Liputan6.com, Jakarta - TikTok tengah ramai dengan tren video menggunakan efek velocity yang banyak dibuat oleh gen Z.
Jika dilihat dari video-video di TikTok dengan hashtag atau judul velocity, tren velocity yang dimaksud adalah video satu atau sekumpulan orang sedang berjoget dengan gerakan hanya di bagian tangan dan sedikit menggoyangkan tubuh.
Tren video dengan efek velocity ini ramai karena digunakan oleh para gen Z hingga generasi usia lainnya ketika sedang berbuka puasa bersama.
Advertisement
Tak hanya untuk berjoget pelan, sejumlah video apa pun yang diunggah dengan efek velocity yang bisa diterapkan oleh si pembuat video untuk diunggah ke TikTok.
Dengan efek velocity yang kini tengah viral, pembuat konten ingin menciptakan konten estetik dan dramatis karena efek slow motionnya.
Sekadar informasi, efek velocity adalah efek transisi yang memperlambat video (slow motion) atau mempercepat video pada frame tertentu. Tujuannya untuk menonjolkan sesuatu, termasuk tarian atau aksi tertentu.
Hampir sebulan setelah TikTok dilarang di Amerika Serikat, aplikasi video pendek besutan ByteDance ini kembali ke toko aplikasi App Store untuk iPhone dan perangkat Apple lainnya.
Cara Buat Video dengan Efek Velocity
Untuk ikutan tren ini, para pengguna TikTok menerapkan efek velocity di video mereka. Bagaimana caranya?
- Pertama buka aplikasi TikTok, lalu klik tombol (+) untuk membuat video atau menggunakan video yang sudah ada.
- Setelah rekam atau mengunggah video yang sudah ada, klik menu Edit.
- Pilih opsi Split dan tentukan rentang frame yang mau diberi efek velocity.
- Klik "Magic", kemudian pilih efek "Velocity" untuk diterapkan pada frame yang dipilih.
- Tambah audio yang sesuai, untuk membuat video velocity makin kreatif.
Advertisement
Nasib TikTok di AS
Sementara itu, meski ramai di Indonesia, nasib TikTok di Amerika Serikat masih di ujung tanduk. Pasalnya, setelah sempat dilarang beroperasi pada 19 Januari lalu, kini TikTok menunggu pembeli.
Presiden Donald Trump mengungkap informasi tentang bagaimana nasib TikTok di Amerika Serikat tersebut.
Dilansir GSM Arena, Selasa (11/3/2025), Trump mengungkap ada empat kelompok berbeda tertarik untuk membeli operasi TikTok di AS.
Berbicara dengan wartawan saat di atas Air Force One, Presiden ke-47 AS tersebut tidak merinci siapa saja pihak yang siap mengakuisisi platform berbagi video populer tersebut.
Sejumlah nama besar sempat dikaitkan dengan potensi akuisisi TikTok ini. Sebelumnya, kelompok dipimpin YouTuber populer MrBeast dan didukung oleh salah satu pendiri dan CEO Roblox menyatakan tertarik untuk membeli TikTok.
Sementara itu, pemilik LA Dodgers Frank McCourt dan investor Kevin O'Leary dari Shark Tank juga menunjukkan minat serupa.
Selain itu, rumor menyebutkan Elon Musk dan Microsoft juga sedang mempertimbangkan langkah untuk mengajukan penawaran. Jika benar, ini bisa menjadi akuisisi teknologi terbesar dalam sejarah.
Sementara itu, perintah eksekutif Trump yang menunda penegakan larangan TikTok selama 75 hari memberikan sedikit ruang bagi negoisasi dan kemungkinan kesepakatan bisnis antara ByteDance dan pembeli potensial.
Dengan lebih dari 70 juta pengguna aktif di AS, masa depan TikTok kini berada di persimpangan jalan. Apakah akan diakuisisi atau menghadapi nasib lebih drastis? Kita tunggu kabar selanjutnya.