Sukses

Hacker China Retas Departemen Keuangan AS, Apa Saja Data yang Dibobol?

Serangan yang diduga kuat dilakukan oleh Hacker China ke Departemen Keuangan AS ini dikategorikan sebagai insiden keamanan siber yang besar.

Liputan6.com, Jakarta - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) menjadi target serangan siber yang mengakibatkan akses ke dokumen dan workstation internal.

Menurut laporan The New York Times, dikutip dari Engadget, Rabu (1/1/2025), serangan ini diduga kuat didalangi oleh aktor Advanced Persistent Threat (APT) yang disponsori oleh China.

Serangan ke Departemen Keuangan AS ini bahkan dikategorikan sebagai insiden keamanan siber yang besar.

Berdasarkan surat yang dibagikan Departemen Keuangan kepada anggota parlemen (melalui TechCrunch), pejabat AS menyadari adanya masalah ini pada 8 Desember 2024.

Pemicunya adalah laporan dari BeyondTrust, perusahaan perangkat lunak pihak ketiga, yang menginformasikan bahwa kunci keamanan yang digunakan untuk memberikan dukungan teknis telah disalahgunakan kelompok hacker China untuk mengakses workstation dan dokumen yang tidak diklasifikasikan.

Departemen Keuangan menyatakan telah bekerja sama dengan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency/CISA) serta FBI untuk menyelidiki secara menyeluruh dampak pelanggaran data ini.

Namun, hingga saat ini belum ada informasi resmi mengenai berapa lama file dan workstation tersebut diakses, maupun data spesifik apa saja yang berhasil dibobol oleh hacker.

 

2 dari 5 halaman

Hacker Intip SMS Politisi hingga Pejabat

Serangan siber ini menyusul insiden serupa yang menimpa operator telekomunikasi AS pada Oktober 2024. Serangan tersebut dilakukan oleh kelompok peretas China yang dikenal sebagai "Salt Typhoon".

Para penyerang berhasil mengakses pesan SMS yang tidak terenkripsi dan log panggilan politisi, pejabat pemerintah, dan pihak lainnya selama berbulan-bulan sebelum pelanggaran tersebut terdeteksi.

3 dari 5 halaman

Hacker China Diduga Sadap Ribuan Warga AS Lewat Peretasan Operator Seluler

Sebelumnya, kelompok mata-mata berbahaya asal China telah meretas sejumlah operator seluler di Amerika Serikat (AS)

Rincian baru terus bermunculan tentang peretasan oleh kelompok yang terkait dengan China yang menargetkan pejabat dan staf kampanye AS.

Terkini, laporan The Wall Street Journal, sebagaimana dikutip dari Engadget, Jumat (8/11/2024), mengungkap bahwa akses peretas bahkan lebih besar dari yang dilaporkan sebelumnya, di mana ribuan warga AS mungkin telah terpengaruh.

Minggu lalu, The New York Times melaporkan penyelidik FBI menduga log panggilan dan pesan SMS telah diakses oleh kelompok hacker China, yang dikenal sebagai 'Salt Typhoon'.

Kelompok tersebut dilaporkan menargetkan telepon diplomat dan pejabat pemerintah, serta orang-orang yang terkait dengan kedua kampanye presiden.

Sekarang, The Wall Street Journal melaporkan bahwa peretas, yang diduga bekerja untuk badan intelijen China, menghabiskan "delapan bulan atau lebih" di infrastruktur operator seluler AS, mungkin telah meraup data ribuan orang yang menjadi target.

4 dari 5 halaman

Peretas Mengksploitasi Router

Jurnal tersebut mengonfirmasi laporan sebelumnya bahwa para peretas membatasi target mereka pada sejumlah tokoh politik dan keamanan nasional terpilih yang bernilai tinggi.

Namun, para peretas, yang dilaporkan mengeksploitasi router yang digunakan oleh perusahaan telekomunikasi, memiliki kemampuan untuk mengakses data telepon hampir semua orang Amerika yang menjadi pelanggan operator yang diretas kelompok itu.

Operator seluler yang diduga terdampak adalah AT&T dan Verizon. Namun sayangnya, kedua perusahaan itu menolak untuk berkomentar.Advertisement

5 dari 5 halaman

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Video Terkini