CEO Yahoo Marissa Mayer mengaku ia telah memecat 1.000 karyawan sejak bergabung dengan Yahoo hampir setahun yang lalu. Yang menarik, pemecatan ini dilakukannya dengan diam-diam tanpa banyak media yang tahu.
Kepada Reuters, Mayer menjelaskan pemecatan itu dilakukannya melalui kombinasi dari review kinerja manajemen yang dilakukan setiap triwulanan, bukan tahunan. Mereka yang kinerjanya terus menurun akan diminta untuk mengundurkan diri.
Dikutip dari Business Insider, Selasa (25/6/2013) langkah pengurangan karyawan dilakukannya bukan tanpa alasan. Ketika Mayer mengambil alih Yahoo pada Juli 2012, jumlah karyawan Yahoo memang sangat banyak. Saat itu Yahoo memiliki sekitar 15.000 karyawan tetap dan 3.000 karyawan part-time.
Di bawah kepemimpinan Mayer yang tegas, karyawan kini dilarang bekerja dari rumah. Mereka yang tidak mematuhi aturan itu akan dipersilahkan untuk mengundurkan diri. Dan yang paling mengesankan, Mayer mampu mempertahankan dan meningkatkan semangat kerja karyawannya meski strategi PHK terus dilakukan.
Berbeda dengan dua CEO Yahoo sebelumnya yang lebih vokal dalam melakukan rencana PHK karyawan. Presiden Ex-PayPal Scott Thompson, yang menjabat sebagai CEO Yahoo selama musim semi 2012 berupaya melakukan PHK selama beberapa putaran.
Lalu CEO interim Ross Levinsohn, sebelumnya juga telah berdiskusi dengan perusahaan lain untuk menjual beberapa aset Yahoo yang nantinya akan berujung pada PHK ribuan karyawan.
Ketika Mayer bergabung di Yahoo, kedua rencana itu masih berlangsung. Mayer meninjaunya kembali dan memutuskan untuk membatalkannya, namun rencana pengurangan karyawan akan tetap dilakukan.
Sifat tegas Mayer ternyata tak membuat karyawannya sebal. Buktinya di situs review karyawan Glassdoor.com, Mayer mendapatkan rating yang sangat tinggi dari para karyawan. Bahkan orang-orang di luar Yahoo pun memperhatikan. Aplikasi lamaran kerja yang masuk ke Yahoo naik hingga 10.000 per minggu, naik dua kali lipat dibanding tahun lalu. (dew/*)
Kepada Reuters, Mayer menjelaskan pemecatan itu dilakukannya melalui kombinasi dari review kinerja manajemen yang dilakukan setiap triwulanan, bukan tahunan. Mereka yang kinerjanya terus menurun akan diminta untuk mengundurkan diri.
Dikutip dari Business Insider, Selasa (25/6/2013) langkah pengurangan karyawan dilakukannya bukan tanpa alasan. Ketika Mayer mengambil alih Yahoo pada Juli 2012, jumlah karyawan Yahoo memang sangat banyak. Saat itu Yahoo memiliki sekitar 15.000 karyawan tetap dan 3.000 karyawan part-time.
Di bawah kepemimpinan Mayer yang tegas, karyawan kini dilarang bekerja dari rumah. Mereka yang tidak mematuhi aturan itu akan dipersilahkan untuk mengundurkan diri. Dan yang paling mengesankan, Mayer mampu mempertahankan dan meningkatkan semangat kerja karyawannya meski strategi PHK terus dilakukan.
Berbeda dengan dua CEO Yahoo sebelumnya yang lebih vokal dalam melakukan rencana PHK karyawan. Presiden Ex-PayPal Scott Thompson, yang menjabat sebagai CEO Yahoo selama musim semi 2012 berupaya melakukan PHK selama beberapa putaran.
Lalu CEO interim Ross Levinsohn, sebelumnya juga telah berdiskusi dengan perusahaan lain untuk menjual beberapa aset Yahoo yang nantinya akan berujung pada PHK ribuan karyawan.
Ketika Mayer bergabung di Yahoo, kedua rencana itu masih berlangsung. Mayer meninjaunya kembali dan memutuskan untuk membatalkannya, namun rencana pengurangan karyawan akan tetap dilakukan.
Sifat tegas Mayer ternyata tak membuat karyawannya sebal. Buktinya di situs review karyawan Glassdoor.com, Mayer mendapatkan rating yang sangat tinggi dari para karyawan. Bahkan orang-orang di luar Yahoo pun memperhatikan. Aplikasi lamaran kerja yang masuk ke Yahoo naik hingga 10.000 per minggu, naik dua kali lipat dibanding tahun lalu. (dew/*)