Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Republik Indonesia, bersama Microsoft resmi meluncurkan program ambisius ElevAIte Indonesia.
Inisiatif ini bertujuan untuk melatih 1 juta talenta di Tanah Air dalam keterampilan kecerdasan buatan (AI), memperkuat ekosistem digital nasional.
Baca Juga
Selain itu, kolaborasi ini juga bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi era transformasi teknologi.
Advertisement
Meningkatkan Kompetensi AI di Berbagai Sektor
ElevAIte Indonesia menggabungkan makna "elevate" dan "AI", menandakan upaya peningkatan kualitas SDM nasional melalui teknologi.
Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintahan, industri, institusi pendidikan, dan komunitas.
Dengan lima pilar utama, ElevAIte mencakup pelatihan AI untuk aparatur negara, integrasi AI di sekotr industri, pendidikan berbasis AI, hingga demokratisasi AI bagi seluruh lapisan masyarakat.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menekankan pentingnya pendekatan bijak dalam adopsi AI.
"Teknologi modern, seperti AI, menuntut kita semua, khususnya para pemimpin, untuk menjadi lebih bijak, sabar, dan akomodatif," kata Meutya, dalam keterangan resminya, Selasa (3/12/2024).
"Perkembangan AI memberikan peluang besar untuk meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga membawa tantangan harus dikelola dengan hati-hati,” ujarnya.
Guna mencapai target 1 juta pembekalan keterampilan AI bagi masyarakat Indonesia hingga tahun 2025 mendatang, implementasi ElevAIte Indonesia akan terbagi ke dalam lima pilar utama, dengan Biji-Biji Initiative dan Dicoding sebagai mitra pelatihan.
Lima Pilar Transformasi AI
- Kecakapan AI di Lembaga Pemerintah: Fokus pada pelatihan aparatur sipil negara dan penguatan layanan publik berbasis AI.
- Transformasi AI di Industri: Mempercepat adopsi AI di sektor UMKM hingga enterprise, menciptakan inovasi dan nilai ekonomi baru.
- AI dalam pendidikan: Mengintegrasikan keterampilan AI dalam kurikulum, melatih pendidik, dan mencetak developer masa depan.
- Peningkatan Keterampilan Komunitas: Menjangkau kelompok marginal seperti perempuan, penyandang disabilitas, dan daerah terpencil.
- Demokratisasi AI: Memastikan akses belajar AI bagi setiap individu, didukung platform AI Skills Navigator dari Microsoft.
Menjawab Tantangan Masa Depan
Dalam laporan Work Trend Index 2024 yang Microsoft dan LinkedIn keluarkan di awal tahun ini, 69 persen pemimpin di Indonesia menyatakan mereka tidak akan merekrut seseorang tanpa keterampilan AI.
Melalui ElevAIte Indonesia, generasi muda diharapkan siap menjawab kebutuhan ini dan membawa Indonesia menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, menegaskan pentingnya inisiatif ini.
"Transformasi AI bukan sekadar perubahan teknologi, melainkan transformasi nasional memberdayakan setiap talenta Indonesia," katanya.
Advertisement
Menuju Masa Depan Digital Inklusif
Rashvin Pal Singh, Group CEO Biji-biji Initiative mengatakan, “Selama dua tahun terakhir, kami telah banyak bekerja sama dengan Kemkomdigi dan Microsoft untuk menyelenggarakan program-program keterampilan AI."
Lewat program tersebut, Rashvin melihat secara langsung bagaimana sebagian peserta dapat memperoleh pekerjaan lebih baik, ataupun memiliki kehidupan lebih sejahtera.
"Kini, dengan adanya ElevAIte Indonesia, kami berharap dapat semakin memperluas kesuksesan ada, dengan pendekatan yang kian terintegrasi dan terukur,” katanya.
ElevAIte Indonesia Menandai Langkah Penting Menuju Ekosistem AI
Narenda Wicaksono, Chief Executive Officer, Dicoding mengatakan, “Sebagai platform edukasi teknologi, kami sadar bagaimana kapabilitas baru AI telah menjadi terobosan teknologi terbesar dalam beberapa tahun terakhir."
Narenda juga mengatakan, "telah menggunakan AI untuk melayani lebih dari 1 juta member dicoding. Kami percaya dengan keterampilan AI tepat, individu dan organisasi dapat menciptakan solusi inovatif berdampak positif bagi masyarakat, industri, maupun negara."
ElevAIte Indonesia menandai langkah penting menuju ekosistem AI nasional yang inklusif dan berdaya saing global.
Dengan kolaborasi lintas sektor, program ini tidak hanya meningkatkan kompetensi individu, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di panggung dunia.
Advertisement