Sukses

Platform Pertukaran Kripto Indodax Diduga Diretas, Rp 335 Miliar Melayang?

Ada informasi yang menyebutkan kalau platform pertukaran kripto asal Indonesia, Indodax diduga telah diretas. Informasi yang sama menyebut kalau dana sebesar Rp 335 miliar melayang gara-gara kebobolan data itu.

Liputan6.com, Jakarta - Platform pertukaran kripto di Indonesia, Indodax, diduga telah diretas. Informasi ini pertama diketahui Tekno Liputan6.com dari unggahan pakar keamanan siber Teguh Aprianto melalui akun Twitter-nya, @secgron. 

Dalam unggahan di akun Twitter, Teguh melampirkan sebuah gambar yang memperlihatkan kalau sistem Indodax diduga sudah diretas. 

"Indodax, salah satu exchanger crypto di Indonesia diduga kebobolan dengan total kerugian dari transaksi ilegal lebih dari USD 21,8 juta atau sekitar Rp 335 miliar," kata Teguh dalam akun Twitter.

Berdasarkan unggahan itu, Teguh menyebut kerugiannya mencapai ratusan miliar rupiah dan informasi tersebut sudah dikonfirmasi oleh Chief Technology Officer atau CTO perusahaan. 

"CTO Indodax mengkonfirmasi bahwa ada insiden keamanan dan sampai sekarang status Indodax masih maintenance," katanya. 

Sementara itu, di tengah kabar peretasan yang dialami Indodax, CEO Indodax Oscar Darmawan, mengatakan, kalau saldo para membernya 100 persen aman baik dalam kripto maupun rupiah. 

 

2 dari 2 halaman

Ada Indikasi Pelanggaran Keamanan, Indodax Lakukan Maintenance

"Kami melakukan maintenance untuk memastikan keamanan keseluruhan sistem. Investigasi masih dilakukan," kata Oscar. 

Adapun melalui blog perusahaan, Indodax membuat unggahan keterangan untuk para member mereka. Isinya Indodax membenarkan kalau tim keamanan perusahaan menemukan potensi indikasi keamanan di platform mereka. 

Seperti kata Oscar, Indodax tengah melakukan pemeliharaan menyeluruh untuk memastikan seluruh sistem beroperasi dengan baik. 

"Selama proses pemeliharaan ini, platform web dan aplikasi Indodax sementara tak bisa diakses, namun jangan khawatir dapat kami pastikan bahwa saldo Anda 100 persen aman, baik secara kripto maupun Rupiah," kata pihak Indodax. 

(Tin)