Sukses

Viral, Cherry Lai Brandoville Studio Diduga Terlibat Skandal Kekerasan Terhadap Karyawan

Brandoville Studio, sebuah studio game yang baru-baru ini ditutup, tengah disorot karena tuduhan kekerasan terhadap karyawan. Cherry Lai, Co-owner studio, diduga terlibat dalam praktik pelecehan verbal dan fisik. Kini, pasangan ini meluncurkan studio baru, Lailai Studios, namun situsnya saat ini tidak dapat diakses

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial belakangan ini diramaikan oleh laporan tentang Brandoville Studio, sebuah studio game yang kini tengah menjadi sorotan akibat tuduhan kekerasan terhadap karyawan.

Berita ini mencuat setelah berbagai laporan dari mantan karyawan studio game tersebut, dan nama Cherry Lai, Co-owner sekaligus istri CEO Brandoville Studio pun langsung trending di platform media sosial X.

Menurut berbagai cuitan dan laporan dari mantan karyawan, Brandoville Studio diduga terlibat dalam praktik kekerasan atau bullying, baik verbal maupun fisik.

Sejumlah mantan karyawan mengungkapkan, mereka mengalami berbagai pelecehan sebagai bentuk hukuman karena tidak mematuhi peraturan studio.

"Saya pernah melihat Cherry marah dan melemparkan mangkuk ke arah Christa. Itu tidak hanya rumor," ujar salah mantan karyawan. "Pernah juga saat tamu dari Kanada datang, kami dipanggil ke lobi. Itu adalah pertama kalinya saya melihat kemarahan Cherry."

Mantan karyawan Brandoville Studio lainnya menambahkan, "Cherry sering berkata, ‘Kalian bekerja keras? Saya bekerja lebih keras! Kalian selesai terlambat? Saya akan selesaikan nanti! Kalian mulai bekerja lebih awal? Saya mulai lebih awal!’”

Kini, Brandoville Studio telah tutup. Sebelum setop beroperasi, studio game ini pernah terlibat dalam game Fight Night Champion, NBA Live 10, FIFA Soccer 10, dan FIFA 07.

 

2 dari 4 halaman

Bos Brandoville Studio Buka Perusahaan Baru?

Namun, kabar terbaru menyebutkan Cherry Lagi dan suaminya telah membuka studio game baru bernama Lailai Studios. Saat ini situs web LaiLai Studios sudah tidak dapat diakses.

Di media sosial, netizen membagikan berbagai tindakan ekstrem yang diduga diterapkan oleh pimpinan Brandoville Studio terhadap karyawan, termasuk:

  • Menampar diri sebanyak 100 kali dan harus direkam
  • Masuk kantor jam 2 pagi
  • Disumpah untuk taat pada semua perintah
  • THR ditahan
  • Gaji dipotong
  • Dipaksa pindah rumah
  • Dilarang berhubungan dengan keluarga
  • Tidak bisa cuti meski orangtua meninggal

Isu ini memicu perdebatan luas mengenai etika dalam manajemen studio game dan perlunya perlindungan yang lebih baik untuk pekerja di industri ini.

3 dari 4 halaman

Kasus Kekerasan Berbasis Gender Online Naik 4 Kali Lipat di 2024

Di sisi lain, internet dan media sosial dapat menjadi sarana munculnya tindakan kekerasan dan eksploitasi, terutama terhadap perempuan dan anak.

Berdasarkan data SAFEnet Indonesia, pada 2024 kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) di Indonesia naik empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Yaitu 118 kasus di triwulan I 2023 menjadi 480 kasus pada triwulan I 2024.

Terkait hal ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, korban KBGO pada rentang usia 18-25 tahun menjadi kelompok terbanyak. Yakni 272 kasus atau 57 persen dan diikuti anak-anak rentang usia di bawah 18 tahun dengan 123 kasus atau 26 persen.

“Kasus yang muncul terkait dengan pelecehan dan eksploitasi seksual perempuan maupun anak secara online hingga penyebaran konten intim non-konsensual merupakan salah satu bentuk KBGO yang mudah terjadi. Ini bisa dialami siapapun, tetapi sangat minim solusi yang berkeadilan,” kata Bintang mengutip keterangan resmi, Jumat (12/7/2024).

Guna merespons hal ini, KemenPPPA terus berupaya membangun sinergi dan kolaborasi untuk melindungi perempuan dan anak dari berbagai bentuk kekerasan di ranah daring.

“Menjadi penting untuk mendorong perempuan dan anak Indonesia agar lebih aware dalam memanfaatkan teknologi digital secara tepat. Perempuan dan anak yang telah dibekali dengan kemampuan literasi digital yang baik akan mampu melindungi diri sendiri dari berbagai kejahatan dunia digital,” katanya.

4 dari 4 halaman

Bangun Perlindungan Anak dan Perempuan di Ranah Daring

Dalam dialog interaktif di Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024, dilakukan penandatanganan piagam komitmen bersama. Piagam ini terkait sinergi, kolaborasi, dan aksi bersama untuk melindungi perempuan dan anak dari berbagai bentuk kekerasan di ranah daring.

Piagam ditandatangani oleh Menteri PPPA Bintang Puspayoga, Direktur Program dan Produksi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Mistam, perwakilan kementerian/lembaga, dunia usaha, komunitas, mitra pembangunan, akademisi, dan Forum Anak.

“Hari ini kembali kita membangun komitmen bersama melalui aksi kolaboratif multipihak untuk memperkuat berbagai upaya pencegahan sebagai hulu dalam memutus mata rantai terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.”

“Mari kita melakukan langkah-langkah yang nyata untuk melindungi perempuan dan anak dari kekerasan, khususnya di ranah daring,” tutur Bintang.