Sukses

Apple Uji Coba Aplikasi Pemantau Kadar Gula Darah Tanpa Jarum

Apple sedang menguji aplikasi pemantau gula darah non-invasif yang dapat membantu pengguna mengelola risiko diabetes tanpa jarum atau sampel darah.

Liputan6.com, Jakarta - Apple semakin serius dalam memperluas inovasi teknologi mereka di sektor kesehatan dan kebugaran, khususnya melalui lini produk smartwatch dan aplikasi kesehatan.

Dalam laporan terbaru Bloomberg, Apple rumornya sedang mengembangkan terobosan besar tentang fitur pemantau gula darah di lini produk mereka.

Disebutkan, teknologi baru Apple ini menggunakan sensor canggih mampu melacak kadar glukosa darah tanpa perlu menusuk kulit dan mengambil sampel darah secara langsung.

Jika berhasil, fitur ini akan memberikan cara jauh lebih nyaman dan non-invasif bagi pengguna untuk memantau kesehatan mereka.

Inovasi Kesehatan Konsisten di Apple

Selama beberapa tahun terakhir, Apple memang terus menambah fitur kesehatan pada perangkatnya. Mulai dari elektrokardiogram (EKG) bisa merekam aktivitas detak jantung.

Tak hanya itu, perusahaan berbasis di Cupertino tersebut juga memperkenalkan teknologi apnea tidur dan alat bantu dengar terintegrasi di AirPods Pro 2.

Mengutip laporan Bloomberg, Senin (28/10/2024), Apple telah melakukan uji coba aplikasi pemantau gula darah ini secara internal.

Rumornya, beberapa karyawan Apple disebut telah menyelesaikan tahap awal uji coba, menandakan fitur ini siap diuji lebih lanjut dan meluncur ke pengguna tahun depan.

Jika fitur ini berhasil dikembangkan dan dirilis, Apple berharap dapat mendukung mereka yang berisiko pradiabetes atau diabetes Tipe 2. Tak hanya itu, aplikasi ini juga dirancang untuk membantu pengguna dalam mengelola daya hidup sehat.

Pengguna nantinya bisa mencatat makanan yang dikonsumsi, serta mendapat rekomendasi diet untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan terhindar dari lonjakan saat beraktivitas sehari-hari.

2 dari 4 halaman

Apple bakal Kasih Rp 15,7 Miliar Bagi yang Bisa Bobol Private Cloud AI

Ilustrasi: Selain menjadi toko ritel pertama di Asia Tenggara, Apple Store ini juga menjadi toko pertama yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan (sumber : bgr.com)

Apple akan meluncurkan layanan cloud AI terbarunya, yaitu Private Cloud Compute. Demi memastikan layanan ini tetap aman, Apple menawarkan hadiah hingga USD 1 juta atau setara dengan Rp 15,7 miliar buat para peneliti keamanan yang bisa menemukan celah atau kerentanan di sistem tersebut.

Lewat blog resminya, Apple mengungkapkan akan memberikan hadiah maksimal USD 1 juta untuk siapa saja yang bisa melaporkan eksploitasi yang memungkinkan kode berbahaya berjalan dari jarak jauh di server Private Cloud Compute. 

Dikutip dari TechCrunch, Senin (28/10/2024), ada juga hadiah hingga USD 250 ribu atau sekitar Rp 3,5 miliar bagi mereka yang berhasil menemukan cara mencuri informasi sensitif pengguna atau data prompts yang dikirimkan pelanggan ke AI cloud.

3 dari 4 halaman

Hadiah Tambahan untuk Eksploitasi Lain

<p>Apple Store di Taipei, Taiwan. (Liputan6.com/ Yuslianson)</p>

Apple tidak hanya fokus pada eksploitasi tertentu. Mereka juga bakal mempertimbangkan celah keamanan lain yang berdampak besar.

Misalnya, ada hadiah hingga USD 150 ribu yang setara dengan Rp 2,3 miliar untuk eksploitasi yang bisa mengakses data sensitif lewat jaringan dengan akses istimewa.

“Kami akan memberikan hadiah maksimal untuk kerentanan yang bisa mengancam data pengguna atau data permintaan di luar batas keamanan Private Cloud Compute,” tulis Apple dalam pernyataannya.

Perluasan Program Bug Bounty Apple  

Ini adalah bagian dari program bug bounty Apple, di mana perusahaan memberi hadiah finansial buat peneliti atau peretas yang melaporkan kerentanan secara privat. 

Tujuannya? Tentu supaya celah ini bisa ditutup sebelum disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.  

Beberapa tahun terakhir, Apple memang serius meningkatkan keamanan. Mereka bahkan merilis iPhone khusus untuk peneliti yang dirancang supaya bisa diretas, semua demi memperkuat sistemnya, terutama karena iPhone sering jadi sasaran pembuat spyware. 

4 dari 4 halaman

Keamanan dan Privasi di Private Cloud Compute

CEO Apple Tim Cook bersama Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menkominfo Budi Arie Setiadi usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 17 April 2024. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Apple juga berbagi detail tentang keamanan layanan ini lewat blog mereka, termasuk dokumentasi dan kode sumber. Private Cloud Compute sendiri jadi perpanjangan dari model AI di perangkat pengguna, disebut Apple Intelligence. 

Dengan layanan ini, tugas-tugas AI yang lebih berat bisa ditangani tanpa harus mengorbankan privasi pengguna.

Apple menegaskan bahwa layanan cloud ini dirancang dengan fokus penuh pada privasi, jadi data pelanggan tetap aman walau diproses di luar perangkat.

Kapan Private Cloud Compute Dirilis?  

Rencananya, Private Cloud Compute bakal resmi meluncur minggu depan. Buat para peneliti keamanan yang ingin ikutan program ini, siap-siap aja! 

Ada peluang buat bantu Apple sekaligus dapat hadiah besar.

Video Terkini