Sukses

2024 Sandang Predikat Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

Tahun 2024 mencatat suhu terpanas dalam sejarah, memicu gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, badai, dan banjir.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2023 telah tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah. Namun, laporan terbaru menyebut kalau tahun ini juga akan memecahkan rekor tersebut, bahkan tidak sekadar peningkatan suhu, melainkan ada pula masalah lain.

Dikutip dari Engadget, Senin (30/12/2024), adapun laporan ini dirilis oleh WWA (World Weather Attribution). Dalam laporan itu disebutkan, suhu Bumi mengalami meningkat sekitar 34,34 Fahrenheit atau 1,1 Celcius.

Peningkatan suhu itu disebut dipengaruhi oleh aktivitas manusia dalam setahun terakhir yang telah memicu gelombang panas berlebihan, kekeringan, kebakaran hutan, badai, serta banjir.

WWA memperkirakan perubahan iklim bertanggung jawab atas setidaknya 3.700 kematian dan 26 peristiwa cuaca ekstrem pada 2024 yang menyebabkan jutaan orang mengungsi.

Tidak hanya itu, WWA juga menemukan kalau perubahan iklim memainkan peran dalam memicu peristiwa-peristiwa alam, termasuk salah satu kekeringan paling bersejarah di Amazon.

Dijelaskan pula, perubahan iklim menambah rata-rata 41 hari dengan panas berbahaya serta memicu curah hujan tinggi yang berakibat banjir di banyak wilayah.

Laporan ini juga mempelajari 16 banjir yang terjadi di sepanjang tahun ini. Hasilnya, 15 banjir itu terjadi karena atmosfer yang memanas dan menahan lebih banyak uap air, sehingga mengakibatkan curah hujan lebih deras.

Kondisi iklim ini juga memicu badai dan topan yang lebih besar serta mematikan, seperti Badai Helene yang melanda Amerika Serikat pada September tahun ini.

2 dari 4 halaman

Dampak Perubahan Iklim di 2024

Dua ekosistem terpenting juga disebut merasakan dampak luar biasa dari perubahan iklim pada 2024. Menurut laporan WWA, hutan hujan Amazon dan lahan basah Pantanal diketahui mengalami kekeringan parah serta kebakaran hutan.

Peristiwa tersebut sangat mengagetkan, karena keduanya merupakan wilayah penting untuk menjaga ekosistem Bumi, iklim, dan ekonomi.

Untuk diketahui, tanaman di Amazon memiliki fungsi menyerap karbon dioksida dari atmosfer, serta lahan basah Pantanal menampung puluhan ribu spesies satwa liar.

Laporan ini juga menetapkan beberapa resolusi untuk tahun 2025 guna melawan pengaruh perubahan iklim yang meningkat.

Beberapa di antaranya adalah menyerukan pergeseran lebih cepat dari pemakaian bahan bakar fosil, perbaikan sistem peringatan dini untuk cuaca ekstrem, serta fokus lebih besar pada pelaporan kematian terkait panas.

3 dari 4 halaman

NASA: 2023 Cetak Rekor Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

Awal tahun ini, NASA telah mengumumkan laporan tahunannya mengenai suhu Bumi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam laporan ini, NASA mencatat soal perubahan suhu Bumi secara berkala.

Nah, dalam laporan kali ini, NASA mencatat kalau 2023 merupakan tahun terpanas yang pernah dicatat dalam sejarah, setidaknya sejak dimulainya pencatatan suhu Bumi pada 1880.

Mengutip informasi dari Engadget, Selasa (16/1/2024), dalam laporan tersebut, NASA mengungkap kalau suhu Bumi pada tahun lalu lebih tinggi 1,2 derajat Celcius, dari rata-rata penghitungan dasar di tahun 1951 hingga 1980.

NASA mencatat, kenaikan suhu ini dirasakan oleh miliaran orang di Bumi, dan kebanyakan dari mereka juga merasakan panah ekstrem di tahun lalu.

Selain itu, dari catatan badan antariksa Amerika Serikat tersebut, setiap bulan dari Juni hingga Desember 2023, suhu Bumi terus meningkat.

Suhu Bumi terpanas tercatat pada Juli 2023. Sementara secara keseluruhan, suhu Bumi kini naik sekitar 1,4 derajat Celcius sejak dilakukan pencatatan pada 1880.

 

4 dari 4 halaman

Belum Pernah Terjadi

Menurut Direktur GISS (Godddard Institute for Space Studies) NASA Gavin Schmidt, peningkatan suhu yang terjadi sekarang belum pernah tercatat sepanjang sejarah manusia.

"Kondisi ini disebabkan terutama karena emisi bahan bakar fosil, dan kita melihat dampaknya dalam bentuk gelombang panas, curah hujan yang lebat, dan banjir di wilayah pesisir," tuturnya.

Meski saat ini, bukti menunjukkan perubahan suhu Bumi banyak disebabkan oleh aktivitas manusia, NASA juga masih mempertimbangkan beberapa fenomena alam lain yang bisa menjadi penyebab perubahan iklim tahunan.

Sebagai contoh, El Nino, aerosol dan polusi, serta letusan gunung berapi.

Untuk diketahui, kenaikan suhu Bumi sendiri bukan hanya terjadi pada 2023. Sejak 10 tahun terakhir, suhu Bumi memang berturut-turut masuk rekor terpanas.

Kondisi ini pun diprediksi tidak akan banyak berubah. Bahkan, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) Amerika Serikat memprediksi ada kemungkinan kenaikan suhu Bumi ini juga akan terjadi di 2024. 

 

Video Terkini