Liputan6.com, Jakarta - Tesla adalah salah satu produsen kendaraan listrik terbesar di dunia. Namun, harga mobil listrik yang ditawarkan terbilang lebih mahal dibanding model berbahan bakar bensin.
Mobil termurah yang dijualnya saat ini adalah USD 42.490 atau sekitar Rp 662 juta (sebelum subsidi), dan harga awal rata-rata untuk model 2024 lebih dari USD 63.000 atau sekitar Rp 982 juta.
Baca Juga
Kabar baiknya, dalam laporan kuartal ketiganya, Tesla mengungkapkan sedang melakukan persiapan untuk menawarkan kendaraan baru dengan harga lebih murah (mobil listrik murah).
Advertisement
Biaya pokok penjualan per kendaraan pembuat kendaraan listrik itu juga turun ke level terendah di angka USD 35.100 atau sekitar Rp 547 juta.
"Rencana untuk kendaraan baru, termasuk model yang lebih terjangkau, tetap sesuai rencana untuk memulai produksi pada paruh pertama 2025," demikian bunyi laporan itu, dikutip dari Engadget, Sabtu (26/10/2024).
"Kendaraan ini akan menggunakan aspek platform generasi berikutnya serta aspek platform kami saat ini dan akan dapat diproduksi di jalur produksi yang sama dengan jajaran kendaraan kami saat ini," perusahaan melanjutkan.
Di sisi lain, CEO Tesla Elon Musk mengatakan Cybercab berkapasitas dua penumoang akan tersedia untuk dibeli dengan harga lebih murah seharga USD 30.000 atau sekitar Rp 467 juta mulai tahun 2026.
Pendapatan Bersih Tesla
Kejutan lain dalam laporan Tesla, meskipun mengalami kemunduran seperti penarikan kembali Cybertruck kelima dan penyelidikan federal terhadap fitur Full Self-Driving pada kendaraan listriknya, kinerja Tesla pada kuartal ketiga terbilang cukup kuat.
Pendapatan bersih produsen mobil itu naik 8 persen menjadi USD 2,51 miliar dan penjualan naik 2 persen dari tahun ke tahun.
Informasi tersebut bisa dibilang bisa sedikit menutupi rentetan empat kuartal yang gagal mencapai target pendapatan.
Advertisement
Tesla Model Y Juniper Bakal Diproduksi Secara Tertutup di Shanghai Gigafactory
Baru-baru ini, pecinta kendaraan listrik dikejutkan dengan sebuah berita bahwa pabrikan Tesla yang berada di China akan memproduksi model baru, yakni Tesla Y Juniper. Hal itu disampaikan oleh seorang blogger Tiongkok pada 19 Oktober.Â
Dirinya mengungkapkan bahwa Tesla akan mulai produksi secara tertutup di Shanghai Gigafactory pada 22 Oktober 2024, dengan target pembuatan 12 unit per hari.
Pada Februari lalu, jenama asal Amerika Serikat (AS)Â itu menjelaskan bahwa varian Y tidak akan mengalami penyegaran di Amerika Utara pada 2024.
Hal itu juga diperkuat oleh sang pemilik, Elon Musk, yang kerap kali membantah rumor soal peluncuran Tesla Model Y Juniper di media sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Namun, seorang blogger bernama SE Robinson Jr. membagikan sebuah gambar yang terlihat seperti model Juniper, yang tengah dikamuflasekan di jalan Palo Alto, California, AS.
Beredarnya kabar tersebut tentu belum bisa diyakini sepenuhnya, sampai secara resmi dikonfirmasi oleh Tesla.
Sebagai informasi, Shanghai Gigafactory adalah pabrikan pertama Tesla di luar negeri yang sudah meluncurkan tiga juta unit pada produksi awal bulan ini, dengan rata-rata satu kendaraan setiap 30 detik. Sementara itu, jumlah ekspornya sudah menyentuh satu juta kendaraan.
Dalam hal kecepatan produksi, Tesla mengakui bahwa untuk mencapai satu juta kendaraan membutuhkan waktu 32 bulan. Kemudian, dari dua juta ke tiga juta hanya memakan waktu 13 bulan.
Sementara pada September lalu, Tesla Model Y tercatat telah menjual 48.202 unit di pasar Tiongkok, meningkat 16,35 persen setiap tahunnya dan 6,34 persen setiap bulannya.
Dibandingkan Agustus, penjualannya meningkat sebanyak 2.872 unit, yang membuatnya menduduki posisi teratas di pasar SUV.
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Advertisement