Bagi orang tua, memang sulit untuk menentukan di usia berapa anak-anak diberi kepercayaan untuk memegang ponsel. Beberapa orang tua mungkin menunggu hingga anaknya berusia belasan atau saat duduk di bangku SMP. Tapi di Inggris cukup banyak orang tua yang sudah memberikan ponsel untuk anak saat berusia lima tahun.
Dilansir dari laman Telegraph, Senin (26/8/2013), hal ini terungkap dalam sebuah survei yang dilakukan uSwitch.com. Setidaknya 9 hingga 10 persen anak berusia lima tahun sudah memegang ponsel.
Para orang tua itu diketahui menghabiskan anggaran hingga 246 Poundsterling atau sekitar Rp 4 jutaan untuk diri sendiri. Tapi rata-rata untuk anak-anaknya mereka menyiapkan anggaran Rp 2 juta. Adapun anggaran untuk pulsa, orang tua biasa menyiapkan 19 Poundsterling atau Rp 330 ribuan tiap bulan untuk diri sendiri, serta 11 Poundsterling atau Rp 185 ribu untuk anak-anak.
Menariknya, masih ada 15 persen anak-anak yang punya ponsel lebih mahal dari orang tuanya. Ini termasuk untuk biaya pulsa tiap bulan.
Lalu bagaimana dengan pengawasan? Ternyata 40 persen dari 1420 orang tua yang jadi responden, mengaku tidak memonitor ponsel anak-anaknya, termasuk mengontrol biaya bulanan. Sedangkan 25 persen mengaku membatasi biaya pulsa anaknya di kontrak operator.
"Biasanya memberikan ponsel untuk anak untuk keadaan darurat dan ketenangan pikiran. Saya membayangkan banyak orang tua yang membelikan smartphone hanya agar anak-anak itu bisa diam ketika merasa bosan," kata Ernest Doku dari melakukan survei uSwitch.com ini.
Ernest Doku pun menyarankan agar orang tua mengantisipasi membengkaknya biaya pulsa dari ponsel yang digunakan anaknya. "Meminta operator untuk membatasi biaya bulanan hanya butuh waktu lima menit dan ini tentu bisa sebagai pencegahan. Tentu saja ini berlaku khusus bagi anak dengan smartphone yang makan banyak biaya data internet," ucap Doku.
Karena itu ketika berada di rumah, para orang tua disarankan untuk mengatur agar anak browsing dengan jaringan WiFi. Karena akses data via 3G/4G tentu saja akan menjadi beban biaya tambahan. Apalagi sebagian besar waktu anak Anda dihabiskan di rumah. (gal)
Dilansir dari laman Telegraph, Senin (26/8/2013), hal ini terungkap dalam sebuah survei yang dilakukan uSwitch.com. Setidaknya 9 hingga 10 persen anak berusia lima tahun sudah memegang ponsel.
Para orang tua itu diketahui menghabiskan anggaran hingga 246 Poundsterling atau sekitar Rp 4 jutaan untuk diri sendiri. Tapi rata-rata untuk anak-anaknya mereka menyiapkan anggaran Rp 2 juta. Adapun anggaran untuk pulsa, orang tua biasa menyiapkan 19 Poundsterling atau Rp 330 ribuan tiap bulan untuk diri sendiri, serta 11 Poundsterling atau Rp 185 ribu untuk anak-anak.
Menariknya, masih ada 15 persen anak-anak yang punya ponsel lebih mahal dari orang tuanya. Ini termasuk untuk biaya pulsa tiap bulan.
Lalu bagaimana dengan pengawasan? Ternyata 40 persen dari 1420 orang tua yang jadi responden, mengaku tidak memonitor ponsel anak-anaknya, termasuk mengontrol biaya bulanan. Sedangkan 25 persen mengaku membatasi biaya pulsa anaknya di kontrak operator.
"Biasanya memberikan ponsel untuk anak untuk keadaan darurat dan ketenangan pikiran. Saya membayangkan banyak orang tua yang membelikan smartphone hanya agar anak-anak itu bisa diam ketika merasa bosan," kata Ernest Doku dari melakukan survei uSwitch.com ini.
Ernest Doku pun menyarankan agar orang tua mengantisipasi membengkaknya biaya pulsa dari ponsel yang digunakan anaknya. "Meminta operator untuk membatasi biaya bulanan hanya butuh waktu lima menit dan ini tentu bisa sebagai pencegahan. Tentu saja ini berlaku khusus bagi anak dengan smartphone yang makan banyak biaya data internet," ucap Doku.
Karena itu ketika berada di rumah, para orang tua disarankan untuk mengatur agar anak browsing dengan jaringan WiFi. Karena akses data via 3G/4G tentu saja akan menjadi beban biaya tambahan. Apalagi sebagian besar waktu anak Anda dihabiskan di rumah. (gal)