Sukses

Terinspirasi Game Dead Rising 2, Remaja Tega Bunuh Ayahnya

Remaja itu mengaku tindakannya itu pun ia pelajari dari sejumlah judul video game 'brutal' populer yang saat ini beredar luas di pasaran.

Seorang remaja bernama Andreu Coll Tur (18) asal Alaro, Spanyol tega membunuh ayah kandungnya sendiri, Andreu Coll Bennasar (57). Yang mengejutkan, sang anak mengaku membunuh ayah kandungnya dengan sebuah senjata yang tersinspirasi dari game Dead Rising 2.

Andreu membunuh ayahnya dengan menggunakan Spiked Bat (tongkat baseball berpaku), demikian dilaporkan harian asal Spanyol El Mundo, yang dikutip dari laman Joystiq, Selasa (16/7/2013).

Kejadian itu berlangsung pada tanggal 30 Juni lalu. Saat itu Andreu beserta seorang temannya, Francisco Abas Rodríguez membunuh ayahnya menggunakan sebuah palu, vas bunga dan sebuah tongkat baseball yang dihiasi oleh paku-pakuan. Salah satu senjata tersebut memang sangat mirip dengan combo weapon yang bisa digunakan oleh Chuck Greene, tokoh utama dalam game Dead Rising 2.

Andreu mengaku bahwa senjata-senjata tersebut sudah ia buat sejak dua bulan sebelum kejadian pembunuhan. Namun, pada awalnya senjata-senjata tersebut memang bukan dipersiapkannya untuk membunuh sang ayah. Senjata tersebut dibuat hanya untuk bermain-main dengan temannya. Ia bersama teman-temannya memang mengaku menggemari game berkonten kekerasan, dan Dead Rising 2 adalah salah satu favorit mereka.

Parahnya lagi, saat pihak berwajib melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Andreu ternyata telah memanipulasi TKP agar terlihat seolah-olah telah terjadi perampokan. Setelah diketahui, Andreu mengaku tindakannya tersebut pun ia pelajari dari sejumlah judul video game 'brutal' populer yang saat ini beredar luas di pasaran.

Spiked Bat, senjata yang menginspirasi Andreu untuk membunuh ayahnya sebenarnya tidak hanya ada di game Dead Rising 2 saja, di sejumlah game lain seperti Dead Island, Saints Row: The Third, bahkan di game The Last of Us juga dipertontonkan senjata seperti ini.

Kasus ini sendiri menambahkan daftar panjang keterlibatan video game dalam tindak kejahatan ataupun kekerasan seseorang. Sebelumnya, seri video game Grand Thefe Auto (GTA) sempat dikecam oleh banyak pihak karena dianggap menyajikan konten kekerasn yang di luar batas kewajaran, dan dianggap dapat memprovokasi para gamers yang umumnya berusia remaja untuk melakukan tindakan melanggar hukum. (dhi/dew)