Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, mengungkap telah bertemu Nick Amman, Vice President of Global Policy Apple.
Dalam pertemuan tertutup tersebut, Rosan mengatakan telah ada kesepakatan investasi dengan Apple untuk membangun pabrik di Batam.
Baca Juga
"Pada intinya mereka berkomitmen penuh untuk pembangunan tahap pertama vendor AirTag senilai USD 1 miliar," ujar Rosan di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, sebagaimana dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, Rabu (8/1/2025).
Advertisement
Dia menjelaskan, nantinya 65 persen dari kebutuhan Apple AirTag global akan diprodukksi dari pabrik berdiri di Batam. Disebutkan, ini adalah langkah awal investasi Apple ke Indonesia dengan nilai sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 16 triliun.
"Rencana pembangunan pabrik Apple di Batam jadi satu langkah positif. Harapannya, ke depan bisa memboyong lebih banyak vendor untuk membangun pabrik di Tanah Air," ucapnya.
Rosan menambahkkan, lokasi pabrik telah ditentukan dan pembangunan akkan dimulai tahun ini. Targetnya, pabrik AirTag di Batam sudah rampung pada awal 2026 dan langsung mulai beroperasi.
"Tanahnya sudah mereka lihat, tadi saya juga sempat diberikan informasi tentang lokasi tersebut. Kalau dimulai sesuai rencana, awal tahun 2026 pabrik ini sudah selesai," ungkapnya.
Pabrik AirTag di Batam ini diharapkan menjadi langkah awal strategis untuk memperluas jejak investasi Apple, dan memuluskan rencana perusahaan untuk memenuhi syarat TKDN agar iPhone 16 series resmi dijual di Indonesia.
Tidak hanya itu, pembangunan pabrik Apple di Batam juga disebut-sebut berpotensi mengundang vendor-vendor lain untuk turut membangun fasilitas manufaktur di Tanah Air.
“Ini adalah yang pertama, dan berikutnya kita akan mengundang vendor-vendor lainnya. Harapannya, komitmen investasi Apple yang dimulai dengan USD 1 miliar ini bisa terus meningkat,” tutur Rosan optimis.
Menperin: Apple Harus Bangun Pabrik di Indonesia
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menilai, komitmen Apple untuk menggelotorkkan investasi sebesar USD 1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun di Indonesia masih belum cukup.
Agus sendiri menegaskan pentingnya Apple untuk membangun fasilitas produksi di Indonesia. Langkah soal investasi Apple ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja dan memberikan dampak ekonomi yang luas bagi masyarakat.
Hal ini disampaikan langsung ke Nick dalam negosiasi investasi yang berlangsung di Jakarta. Ia menekankan, isu investasi Apple telah menjadi sorotan masyarakat Indonesia.
"Isu Apple ini sudah menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Kami di Kemenperin melakukan negosiasi dengan Apple sebagai tugas kami, dan kami diawasi oleh masyarakat. Kami memahami perasaan dan harapan masyarakat harus dijaga," ujar Agus.
Menperin juga menekankan pentingnya Apple memanfaatkan komponen dalam negeri melalui regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
"Masyarakat mendukung kami agar regulasi TKDN tetap dijaga. Itu menjadi perhatian kami dalam negosiasi ini," tambahnya.
Advertisement
Prinsip Keadilan dalam Investasi Apple
Dalam pembahasan investasi, Agus menekankan empat prinsip keadilan yang harus dipenuhi oleh Apple:
- Nilai Investasi yang Adil: Investasi Apple di Indonesia harus sebanding dengan negara lain seperti Vietnam dan India.
- Komparasi dengan Produsen Lain: Agus membandingkan investasi Apple dengan produsen lain seperti Samsung, Huawei, dan Xiaomi yang sudah beroperasi di Indonesia.
- Nilai Tambah bagi Negara: Investasi harus menciptakan nilai tambah signifikan dan kontribusi terhadap pendapatan negara.
- Penciptaan Lapangan Kerja: Investasi Apple harus memberikan dampak nyata berupa penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.
"Job creation adalah poin yang sangat penting bagi kami," tegas Agus.
Proposal Investasi Rp 16 Triliun
Apple telah mengajukan proposal investasi senilai Rp 16 triliun untuk mendukung pengembangan industri teknologi di Indonesia.
Menperin menegaskan bahwa pemerintah ingin memastikan investasi tersebut memberikan dampak positif yang luas dan adil bagi masyarakat.
“Kami tidak menetapkan batas waktu untuk negosiasi ini. Kesepakatan bisa saja tercapai malam ini, besok, minggu depan, atau bahkan bulan depan,” ujar Agus.
Menurutnya, fleksibilitas waktu diperlukan untuk memastikan semua pihak mendapatkan hasil terbaik dari negosiasi tersebut.
Negosiasi antara Apple dan pemerintah Indonesia melibatkan diskusi teknis yang mendalam. Agus mengakui bahwa pertemuannya dengan Nick Amman hanya berlangsung singkat, dengan fokus pada poin-poin utama yang menjadi perhatian pemerintah.
Sementara itu, tim teknis Kemenperin terus berdiskusi dengan pihak Apple untuk mencapai kesepakatan. “Tim teknis saya, yang dipimpin oleh Dirjen ILMATE, saat ini sedang bertemu dengan Nick untuk melanjutkan negosiasi,” jelas Agus.
Advertisement