Sukses

Telegram Luncurkan Sistem Verifikasi Akun Pihak Ketiga dan Filter Pencarian Baru, Apa Faedahnya?

Telegram memperkenalkan sistem verifikasi akun pihak ketiga yang baru sebagai bagian dari pembaruan aplikasi.

Liputan6.com, Jakarta - Telegram memperkenalkan sistem verifikasi akun pihak ketiga yang baru sebagai bagian dari pembaruan aplikasi.

Inovasi ini bertujuan untuk memungkinkan tokoh publik atau perusahaan yang telah diverifikasi oleh Telegram untuk memverifikasi pihak lain, misalnya karyawan dalam organisasi tersebut. Demikian diumumkan perusahaan dalam sebuah unggahan blog.

"Platform desentralisasi untuk verifikasi tambahan ini akan membantu mencegah penipuan dan mengurangi misinformasi--dengan solusi proaktif unik yang menetapkan standar keamanan baru untuk platform sosial," tulis Telegram, dikutip dari Engadget, Minggu (5/1/2025).

Pengguna Telegram (individu atau grup) yang ingin memverifikasi pihak lain harus memiliki bot resmi yang telah diverifikasi oleh Telegram. Setelah itu, mereka dapat mengajukan permohonan untuk menjadi pihak ketiga yang memverifikasi di Telegram.

Mereka juga diwajibkan memiliki ikon unik (sederhana dan minimalis dalam warna solid) yang akan muncul di sebelah nama akun yang mereka verifikasi.

Setiap akun yang diverifikasi dengan cara ini akan memiliki logo tersebut di sebelah namanya. Ketika membuka profil, juga akan muncul penjelasan rinci tentang status tersebut dan artinya.

Aplikasi Telegram menekankan bahwa jenis verifikasi ini "sepenuhnya terpisah" dari verifikasi internal, dan memberikan rincian lebih lanjut dalam sebuah panduan.

 

2 dari 4 halaman

Filter Pencarian Baru

Selain sistem verifikasi baru, Telegram juga memperkenalkan filter pencarian baru yang memungkinkan pengguna mempersempit daftar hasil hanya dari obrolan pribadi, obrolan grup, atau channel.

Aplikasi ini juga menambahkan emoji khusus untuk nama folder, reaksi untuk pesan layanan, dan kemampuan untuk meningkatkan hadiah menjadi NFT.

Perusahaan juga mengumumkan bahwa mereka mencapai profitabilitas untuk pertama kalinya berkat fitur monetisasi seperti langganan Premium, iklan, Telegram Stars, dan lainnya.

Meskipun demikian, Telegram juga menghadapi tantangan. Pada Agustus 2024, sang pendiri Pavel Durov, ditangkap atas tuduhan bahwa perusahaan belum cukup berupaya menghentikan aktivitas ilegal di aplikasi tersebut.

3 dari 4 halaman

Pavel Durov Sebut Telegram Kini Mulai Untung

Pendiri Telegram, Pavel Durov, menyebut bahwa perusahaannya itu mulai untung. Durov mengatakan, aplikasi chatting Telegram membukukan total pendapatan lebih dari USD 1 miliar di tahun 2024.

Mengutip Tech Crunch, Selasa (24/12/2024), Telegram diketahui meluncurkan layanan premium berlangganannya pada 2022. Kini, Telegram tercatat memiliki 12 juta pelanggan berbayar.

Durov juga mengatakan, aplikasi Telegram menyelesaikan tahun 2024 dengan mendapatkan USD 500 juta dalam bentuk cadangan kas, tanpa menghitung aset kriptonya.

CEO Telegram ini juga mengatakan, perusahaan sudah melunasi sejumlah besar obligasi utangnya pada musim gugur ini.

"Selama empat tahun terakhir, Telegram telah menerbitkan sekitar USD 2 miliar dalam bentuk utang. Kami telah melunasi sebagian besar utang tersebut pada musim gugur ini, memanfaatkan harga obligasi Telegram yang menguntungkan. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," kata Durov dalam unggahan di X alias Twitter.

Dalam wawancara dengan Financial Times awal tahun ini, CEO Telegram Pavel Durov menyebut, perusahaan akan mencapai profitabilitas pada 2025. Selanjutnya, Telegram memiliki rencana untuk go public di masa mendatang.

Saat ini Telegram tercatat memiliki 950 juta pengguna aktif bulanan. Telegram juga memiliki fitur-fitur untuk mendukung bisnis, menambahkan layanan bagi hasil iklan, memungkinkan para pembuat konten untuk mendapatkan uang via konten berbayar di dalam channel, hingga meluncurkan toko aplikasi mini.

4 dari 4 halaman

Infografis Journal_Fakta Tren Istilah Healing Bagi Pengguna Media Sosial

Video Terkini