Kelompok hacker atau peretas bernama Syrian Electronic Army ternyata tak hanya beraksi dengan mengincar akun Twitter milik media terkenal. Kali ini kelompok hacker itu mengincar layanan pesan instan Tango.
Dilansir dari laman The Verge, Selasa (23/7/2013), SEA mengaku telah mencuri jutaan alamat email dan nomor telepon milik pengguna aplikasi Tango. Selanjutnya SEA akan menyerahkan data ini kepada Pemerintah Suriah. Tentu aksi yang dilakukan SEA ini merupakan ancaman bagi pihak pemberontak yang sedang berjuang melawan Presiden Bashar Al Assad.
Tango mengaku tahu tentang pencurian ini pada Sabtu lalu. Tapi menurutnya hanya "sejumlah data" yang berhasil diakses kelompok hacker tersebut.
Menurut Collin Anderson, peneliti sensor internet di Iran, Tango menjadi target karena dianggap penting di kawasan Timur Tengah. "Semua orang menggunakan itu karena Anda tak bisa menggunakan telepon," kata Anderson.
Pesan instan, menurut Anderson, juga dianggap lebih aman oleh penggunanya. Tentu saja penduduk yang tinggal di kawasan yang dikuasai rezim pemerintah berusaha untuk "mencari aplikasi untuk konferensi chat dan video," kata Anderson. Setelah Skype dan Viber dilarang oleh Pemerintah Iran, Tango memang menjadi alternatif pengganti pilihan.
Tapi Anderson menilai pengguna yang berkomunikasi via Tango tak akan terkena dampak secara langsung. Meski begitu data ini cukup bermanfaat untuk mengungkap pengguna internet yang anonim, yang selama ini diincar pemerintah Suriah. "Ini tentu mengancam keselamatan jiwa," tutur Anderson. (gal)
Dilansir dari laman The Verge, Selasa (23/7/2013), SEA mengaku telah mencuri jutaan alamat email dan nomor telepon milik pengguna aplikasi Tango. Selanjutnya SEA akan menyerahkan data ini kepada Pemerintah Suriah. Tentu aksi yang dilakukan SEA ini merupakan ancaman bagi pihak pemberontak yang sedang berjuang melawan Presiden Bashar Al Assad.
Tango mengaku tahu tentang pencurian ini pada Sabtu lalu. Tapi menurutnya hanya "sejumlah data" yang berhasil diakses kelompok hacker tersebut.
Menurut Collin Anderson, peneliti sensor internet di Iran, Tango menjadi target karena dianggap penting di kawasan Timur Tengah. "Semua orang menggunakan itu karena Anda tak bisa menggunakan telepon," kata Anderson.
Pesan instan, menurut Anderson, juga dianggap lebih aman oleh penggunanya. Tentu saja penduduk yang tinggal di kawasan yang dikuasai rezim pemerintah berusaha untuk "mencari aplikasi untuk konferensi chat dan video," kata Anderson. Setelah Skype dan Viber dilarang oleh Pemerintah Iran, Tango memang menjadi alternatif pengganti pilihan.
Tapi Anderson menilai pengguna yang berkomunikasi via Tango tak akan terkena dampak secara langsung. Meski begitu data ini cukup bermanfaat untuk mengungkap pengguna internet yang anonim, yang selama ini diincar pemerintah Suriah. "Ini tentu mengancam keselamatan jiwa," tutur Anderson. (gal)