Masalah ini bermula saat bos X itu, pada November 2022 mengirim email kepada seluruh staf Twitter, memerintahkan mereka untuk menyetujui bekerja lebih keras dengan jam kerja lebih panjang.

Bila tidak menyetujui persyaratan tersebut, maka karyawan Twitter pun akan menghadapi pemutusan hubungan kerja, sebagaimana dikutip dari RTE via Engadget, Kamis (15/8/2024).

Email dengan subjek "A Fork in the Road" itu memberi tenggat waktu 24 jam bagi staf untuk menyetujui komitmen tersebut.

Bagi yang tidak mengklik "Ya" pada email tersebut, mereka akan dipecat dan diberikan uang pesangon selama tiga bulan.