Ancaman malware di dunia maya hingga saat ini masih menjadi masalah yang sulit untuk dipecahkan. Bukannya berkurang, saat ini justru telah muncul modus baru penyebaran malware melalui situs-situs yang menawarkan update web browser palsu.
Dilansir laman Softpedia, Kamis (22/8/2013), biro riset kemanan digital ThreatTrack Security menghimbau agar para pengguna personal computer (PC) lebih berhati-hati. Sebab, situs-situs yang menawarkan update web browser palsu tersebut tanpa sepengetahuan Anda dapat membawa malware yang berbahaya bagi PC.
Salah satu situs yang dianggap membahayakan dan telah memakan banyak korban adalah browseratrisk.com. Menurut hasil riset pihak ThreatTrack Security, pada situs browseratrisk.com terdapat jenis malware yang termasuk ke dalam varian Shylock dan Sirefef.
Malware jenis Shylock mampu mencuri informasi sensitif dari komputer yang terinfeksi. Sementara itu, Sirefef dirancang untuk menonaktifkan fitur keamanan dan mengunduh elemen-elemen penting lainnya.
Oleh karena itu, pengguna PC disarankan untuk mengunduh update web browser hanya dari sumber yang terpercaya. Sebab, hingga saat ini kedua jenis malware tersebut masih cukup sulit terdeteksi. (dhi/dew)
Dilansir laman Softpedia, Kamis (22/8/2013), biro riset kemanan digital ThreatTrack Security menghimbau agar para pengguna personal computer (PC) lebih berhati-hati. Sebab, situs-situs yang menawarkan update web browser palsu tersebut tanpa sepengetahuan Anda dapat membawa malware yang berbahaya bagi PC.
Salah satu situs yang dianggap membahayakan dan telah memakan banyak korban adalah browseratrisk.com. Menurut hasil riset pihak ThreatTrack Security, pada situs browseratrisk.com terdapat jenis malware yang termasuk ke dalam varian Shylock dan Sirefef.
Malware jenis Shylock mampu mencuri informasi sensitif dari komputer yang terinfeksi. Sementara itu, Sirefef dirancang untuk menonaktifkan fitur keamanan dan mengunduh elemen-elemen penting lainnya.
Oleh karena itu, pengguna PC disarankan untuk mengunduh update web browser hanya dari sumber yang terpercaya. Sebab, hingga saat ini kedua jenis malware tersebut masih cukup sulit terdeteksi. (dhi/dew)