Perangkat Apple mulai dipertanyakan keamanannya menyusul terjadinya beberapa insiden iPhone yang meledak pada saat sedang diisi ulang. Dugaan sementara, tewasnya pramugari cantik di China pada saat menggunakan iPhone yang sedang dicas adalah karena charger yang digunakan palsu.
Hal yang sama juga menimpa seorang pria bernama Wu Jiantong di China, yang koma selama 10 hari karena tersengat listrik pada saat memegang iPhone-nya yang sedang dicas.
Dugaan penggunaan charger palsu sebagai sumber penyebab terjadinya korsleting tampaknya masuk akal. Seorang blogger bernama Ken Shirriff mencoba memberikan penjelasannya.
Jika diamati, ada banyak merek dan charger palsu yang dijual di pasar dengan harga lebih murah. Dan banyak konsumen yang memburu charger palsu ini karena dianggap bisa menekan pengeluaran.
Lalu apa bedanya charger asli dengan charger tiruan?
Sekilas jika dilihat, charger tiruan sangat mirip dengan charger asli. Namun jika dilihat dari dekat, di bagian bawah charger palsu tersebut tertulis: "Designed by Abble" atau "Designed by California". Sedangkan yang asli akan tertulis "Designed by Apple in California".
Secara internal, salah satu tugas charger adalah mengubah input tegangan AC menjadi output DC 5 volt. Input AC pertama-tama diubah ke DC tegangan tinggi. Tegangan DC tersebut akan di-switching puluhan ribu kali, kemudian dimasukkan ke komponen transformator flyback. Output dari trafo tersebut selanjutnya akan diubah menjadi DC tegangan rendah, disaring lalu dikeluarkan dalam bentuk output tegangan 5 volt melalui port USB. Mekanisme itulah yang mengatur agar tegangan output yang dihasilkan stabil.
Selain itu, charger asli menggunakan control IC (integrated circuit) khusus, sementara charger palsu mengambil jalan pintas dengan mengganti IC tersebut dengan sirkuit umpan balik berkualitas rendah dan murah.
Karena murah, charger tiruan tidak dilengkapi pengamanan canggih untuk memangkas biaya penggunaan komponen. Charger palsu juga tidak dilengkapi sekring, yang dapat memutus arus listrik jika terjadi hubungan arus pendek.
Di dalam blognya Righto.com, Ken juga menjelaskan bahwa di dalam sebuah charger terdapat listrik yang bermuatan 340 volt. Tegangan ini cukup untuk menewaskan manusia. Sementara charger asli harus mengikuti peraturan keamanan yang ketat.
Menurut Mashable, Apple telah mencoba melakukan strategi agar pelaku sulit memalsukan charger Apple yang asli melalui konektor Lightning pada iPhone 5. Di dalamnya terdapat chip otentikasi yang dirancang untuk menggagalkan aksi penipu.
Namun, tentu saja, bukan berarti tidak ada produsen yang bisa memecahkan kodenya. Gizmodo melaporkan bahwa produsen-produsen di China hanya butuh waktu beberapa bulan untuk bisa memecahkan kode tersebut dan mulai membuat kabel Lightning palsu. Kabel ini tentu saja berkualitas rendah.
Kejadian yang menimpa pramugari dan pria di China tersebut bisa menjadi pelajaran bahwa keselamatan diri lebih penting. Lebih baik menggunakan charger asli meski mahal daripada charger palsu seharga Rp 150 ribu - Rp 200 ribuan yang murah namun beresiko terhadap nyawa. (dew)
Hal yang sama juga menimpa seorang pria bernama Wu Jiantong di China, yang koma selama 10 hari karena tersengat listrik pada saat memegang iPhone-nya yang sedang dicas.
Dugaan penggunaan charger palsu sebagai sumber penyebab terjadinya korsleting tampaknya masuk akal. Seorang blogger bernama Ken Shirriff mencoba memberikan penjelasannya.
Jika diamati, ada banyak merek dan charger palsu yang dijual di pasar dengan harga lebih murah. Dan banyak konsumen yang memburu charger palsu ini karena dianggap bisa menekan pengeluaran.
Lalu apa bedanya charger asli dengan charger tiruan?
Sekilas jika dilihat, charger tiruan sangat mirip dengan charger asli. Namun jika dilihat dari dekat, di bagian bawah charger palsu tersebut tertulis: "Designed by Abble" atau "Designed by California". Sedangkan yang asli akan tertulis "Designed by Apple in California".
Secara internal, salah satu tugas charger adalah mengubah input tegangan AC menjadi output DC 5 volt. Input AC pertama-tama diubah ke DC tegangan tinggi. Tegangan DC tersebut akan di-switching puluhan ribu kali, kemudian dimasukkan ke komponen transformator flyback. Output dari trafo tersebut selanjutnya akan diubah menjadi DC tegangan rendah, disaring lalu dikeluarkan dalam bentuk output tegangan 5 volt melalui port USB. Mekanisme itulah yang mengatur agar tegangan output yang dihasilkan stabil.
Selain itu, charger asli menggunakan control IC (integrated circuit) khusus, sementara charger palsu mengambil jalan pintas dengan mengganti IC tersebut dengan sirkuit umpan balik berkualitas rendah dan murah.
Karena murah, charger tiruan tidak dilengkapi pengamanan canggih untuk memangkas biaya penggunaan komponen. Charger palsu juga tidak dilengkapi sekring, yang dapat memutus arus listrik jika terjadi hubungan arus pendek.
Di dalam blognya Righto.com, Ken juga menjelaskan bahwa di dalam sebuah charger terdapat listrik yang bermuatan 340 volt. Tegangan ini cukup untuk menewaskan manusia. Sementara charger asli harus mengikuti peraturan keamanan yang ketat.
Menurut Mashable, Apple telah mencoba melakukan strategi agar pelaku sulit memalsukan charger Apple yang asli melalui konektor Lightning pada iPhone 5. Di dalamnya terdapat chip otentikasi yang dirancang untuk menggagalkan aksi penipu.
Namun, tentu saja, bukan berarti tidak ada produsen yang bisa memecahkan kodenya. Gizmodo melaporkan bahwa produsen-produsen di China hanya butuh waktu beberapa bulan untuk bisa memecahkan kode tersebut dan mulai membuat kabel Lightning palsu. Kabel ini tentu saja berkualitas rendah.
Kejadian yang menimpa pramugari dan pria di China tersebut bisa menjadi pelajaran bahwa keselamatan diri lebih penting. Lebih baik menggunakan charger asli meski mahal daripada charger palsu seharga Rp 150 ribu - Rp 200 ribuan yang murah namun beresiko terhadap nyawa. (dew)