Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim tidak dimungkiri menjadi salah satu tantangan global yang dihadapi manusia saat ini, tak terkecuali di Indonesia. Berdasarkan laporan NDC Indonesia pada 2016, perubahan iklim dapat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, yang saat ini mencapai 80 persen dari total bencana yang terjadi di Indonesia.
Selain itu, berdasarkan laporan Roadmap NDC Indonesia di 2020, akibat perubahan iklim, potensi kerugian ekonomi Indonesia bisa mencapai 0,66 persen hingga 3,45 persen dari PDB pada 2030. Perubahan iklim juga membawa sejumlah risiko, seperti kelangkaan air, kerusakan ekosistem darat, penurunan kualitas kesehatan, hingga kelangkaan pangan.
Baca Juga
Perubahan iklim sendiri saat ini menjadi salah satu tantangan dari tiga krisis planet Bumi (triple planetary crisis). Selain itu, ada pula polusi dan kehilangan biodiversitas menjadi hal lain yang tidak kalah penting untuk menjadi perhatian manusia.
Advertisement
Dengan keadaan tersebut, adopsi ekonomi sirkular pun disebut menjadi langkah strategis yang bisa dilakukan untuk meminimalkan dampak dari krisis. Untuk mendorong potensi ekonomi sirkular, Blibli Tiket Action sebagai program keberlanjutan dari ekosistem Blibli Tiket bersama Ecoxyztem sebagai venture builder yang mendukung pertumbuhan ecopreneurs kembali menggelar Langkah Membumi Festival.
"Bersama Ecoxyztem, kami konsisten menghadirkan ruang bagi masyarakat untuk berinteraksi, bereksplorasi, dan berkolaborasi dalam mengenal solusi iklim dengan cara yang membumi," tutur COO & Co-Founder Blibli Lisa Widodo saat Langkah Membumi Festival tahun ini.Â
Kali ini, program terebut diadakan di Senayan Park, Jakarta pada 2 dan 3 November 2024. Membawa tema 'CollaborAction for the Earth', festival ini dirancang sebagai melting-pot untuk para pemangku kepentingan saling berinteraksi, bereksplorasi, dan berkolaborasi untuk mengelola gagasan serta solusi berkelanjutan.
Tidak hanya itu, Langkah Membumi Festival 2024 ini juga sejalan dengan Peta Jalan Ekonomi Sirkular Bappenas, terutama dalam hal komunikasi. Sebab, praktik ekonomi sirkular memang perlu melibatkan penyampaian informasi, pendidikan, hingga keterlibatan aktif pemangku kepentingan.
Oleh sebab itu, Langkah Membumi Festival hadir dengan sejumlah talk show yang membahas isu-isu keberlanjutan sebagai sorotan utama. Tidak hanya itu, ada pula beberapa workshop yang bisa diikuti para peserta, mulai dari Upcycled Plastic Pouch, Demystifying B Certification, hingga kelas membuat terrarium bersama Terramori.
"Festival ini menjadi katalis yang mempertemukan korporasi dengan solusi inovatif dan mitra strategis dalam mewujudkan rantai pasok yang berkelanjutan sesuai Peta Jalan Ekonomi Sirkular, guna mewujudkan komitmen pembangunan ekonomi yang lebih merata, hijau, dan berkelanjutan," tutur Direktur Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas Priyanto Rohmattullah yang hadir dalam acara tersebut.
Perkenalkan Potensi Green Jobs
Tidak sekadar sarana komunikasi, berbagai sesi tersebut sejalan pula dengan upaya peningkatan keterampilan dan kapasitas pelaku praktik ekonomi sirkular. Terlebih, berdasarkan Peta Jalan Ekonomi Sirkular Bappenas, teknologi dan inovasi sirkularitas yang kini beredar telah berkembang pesat.
Di samping itu, peningkatan kapasitas yang mendukung transisi lapangan kerja hijau (green jobs) menjadi sangat penting. Apalagi, mengutip situs Kementerian Tenaga Kerja, potensi pengembangan Green Jobs di Indonesia terletak pada keanekaragam EBT (Energi Baru Terbarukan).
Potensinya pun tersebar di berbagai sektor, mulai dari pertanian, kehutanan, hingga pariwisata. Beberapa penerapannya pun termasuk di antaranya pertanian organik, pengelolaan hutan lestari, serta pariwisata berkelanjutan.
Sebagai bentuk peningkatan partisipasi dan informasi pada publik, Langkah Membumi Festival 2024 juga menghadirkan pasar ecopreneurs yang menampilkan berbagai inovasi berkelanjutan yang dekat dengan operasional bisnis korporasi dan konsumsi pelanggan.
Selain itu, ada pula Green Jobs Corner yang memungkinkan pengunjung bertukar wawasan green skills yang dibutuhkan di industri industri, termasuk di antaranya melakukan drop CV hingga simulasi interview yang bekerja sama dengan Tanah Air Lestari.
Advertisement
Aksi Green Leadership
Menurut Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungah Hidup, dampak dari krisis planet memang sudah tidak bisa diabaikan. Karenanya, diperlukan langkah nyata dalam memperluas edukasi keberlanjutan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
"Langkah Membumi Festival memperlihatkan bagaimana green leadership dapat mengubah tantangan menjadi peluang. Festival ini membuka kesempatan belajar bagi masyarakat dalam mempraktikkan aksi-aksi keberlanjutan serta berkontribusi dalam menjaga kelestarian bumi, sekaligus mendorong generasi muda menggali potensi green jobs yang lebih luas," tuturnya.
Dalam gelaran ini, Blibli Tiket Action bersama Exoxyztem juga menggandeng Ecofren sebagai mitra pengelolaan sampah. Jadi, setiap limbah dari acara tidak akan berakhir di TPA (Tempat Pembuang Akhir).
Selain itu, event ini juga berkolaborasi dengan Life Cylce Indonesia sebagai konsultan keberlanjutan. Melalui kolaborasi ini, mereka bisa menghitung jejak karbon yang dihasilkan dari festival ini.
Lalu, ada pula CarbonEthics yang akan menangani penanaman mangrove hasil konversi dari lelang fashion daur ulang dalam festival ini. Seluruh hal itu dilakukan Langkah Membumi Festival untuk memastikan kalau event ini juga memiliki dampak positif pada lingkungan.