Smartphone kini memang sedang jadi produk yang digandrungi di pasar gadget seluruh dunia. Persaingan di pasar ponsel pintar disebutkan banyak analis semakin rapat karena jumlah pemainnya juga terus bertambah.
Agar bisa terus bersaing di pasar smartphone, seperti dilansir Phone Arena, Sabtu (10/8/2013), vendor smartphone terdorong untuk melahirkan varian dari segi model maupun teknologi yang disematkan di perangkat komunikasi canggih itu makin beragam.
Akibat dari persaingan itu membuat harga dari perangkat smartphone ikut terkena imbasnya. Semakin banyaknya pilihan model dan teknologi di dalamnya membuat vendor menurunkan harga produk besutannya dengan cepat.
Bahkan, banyak perusahaan yang menyematkan harga miring di ponsel pintarnya sejak pertama diluncurkan. Nokia dengan Lumia 520 dinilai melahirkan tren ponsel pintar bermerek dengan harga dibawah Rp 2 jutaan yang akan segera diikuti oleh vendor lainnya.
Dari segi prosesor MediaTek memberikan kontribusi cukup besar menurunkan harga pasaran smartphone. Produsen chipset asal Taiwan itu menyediakan prosesor dual-core bahkan quad-core dengan harga yang jauh lebih murah. Hal ini dianggap merupakan sesuatu yang mustahil beberapa tahun lalu.
Menurut riset dari lembaga ABI Research, tahun ini akan ada sekitar 238 juta unit smartphone dengan harga di bawah USD 200 atau Rp 2 jutaan. Namun, jumlahnya akan meningkat drastis menjadi 758 juta unit pada tahun 2018.
Pasar ponsel dengan harga terjangkau disebutkan para analis masih belum digarap secara optimal. Apple sebagai vendor yang populer dengan target kelas premium saja sudah sejak lama dikabarkan bakalan masuk ke pasar kelas bawah, hanya saja perusahaan itu masih membanderol produknya dengan kisaran harga USD 300 sampai USD 400-an. (den)
Agar bisa terus bersaing di pasar smartphone, seperti dilansir Phone Arena, Sabtu (10/8/2013), vendor smartphone terdorong untuk melahirkan varian dari segi model maupun teknologi yang disematkan di perangkat komunikasi canggih itu makin beragam.
Akibat dari persaingan itu membuat harga dari perangkat smartphone ikut terkena imbasnya. Semakin banyaknya pilihan model dan teknologi di dalamnya membuat vendor menurunkan harga produk besutannya dengan cepat.
Bahkan, banyak perusahaan yang menyematkan harga miring di ponsel pintarnya sejak pertama diluncurkan. Nokia dengan Lumia 520 dinilai melahirkan tren ponsel pintar bermerek dengan harga dibawah Rp 2 jutaan yang akan segera diikuti oleh vendor lainnya.
Dari segi prosesor MediaTek memberikan kontribusi cukup besar menurunkan harga pasaran smartphone. Produsen chipset asal Taiwan itu menyediakan prosesor dual-core bahkan quad-core dengan harga yang jauh lebih murah. Hal ini dianggap merupakan sesuatu yang mustahil beberapa tahun lalu.
Menurut riset dari lembaga ABI Research, tahun ini akan ada sekitar 238 juta unit smartphone dengan harga di bawah USD 200 atau Rp 2 jutaan. Namun, jumlahnya akan meningkat drastis menjadi 758 juta unit pada tahun 2018.
Pasar ponsel dengan harga terjangkau disebutkan para analis masih belum digarap secara optimal. Apple sebagai vendor yang populer dengan target kelas premium saja sudah sejak lama dikabarkan bakalan masuk ke pasar kelas bawah, hanya saja perusahaan itu masih membanderol produknya dengan kisaran harga USD 300 sampai USD 400-an. (den)