Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto usai melantik 48 menteri di Kabinet Merah Putih, Senin (21/10/2024). Mantan jurnalis sekaligus politisi Golkar, Meutya Viada Hafid dilantik sebagai Menteri Komunikasi dan Digital atau sebelumnya adalah Menteri Komunikasi dan Informatika.
Jabatan Menkominfo sebelumnya dipegang oleh Budi Arie Setiadi kini menjadi Menteri Koperasi. Selain itu, nama Kementerian Komunikasi dan Informatika juga diubah menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital.
Baca Juga
Ketika baru menginjakkan kaki di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital, kepada wartawan Meutya Hafid, pun membeberkan alasan perubahan nama dari Kementerian Komunikasi dan Informatika menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital.
Advertisement
"Sata dibantu dua orang wakil menteri, kemudian saya akan ulangi lagi bahwa nama kementeriannya berubah (menjadi Kementerian Komdigi) untuk menjawab tantangan zaman," kata Meutya.
Mantan Ketua Komisi I DPR tersebut mengatakan, perubahan nama kementerian menjadi fokus sesuai arahan dari Presiden Prabowo yang akan menitikberatkan kepada digital.
"Jadi, nama komunikasi dan informatika berubah menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital, disingkatnya Komdigi," kata Meutya Hafid yang datang untuk Sertijab Menkomdigi didampingi oleh sang suami, Noer Fajrieansyah.
Beberapa menit setelah Meutya Hafid memasuki Kantor Komdigi, Menkominfo Budi Arie Setiadi beserta istri juga masuk untuk melakukan sertijab.
Budi mengatakan, semangat untuk digitalisasi di kementerian koperasi yang akan dipimpinnya membuatnya nanti juga akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital.
"Yang penting kita bersatu dan bergerak bersama-sama untuk kemajuan Indonesia. Yang pasti bu Menteri sudah katakan, bu Menteri akan melanjutkan pemberantasan judi online karena judi online ini adalah kegiatan yang menghancurkan ekonomi Indonesia," kata Budi Arie Setiadi terkait tugas Meutya Hafid.
Profil Meutya Hafid
Lebih lanjut, Meutya Hafid ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Komunikasi dan Digital dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.
Sebelumnya, di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), kementerian tersebut bernama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Dalam hal ini Meutya Hafid menggantikan posisi Budi Arie Setiadi.
Lantas, seperti apa profil Meutya Hafid dan rekam jejaknya selama menjalani karier di dunia politik?
Perempuan kelahiran 3 Mei 1978 ini menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI periode 2019-2024 (berasal dari daerah pemilihan Sumatra Utara I).
Meutya Hafid kembali terpilih sebagai anggota DPR RI untuk periode 2024-2029 di dapil yang sama. Ini merupakan ketiga kalinya perempuan asal Bandung itu terpilih menjadi anggota DPR.
Ia terpilih setelah pertama kali menjabat melalui mekanisme pergantian antarwaktu (PAW) menggantikan Burhanuddin Napitupulu yang meninggal pada 2010. Demikian sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (20/10/2024).
Sebagai Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid menangani bidang luar negeri, pertahanan, komunikasi dan informatika, serta intelijen.
Advertisement
Pengalaman Panjang sebagai Jurnalis
Sebelumnya, Meutya Hafid memiliki pengalaman panjang sebagai jurnalis televisi. Ia mulai dikenal publik setelah insiden penyanderaan di Irak pada 2005 bersama seorang kamerawan.
Meutya memutuskan untuk berkarier di dunia politik dengan bergabung bersama Partai Golkar pada 2009 sebagai Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Utara I.
Ia terus meraih keberhasilan dan terpilih kembali pada beberapa periode berikutnya.
Memperjuangkan Isu-Isu Gender
Sebagai seorang politisi, Meutya Hafid berperan penting dalam meningkatkan keterwakilan perempuan di parlemen dan memperjuangkan isu-isu gender.
Ia menjadi salah satu suara utama dalam advokasi hak-hak perempuan dan anak, serta mendukung peran yang lebih besar bagi perempuan di berbagai sektor, termasuk politik.
Meutya menempuh pendidikan dasar dan menengah di Jakarta, lalu melanjutkan SMA di Crescent Girl’s School, Singapura, lulus pada 1997.
Ia kemudian melanjutkan studi di Universitas New South Wales, Australia, dan meraih gelar sarjana pada 2001. Kemudian, pada 2018, ia menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Indonesia.
Advertisement