Liputan6.com, Jakarta - Fenomena buzzer sebenarnya sudah bukan hal baru di Indonesia. Buzzer bahkan sudah dijadikan profesi yang diminati oleh para pengguna media sosial karena dianggap menjanjikan. Bagaimana tidak? Hanya bermodalkan keahlian jago berkicau di Twitter, buzzer bisa mendapatkan uang. Salah seorang buzzer yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada kami mengatakan bahwa buzzer bisa dijadikan profesi yang menjanjikan.Ia mengaku sudah menjadi buzzer sejak tahun 2011. Ia bahkan pernah mendapatkan bayaran Rp 2 juta untuk satu paket nge-tweet dari salah satu operator telekomunikasi di Indonesia yang akan meluncurkan produk.Harga tersebut adalah untuk beberapa kali tweet. Biasanya tweet dilakukan beberapa hari sebelum acara, pada saat hari peluncuran dan setelah acara. Isi postingan yang harus di-tweet juga sudah diarahkan isinya, termasuk harus mention akun siapa dan menggunakan hashtag apa."Biasanya sudah diberikan tutorial dari si pemberi uang apa saja konten yang harus di-tweet, termasuk berapa kali harus nge-tweet," ungkapnya saat dijumpai Liputan6.com, Jumat (23/8/2013).Namun sayangnya, ia mengaku jarang memberikan keterangan advertorial pada setiap tweet berbayar yang ia posting di akunnya. "Takut kelihatan banget dibayar, tapi padahal sebenarnya orang-orang sudah tahu," tuturnya lagi.Lalu, apa syarat seseorang bisa menjadi buzzer?Salah seorang buzzer lain yang tidak ingin diungkap identitasnya, sebut saja Herman, menjelaskan bahwa menjadi seorang buzzer sangat mudah. Syaratnya hanya punya banyak follower. Bayaran per tweet biasanya dinilai dari jumlah follower. "Kalau di bawah 5.000 follower, satu tweet bisa dapat Rp 200-250 ribu per tweet. Kita cuma disuruh menyampaikan pesan saja, jadi sudah di-brief duluan, konten gak perlu mikir lagi. Apalagi kalau buzzer tersebut punya blog, biasanya dipaketkan dengan postingan blog dengan beberapa jumlah tweet," jelasnya.Menurut Herman, rata-rata ia bisa mendapat Rp 2 juta sampai Rp 2,5 jutaan untuk sekali menjadi buzzer. Selain dilihat dari jumlah follower, besar kecilnya bayaran buzzer juga dinilai dari seberapa besar ia dapat memberikan pengaruh ke publik."Kalau follower lebih banyak bisa dapat lebih besar lagi. Apalagi kalau akun kita di-follow oleh orang yang terkenal di media sosial, rate harga buzzernya bisa naik," imbuh Herman.Namun meski menjanjikan, Herman mengklaim buzzer tidak bisa dijadikan satu-satunya pekerjaan. "Dapat uangnya memang cepat tapi gak bisa jadi mata pencarian. Tapi kan pekerjaan ini bisa disambi," katanya. (dew)Baca juga:Mendunia, Buzzer Indonesia Men-Tweet untuk Uang
Â