Sukses

Dapat Suaka Rusia, Pembocor Penyadapan NSA Tinggalkan Bandara

Snowden bebas tinggal di negeri beruang putih itu setidaknya selama setahun ke depan. Selain itu, Snowden pun bisa memperpanjang setahun.

Edward Snowden, pelaku pembocoran upaya penyadapan Pemerintah Amerika Serikat melalui National Security Agency, akhirnya mendapatkan suaka sementara dari Pemerintah Rusia. Setelah mendapatkan perlindungan, Snowden yang sudah dicabut kewarganegaraan AS-nya itu pun meninggalkan Moskow.

Dilansir dari laman BBC, Jumat (2/8/2013), Snowden pun meninggalkan zona transit di Bandara Sheremetyevo untuk pertama kalinya dalam sebulan terakhir. Selanjutnya, Snowden bebas tinggal di negeri beruang putih itu setidaknya selama setahun ke depan. Selain itu, Snowden pun bisa memperpanjang satu tahun lagi, jika dia menginginkannya.

"Saya sudah menemani dia keluar dari bandara menuju taksi," kata pengacara Snowden, Anatoly Kucherena kepada Wall Street Journal. Tapi Kucherena tak menyebut ke mana Snowden akan melangkah selanjutnya.

Atas suaka yang diberikan, Snowden yang merupakan eks pegawai Badan Intelijen AS (CIA) pun berterima kasih kepada Rusia atas suaka sementara yang diberikan. Ucapan terima kasih diberikan via situs Wikileaks yang mendampinginya selama ini. Dalam kesempatan itu, Snowden pun mengecam tindakan Pemerintah AS yang selama ini dianggap mempersulit proses pencarian suaka yang dilakukannya.

"Selama delapan bulan terakhir kita telah melihat pemerintah (Presiden AS Barack) Obama tak menghormati hukum internasional dan hukum domestik. Tapi pada akhirnya, hukum pula yang menang," demikian pernyataan Snowden, dikutip dari BBC.

Tapi tentu saja tindakan Rusia itu menimbulkan kecaman di AS. Sejumlah anggota Senat AS pun mengecam pemberian suaka oleh Pemerintah Rusia. "Edward Snowden merupakan buronan yang seharusnya berada di pengadilan AS, bukan orang bebas yang pantas mendapatkan suaka di Rusia," kaya Senator Robert Menendez yang juga Ketua Komite Senate urusan Luar Negeri.

Hal yang sama diungkap anggota Senat yang juga tokoh Partai Republik, John McCain. "Ini seperti tamparan ke wajah untuk Amerika. Sekarang saatnya untuk secara fundamental memikirkan hubungan dengan Rusia di bawah Pemerintahan Putin (Presiden Vladimir Putin). Kita butuh kesepakatan dengan Rusia sesuai keinginan kita, bukan harapan kita," ucapnya. (gal)