Sukses

Beralasan Ingin Mengatur, Vietnam Akan Blokir Layanan Chatting?

Pemblokiran layanan chatting dilakukan karena munculnya layanan itu dianggap merugikan operator seluler setempat.

Pemerintah Vietnam akan membuat kebijakan yang mengatur layanan chatting berbasis internet seperti Viber, Line, dan WhatsApp. Dengan kebijakan ini, maka akan ada kemungkinan pemerintah Vietnam akan memblokir layanan chatting tersebut.

Dilansir dari laman Reuters, Rabu (21/8/2013), pemblokiran layanan chatting dilakukan karena munculnya layanan itu dianggap merugikan operator seluler setempat. Menurut Perdana Menteri, pemerintah akan "membuat dan mengumumkan kebijakan untuk mengatur layanan komunikasi gratis di internet (over the top)".

Memang masih belum jelas mengenai kebijakan apa yang akan dilakukan. Tapi media milik pemerintah mewartakan mengenai kemungkinan pemblokiran semua layanan OTT.

Pihak operator mengakui kalau pendapatannya memang turun akibat munculnya layanan chatting tersebut. "Kami akan kehilangan 40-50 persen pendapatan jika semua 40 juta konsumen kami menggunakan Viber ketimbang panggilan telepon tradisional atau SMS," kata juru bicara Viettel Telecom, yang merupakan operator terbesar di Vietnam.

Menurut data yang dirilis Google, setidaknya ada 17 juta pengguna smartphone di Vietnam. Permintaan komunikasi pun besar. Sebagai gambaran, saat ini ada lebih dari 60 juta orang dengan usia di bawah 30 tahun.

John Buhm Park, CEO NHN Vietnam yang merupakan pengembang Line, yakin kalau aplikasi besutannya tak akan diblokir di Vietnam. "Pemerintah punya opsi lain, seperti kerjasama antara OTT dengan operator seluler," kata dia.

Sensor?

Wacana mengenai pemblokiran layanan chatting ini muncul dua pekan setelah pemerintah meminta semua situs asing untuk membangun setidaknya satu server di Vietnam. Situs itu termasuk perusahaan besar seperti Facebook.

"Ini sepertinya langkah lanjut dari pemerintah untuk melakukan sensor kepada pengguna internet," kata salah satu diplomat yang enggan disebut namanya. "Saat mereka tak bisa mengendalikan, mereka akan memblokir semuanya," lanjutnya.

Perdana Menteri Nguyen Tan Dung juga mengatakan langkah ini dilakukan seiring meningkatnya perhatian terkait sensor yang dilakukan Partai Komunis. Vietnam memang sering mendapat kritikan terkait kebebasan berekspresi, terutama ancaman kepada blogger yang melancarkan 'serangan' kritik kepada pemerintah.

Tapi Vietnam bukan satu-satunya negara yang melakukan kebijakan ini. Saudi Arabia telah memblokir Viber pada bulan Juni kemarin. Alasannya, pemerintah Saudi kesulitan untuk memonitor pengguna. Operator setempat pun mengalami penurunan pendapatan dari panggilan dan SMS internasional. (gal)