Sukses

Waspada Ancaman Siber pada Aplikasi Travel Jelang Musim Liburan, Begini Cara Mencegahnya

Menjelang musim liburan, ancaman siber kerap pengintai para pengguna aplikasi travel, terlebih dengan meningkatnya Trojan perbankan yang canggih.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang musim liburan, biasanya ancaman siber pengintai para pengguna aplikasi travel atau pemesanan perjalanan, terutama dengan meningkatnya Trojan perbankan yang canggih.

Trojan seperti Blankbot dan Godfather menjadi momok yang mengintai pengguna, mencuri data sensitif, dan bahkan melakukan penipuan finansial.

Mobile App Security Evangelist di Appdome, Jan Sysman, menilai Trojan perbankan sering menggunakan taktik seperti serangan overlay, di mana pengguna diarahkan untuk memasukkan kredensial di antarmuka palsu yang menyerupai aplikasi asli.

"Jika dibiarkan, ancaman siber ini berpotensi mengakibatkan pencurian identitas dan kerugian finansial yang signifikan," ujar Jan melalui keterangannya, Selasa (10/12/2024).

Ia menekankan, kepercayaan konsumen adalah kunci utama dalam industri pariwisata saat ini. Maka dari itu, brand pariwisata harus terbuka dan transparan dalam mengungkap segala upaya yang dilakukan untuk menjaga keamanan pelanggan.

"Terutama di era digital seperti sekarang, di mana transaksi semakin banyak dilakukan secara online, kepercayaan ini menjadi semakin krusial," Jan menambahkan.

Namun, tantangan utama yang dihadapi pengembang aplikasi adalah tekanan untuk mempercepat pembaruan fitur, yang sering mengorbankan keamanan.

2 dari 3 halaman

Keamanan Komprehensif

Seiring maraknya ancaman siber, Jan menyerukan agar para pengembang aplikasi pemesanan perjalanan mengadopsi pendekatan keamanan yang lebih komprehensif.

Ia menyarankan beberapa langkah strategis untuk memperkuat pertahanan aplikasi. Antara lain pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) untuk otomatisasi sistem keamanan, serta penggunaan teknologi Runtime Application Self-Protection (RASP) untuk melindungi aplikasi saat berjalan.

Lalu, deteksi dini terhadap ancaman tingkat tinggi (rootkit) dan perlindungan terhadap serangan Man-in-the-Middle (MitM) yang kerap menargetkan data sensitif pengguna.

"Dengan mengimplementasikan solusi-solusi inovatif ini, aplikasi dapat memberikan perlindungan yang lebih tangguh dan memastikan pengalaman pengguna yang aman dan nyaman," Jan menuturkan.

Ia juga menekankan pentingnya memprioritaskan keamanan data pengguna di tengah meningkatnya ancaman siber.

"Melindungi data pengguna adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan menjaga reputasi merek," ia memungkaskan.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Video Terkini