Liputan6.com, Jakarta - Dentsu baru saja merilis laporan Tren Media 2025 berjudul Year of Impact/Tahun yang Berdampak. Edisi ini, yang disusun oleh spesialis dari unit bisnis Dentsu, yakni Carat, Dentsu X, dan iProspect.
Mereka mengeksplorasi perubahan mendalam yang didorong oleh algoritma, kecerdasan buatan, serta dimensi baru keterlibatan konsumen yang diperkirakan membentuk lanskap media di tahun mendatang.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris Southampton vs Liverpool: Susah Payah Bungkam Penghuni Dasar Klasemen, The Reds Tinggalkan Manchester City
Gelandang Incaran Manchester United Kirim Sinyal Segera Pindah dari Bayern Munchen
Hasil Liga Inggris Manchester City vs Tottenham Hotspur: Dibantai 0-4, Rekor Kekalahan The Citizens Makin Panjang
Laporan ini menjelaskan bagaimana 2025 akan mengarah pada ekosistem media yang sepenuhnya dapat dijangkau, dapat dibeli, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Advertisement
Ini menandai pergeseran ke sebuah hal yang disebut Dentsu sebagai Era Algoritma Media.
Dengan lebih dari 40 halaman wawasan mendalam, laporan ini menggarisbawahi brand dapat memanfaatkan lingkungan media baru ini untuk mendorong dampak nyata dan pertumbuhan.
"Di Dentsu, kami sangat antusias tentang apa yang kami sebut Era Algoritma–di mana AI generatif dan personalisasi siap mendorong perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam cara merek/Brand berinteraksi dengan konsumen, menciptakan cara baru bagi merek untuk menarik perhatian konsumen dan membangun hubungan," tutur Chief Client Officer & Practice President Dentsu Media APAC Prerna Mehrotra dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (16/10/2024).
Menurut Prerna, Dentsu melihat media menjadi 100 persen dapat dijangkau, dapat dibeli, dan dapat dipertanggungjawabkan, menyoroti kebutuhan bagi pemasar memikirkan media dengan cara yang baru.
Mereka harus membangun strategi Media++ untuk menciptakan momen yang lebih berkesan dan personal, memanfaatkan ekonomi kreator, dan membangun ekosistem terhubung untuk mengidentifikasi ruang baru dalam pertumbuhan.
"Integrasi cepat AI di seluruh rantai nilai media telah mengubah cara merek/brand berinteraksi dengan konsumen, menandai awal dari Era Algoritma, di mana penciptaan nilai di dunia nyata bergerak melampaui eksperimen," tutur Global Practice President Media Dentsu Will Swayne.
Â
Tema Kunci yang Dorong Industri ke depan
Menurut laporan ini, tema kunci yang diperkirakan akan mendorong industri ke depan meliputi:
- AI Beralih dari Potensi ke Dampak Nyata
AI telah berkembang dari tren yang baru muncul menjadi kekuatan transformatif, menyatu dalam kehidupan sehari-hari dan merevolusi perencenaan media, pembuatan konten, dan interaksi konsumen.
Momen mikro yang dihasilkan AI serta munculnya personalisasi dinamis membuka pintu baru bagi merek yang membangun hubungan dalam dan bermakna dengan konsumen.
- Storytelling Memecahkan Gelembung Algoritma
Minat unik dan fandom yang dalam menjadi aset tak ternilai bagi merek atau brand yang ingin menonjol.
Storytelling akan menjadi alat utama bagi merek menavigasi ruang media yang kian didorong algoritma, menciptakan narasi yang berdampak di televisi terhubung dan platform digital.
Â
Advertisement
Tema Lain yang Akan Dorong Industri
- Ritel Mengubah Media
Media ritel terus tumbuh dengan laju dua digit, menawarkan pengiklan akses ke data pembeli yang tiada tara.
Dengan pemain kunci seperti Amazon, Walmart, di luar negeri dan bahkan industri keuangan yang memperluas kemampuan iklan mereka, perpaduan media ritel diperkirakan akan menjadi landasan strategi media.
- Pencarian Kualitas
Seiring investasi media meningkat, begitu pula permintaan akan keterlibatan lebih berkualitas.
Merek atau Brand harus memprioritaskan kemitraan strategis dan konten premium untuk menembus kebisingan, memastikan dana media mereka menghasilkan hasil segera dan ekuitas merek jangka panjang.
- Masa Depan yang Tidak Merata
Saat teknologi dan kebiasaan konsumsi media berkembang secara tidak merata di berbagai wilayah, merek perlu mengadopsi strategi yang sangat lokal.
Pembagian regulasi, ekonomi, dan teknologi sedang membentuk lanskap media global, dan merek harus siap untuk menavigasi kompleksitas ini.