Liputan6.com, Jakarta - Merger antara XL Axiata dan Smartfren resmi memasuki babak akhir. Dengan nilai gabungan mencapai lebih dari Rp 104 triliun, lewat merger ini akan lahir perusahaan baru yang diberi nama XLSmart.
Nantinya, Axiata Group dan Sinar Mas Group masing-masing memegang 34,8 persen saham di perusahaan baru ini. Proses merger XL Axiata-Smartfren ini juga telah mendapat restu dari Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Dato' Seri Anwar Ibrahim.
Menariknya, merger ini menghadirkan nama-nama besar di jajaran direksi dan komisaris. Mantan Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi, didapuk menjadi Komisaris Independen XLSmart.
Advertisement
Sementara Eks Kepala KADIN, Arsjad Rasjid dipercaya sebagai Presiden Komisaris. Untuk mengetahui susunan lengkap Dewan Komisaris dan Direksi XLSmart, berikut informasinya.
- Presiden Direktur & CEO: Rajeev Sheti
- Direktur & CFO: Anthony Susilo
- Direktur & CTO: Shurish Subbramaniam
- Direktur & CCO: David Arcelus Oses
- Direktur & CRO: Merza Fachys
- Direktur & CIO: Yessie D. Yosetya
- Direktur & Chief Enterprise & Strategic Relationship: Andrijanto Muljono
- Direktur & Chief Strategy and Home: Feiruz Ikhwan
- Direktur & CHRO: Jeremiah Ratadhi
Sementara itu, Dewan Komisaris XLSmart dipimpin oleh Arsjad Rasjid sebagai Presiden Komisaris.
Ia akan bekerja sama dengan komisaris lainnya, termasuk Vivek Sood, L Krisnan Cahya, Nik Rizal Kamil, Sean Quek, David R Dean, Retno Lestari Priansari Marsudi (Komisaris Independen), Robert Pakpahan (Komisaris Independen), dan Willem Lucas Timmermans (Komisaris Independen).
XL Axiata - Smartfren Resmi Merger
Setelah kurang lebih tiga bulan dari pengumuman merger yang dilakukan pada akhir tahun lalu, proses merger XL Axiata-Smartfren kini mencapai babak akhir.
Untuk diketahui, penandatanganan persetujuan penggabungan XL Axiata, Smartfren Telecom, dan Smart Telcom diumumkan pada 10 Desember 2024.
Kemudian, diungkapkan oleh Chairman Sinar Mas Telecommunications & Technology Franky Oesman Widjaja, merger kedua perusahaan juga telah mendapatkan restu dari kedua kepala negara yakni Prabowo Subianto, Presiden RI, bersama Perdana Menteri Malaysia Dato' Seri Anwar Ibrahim.
Keduanya menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Axiata Group Berhad (Axiata) dan Sinar Mas pada 27 Januari lalu. Lewat MoU ini, kedua perusahaan berkolaborasi termasuk persetujuan tentang merger.
Advertisement
Tujuan Merger
Group Chief Executive Officer Axiata Group, Vivek Sood, meyakini konsolidasi industri ini membuka jalan bagi Indonesia dan ASEAN yang lebih terkoneksi, serta membantu mengurai permasalahan kesenjangan digital.
"Merger XL Axiata dan Smartfren ini merupakan langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi digital yang tangguh," ujar Vivek dalam keterangan resmi yang diterima beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan merger ini akan memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 1 Seluruh data keuangan berdasarkan LTM September 2024 (Laporan Tahunan 2023).
Sementara Chairman Sinar Mas Telecommunication and Technology, Franky Oesman Widjaja, menyatakan merger ini adalah upaya penting yang perusahaan lakukan untuk memberikan nilai tambah besar kepada seluruh pemangku kepentingan.
"Antara lain melalui layanan yang prima, konektivitas digital, dan inovasi, termasuk untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mendorong transformasi digital," paparnya.