Sistem operasi (OS) perangkat telepon seluler (ponsel) saat ini masih didominasi oleh Android buatan Google dan iOS dari Apple. Kedua OS tersebut merupakan produk buatan perusahaan luar negeri.
Untuk mengangkat potensi lokal, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pun meluncurkan sistem operasi mobile buatan lokal bernama Bandros (Bandung Raya Operating System), lengkap dengan handsetnya yang juga buatan anak negeri.
Ponsel Bandros ini diklaim memiliki kegunaan khusus yaitu sebagai ponsel antisadap, untuk digunakan kalangan pemerintah dan korporat. Bandroid dibangun dengan menggunakan sistem operasi Linux.
"Ponsel ini dipakai untuk kegunaan khusus, salah satunya bisa diatur sebagai telepon antisadap," ujar Kepala Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) LT Handoko di Puspiptek Tangerang Selatan.
Karena difungsikan untuk kegunaan khusus, ponsel pintar ini dibuat sesuai dengan pesanan saja. Awalnya para peneliti LIPI mengembangkan piranti lunak Bandros ini untuk pasien rumah sakit dan pemberian informasi perihal sistem peringatan dini.
Penelitian sistem operasi Bandros sendiri baru dimulai pada 2010, dengan melakukan penelitian terhadap perangkat sistem tertanam. Sistem operasi tersebut merupakan pengembangan dari sistem operasi 'desktop' yang sudah diciptakan sebelumnya.
Untuk mengembangkan sistem operasi ponsel ini dibutuhkan dana sekitar Rp 50 juta, yang dibiayai oleh APBN melalui Dipa Pusat Penelitian Informatika - LIPI. Dana awal pengembangannya semula bernilai Rp250 juta, namun dikurangi dengan alasan penghematan anggaran. (ANT/Dew)
LIPI Kembangkan Smartphone dan OS Lokal Antisadap
Ponsel Bandros buatan dalam negeri ini diklaim memiliki kegunaan khusus yaitu sebagai ponsel antisadap.
Advertisement