Sukses

6 Aplikasi Mobile Keren Buatan Anak Indonesia

Sebagai 'gudangnya' anak-anak kreatif, Indonesia tak kalah hebat dengan negara lain dalam hal pengembangan aplikasi mobile.

Hampir setiap orang sudah memakai smartphone di jaman serba canggih seperti sekarang ini. Apalagi harga smartphone kian terjangkau, tak heran jika pertumbuhan jumlah aplikasi mobile ikut melonjak.

Pertumbuhan aplikasi mobile juga terjadi di Indonesia. Sebagai 'gudangnya' anak-anak kreatif, Indonesia tak kalah hebat dengan negara lain dalam hal pengembangan aplikasi mobile. Tak percaya?

Berikut ini enam (6) aplikasi digital karya anak Indonesia yang patut Anda ketahui. Para developer memaparkannya di acara lesehan Obsat alias Obrolan Langsat di beskem #ObsatHore di jalan Langsat.

1. Pintails

Pintails adalah sebuah aplikasi jejaring sosial untuk jualan, namun berbasis perangkat mobile. Aplikasi ini dibuat oleh lima anak muda Indonesia: Vincent Putra, Radita Liem, Michael Jeanses, Asep Bagja dan Victor Koesoemadi.

Pintails menggunakan konsep pertemanan yang bercabang sehingga lebih memudahkan seseorang berjualan. Artinya jaringan pertemanan yang didapat tidak sembarangan, namun dari lingkaran jaringan pertemanan. Dengan begitu, sistem jual beli bisa dilakukan lebih aman karena berdasarkan rekomendasi teman.

Jaringan pertemanan di Pintails dibagi menjadi dua lingkaran. Lingkaran pertemanan pertama disebut Circle, sedangkan yang kedua Network. Pintails dibuat selama 36 jam saat di ajang AngelHack yang digelar awal Juni lalu di Jakarta.

Berkat aplikasi ini pula, Vincent dkk menang di ajang AngelHack dan akan terbang ke Silicon Valey mewakili Indonesia untuk bertarung dengan 39 tim lain dari negara lain. "Pintails belum dirilis ke publik, dalam beberapa minggu ke depan akan dirilis secara beta dulu agar tahu kekurangannya apa," tutur Vincent saat ditemui Liputan6.com.

2. Social Play

SocialPlay adalah aplikasi pemutar musik mobile yang multi-platform untuk memutar lagu. Bedanya, aplikasi ini diciptakan khusus untuk para pencinta musik yang suka curhat. Aplikasi ini dibuat bukan tanpa alasan. Menurut pembuatnya, Fachry Bafadal, sebagian besar orang di social media sering curhat. Jadi lagu yang Anda putar bisa berbagi playlist lagu ke timeline Twitter dan berinteaksi dengan orang lain.

"Di iOS7 aplikasi ini masih belum jalan. Fiturnya masih kita kembangin lagi karena masih basic. Untuk Android rencananya malam ini akan selesai. Untuk Windows Phone targetnya minggu ini, kita sudah testing tapi belum berani dirilis," jelasnya saat itu.

3. Sneak It

Aplikasi ini dibuat untuk menganalisa dan melacak (tracking) percakapan serta isu di Twitter. SneakIt hadir sebagai pendamping produk monitoring terkenal yang sudah ada saat ini.

4. Traco

Mirip-mirip dengan SneakIt, bedanya aplikasi ini merupakan aplikasi monitoring untuk mengetahui dan melacak perilaku pengguna (user behaviour) di sebuah situs. Aplikasi ini menjadi penting bagi pemilik toko daring.

5. Inmoto.in

Menurut pembuatnya, ini adalah aplikasi bisnis untuk menjual kenangan karena waktu tak akan pernah terulang. Sekarang ini foto sudah jarang sekali di-print.

"Dulu saya belajar fotografi pakai kamera manual, yang kalau mau mencetaknya harus mikir dulu. Inmoto mengkolaborasikan antara hardware, software dan kenangan itu," jelas Daus Gonia.

Dengan aplikasi ini Anda dapat mencetak foto berdasarkan kegiatan dan tagar di media sosial. Bisnisnya adalah menyewakan alat yang merupakan gabungan antara hardware, software dan kenangan itu ke acara-acara publik.

Nilai jualnya adalah orang akan mendapatkan foto sebagai souvenir, tapi juga ramai dibicarakan di social media sehingga orang yang tidak ikut acara bisa merasakannya juga. Filternya berdasarkan hashtag dan location dengan jangkauan radius 1 km dari tempat acara. Dalam 1 jam alat ini bisa menghasilkan 120 foto.

6. Sabloon

Kalau biasanya desain kaos dibuat menggunakan komputer, aplikasi Sabloon dibuat untuk memudahkan pengguna ponsel mencetak kaos dengan desain sendiri. Tinggal tulis teks, judul, pilih warna baju dan font, file desain tadi akan menjadi high resolution lalu tinggal dicetak.

"Kita juga bisa meng-copy dan mengedit desain orang lain, atau pesan langsung dari tukang sablon. Saya rencananya akan bekerja sama dengan tukang sablon di seluruh Indonesia," ujar Ibnux Kasella.

Aplikasi ini masih belum dirilis. Menurut Ibnux, targetnya kemungkinan sesudah Lebaran tahun ini. (dew)