Sukses

Kaleidoskop 2024: Perusahaan Teknologi Berlomba-lomba Kembangkan AI Generatif

Perkembangkan AI Generatif di 2024 tidak dimungkiri tumbuh secara signifikan, berikut sejumlah pencapaiannya sepanjang setahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang 2024, sejumlah perusahaan teknologi berlomba-lomba mengembangkan teknologi AI generatif. Banyak dari layanan tersebut kini mengalami perkembangan signifikan dalam setahun terakhir.

Salah satunya dilakukan oleh ChatGPT besutan OpenAI. Pada awal 2024, chatbot AI itu mengungkap kemampuannya untuk mengingat percakapan atau interaksi sebelumnya dengan pengguna, lalu memakainya untuk referensi dalam percakapan selanjutnya.

Hal ini berkat "memori digital" yang OpenAI perkenalkan. Jadi, teknologi tersebut memungkinkan chatbot OpenAI itu mengingat informasi tentang Anda dan percakapan saat interaksi.

Fitur memori digital ini bertujuan untuk membuat ChatGPT lebih personal dan ramah kepada pengguna, dan membuat seolah-olah sedang berbicara dengan teman atau kenalan.

Tidak hanya itu, OpenAI juga meluncurkan model AI yang mampu mengubah perintah teks menjadi video. Model AI tersebut diberi nama Sora.

OpenAI menyebut, Sora bisa menciptakan adegan realistis dan imaginatif dari perintah teks. Model teks-ke-video memungkinkan pengguna membuat video fotorealistik berdurasi hingga satu menit, semua berdasarkan perintah tertulis.

Lalu menjelang pertengahan tahun, OpenAI meluncurkan model baru dari GPT-4 buatan mereka, yakni GPT-4o, yang memiliki peningkatan luar biasa dalam kecepatan dan kemampuan pengenalan teks, visi, serta audio.

Dengan sejumlah pengembangan itu, pada September 2024, OpenAI mengungkap kalau ChatGPT telah dipakai oleh 200 juta pengguna aktif per minggu. Jumlah ini naik dua kali lipat dibandingkan pengguna ChatGPT pada pertengahan tahun lalu.

Kemudian di Oktober 2024, laporan terbaru menyebut kalau OpenAI telah mendapatkan pendanaan baru senilai USD 6,6 miliar. Dengan pendanaan baru ini, nilai perusahaan tersebut diperkirakan menyentuh USD 157 miliar.

 

2 dari 4 halaman

Microsoft Copilot

Selain OpenAI, Microsoft juga terus mengembangkan layanan Copilot. Mengawali tahun ini, perusahaan tersebut merilis aplikasi Copilot untuk platform Android dan iOS.

Dengan aplikasi ini, pengguna perangkat Android dan iOS dapat menuliskan prompt atau perintah untuk mengajukan pertanyaan, meringkas teks, membuat draf email, blog, bahkan membuat gambar berkat teknologi DALL-E 3.

Untuk mendorong pemanfaatan Copilot, Microsoft juga menghadirkan tombol khusus untuk akses chatbot tersebut di PC atau laptop terbaru. Ini merupakan perubahan besar pertama yang dilakukan Microsoft pada keyboard PC Windows dalam tiga dekade terakhir.

Mengawali tahun ini pula, Microsoft mengumumkan kehadiran Copilot Pro untuk konsumen biasa. Seperti namanya, ini merupakan layanan berbayar bagi konsumen yang merasakan pengalaman Copilot secara lebih lengkap.

Menurut CEO Microsoft Satya Nadella pula, Copilot telah diterima dengan baik oleh para pengguna. Data Februari 2024 mencatat kalau Copilot telah digunakan di lebih dari 75 juta perangkat di seluruh dunia.

Nadella mengungkap, adopsi yang cepat terhadap Copilot memperlihatkan pengaruh kecerdasan buatan dalam mengubah cara kerja manusia.

Kemudian di pertengahan tahun, Microsoft mengubah tampilan Copilot di Windows 11, membuatnya makin mirip dengan ChatGPT. Tampilan baru ini mengadopsi menu di sebelah kiri yang berisi riwayat obrolan.

Selain itu, jendela aplikasi Copilot juga diperbarui, sehingga kini dapat diatur posisinya, tak seperti versi terdahulu yang menempatkan Copilot berada di sisi kanan desktop.

Tak hanya itu, ikon aplikasi Copilot kini juga muncul di bilah taskbar Windows 11, membuatnya makin gampang diakses. Lalu, chatbot ini juga menyambangi aplikasi chatting seperti Telegram dan WhatsApp.

 

3 dari 4 halaman

Gemini dari Google

Tak mau ketinggalan, Google pun mengumumkan kehadiran Gemini. Ini merupakan nama pengganti Bard yang sebelumnya digunakan untuk chatbot perusahaan tersebut.

Menyusul perubahan tersebut, Google juga merilis aplikasi Gemini khusus untuk perangkat Android, sekaligus melebur fitur Duet AI di Google Workspace menjadi Gemini.

Menurut CEO Google Sundar Pichai, dalam unggahan di blog perusahaan, perubahan ini dilakukan sebagai bentuk penyederhanaan.

"Bard telah menjadi cara terbaik bagi orang-orang untuk merasakan langsung model AI kami paling mumpuni. Untuk mencerminkan teknologi canggih pada intinya, Bard sekarang akan disebut Gemini," tulis Sundar.

Lalu di event Google I/O, perusahaan juga mengumumkan integrasi Gemini ke Google Messages. Lewat integrasi ini, pengguna dapat meminta chatbot ini menyusun pesan, bertukar pikiran, hingga merencanakan acara.

Google juga mengintegrasikan Gemini ke layanan Google lainnya, seperti Google Docs, Maps, dan YouTube.

Di Agustus 2024, perusahaan turut menghadirkan aplikasi Gemini Live bersama dengan peluncuran Google Pixel 9. Secara garis besar, aplikasi ini tidak berbeda dari Gemini, tapi pengguna mengaksesnya lewat suara.

"Gemini Live menawarkan pengalaman percakapan mobile yang memungkinkan Anda berbincang dengan Gemini," tulis Google. Untuk menghadirkan pengalaman lebih natural, ada 10 pilihan suara yang bisa dipilih pengguna.

Tidak hanya di Android, Google juga memboyong Gemini ke platform iOS. Pada November 2024, perusahaan merilis aplikasi Gemini untuk perangkat iOS secara global.

Menutup akhir 2024, Google pun meluncurkan model pertama dari rangkaian model Gemini 2.0 yakni Gemini 2.0 Flash.

Model ini disebut meneruskan kesuksesan Gemini 1.5 Flash yang menawarkan performa lebih baik dan waktu respons yang sama cepatnya.

Bahkan, Google menjelaskan Gemini 2.0 Flash mampu mengalahkan performa 1.5 Pro dalam beberapa metrik penting, mengingat model ini memiliki kecepatan dua kali lebih tinggi.

 

4 dari 4 halaman

Meta AI dan Grok

Tren pengembangan AI pun dilakukan oleh sejumlah perusahaan media sosial seperti Meta dan X. Sebagai contoh, Meta telah mengintegrasikan layanan Meta AI ke sejumlah platform miliknya, seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram.

Menjelang akhir 2024, layanan Meta AI pun bisa diakses oleh pengguna di Indonesia. Meta AI merupakan chatbot besutan Meta. Chatbot ini bisa menjadi rekan berbincang penggunanya.

Tidak hanya bisa diajak mengobrol, Meta AI juga bisa menjadi asisten pribadi yang sangat membantu. Sebab, chatbot ini bisa membantu pengguna untuk menyusun jadwal hingga mencari resep makanan.

Meta AI juga bisa dimanfaatkan untuk mengenali objek di sekitar pengguna, termasuk mengedit gambar, bahkan membuat caption yang kreatif untuk kebutuhan di media sosial.

Selain Meta, X milik Elon Musk pun menghadirkan Grok untuk seluruh pelanggan premium mereka. Sebelumnya, akses chatbot AI Grok terbatas hanya untuk pelanggan premium plus X.

Grok yang digarap oleh xAI disebut sebagai AI yang "meniru Hitchhiker's Guide to the Galaxy, sehingga dimaksudkan untuk menjawab hampir semua hal dan, yang jauh lebih sulit, bahkan menyarankan pertanyaan apa yang harus diajukan!"

xAI mengatakan, Grok dirancang untuk menjawab pertanyaan dengan sedikit kecerdasan, dan punya sifat memberontak. Pada April 2024, xAI pun mengumumkan versi terbaru Grok yang disebut mampu memahami gambar.

Grok 1.5 ini adalah model multimodal generasi pertama xAI yang tidak hanya dapat merespons gambar dan unggahan tangkapan layar.

 

Untuk pengembangan Grok, Elon Musk pun mengungkapkan rencananya membangun super komputer baru.

Superkomputer ini rencananya akan dibuat menggunakan puluhan ribu chip GPU NVIDIA H100 dan biaya pembuatannya mencapai triliunan rupiah.

Video Terkini