Sukses

Waduh, Operator Bisa `Intip` Percakapan di Line

Sejumlah pakar teknologi di Thailand telah melakukan tes untuk menguji kemanan data privasi pengguna Line.

Aplikasi pesan instan Line dikabarkan sedang terbelit masalah di Thailand. Aplikasi mobile chatting yang diklaim memiliki lebih dari 200 juta pengguna di seluruh dunia itu dituduh oleh pihak pemerintah Thailand secara sengaja membuka peluang bagi pihak ketiga untuk mengakses dan melihat percakapan penggunanya.

Dikutip dari laman The Next Web, Jumat (30/8/2013), laporan ini pertama kali dipublikasikan oleh situs web Telecom Asia. Pada laporan tersebut diungkapkan bahwa sejumlah pakar teknologi di Thailand telah melakukan tes untuk menguji kemanan data privasi pengguna Line. Dan hasilnya, mereka berhasil 'mengintip' sejumlah sesi percakapan pengguna Line dengan mudah.

Disebutkan bahwa para pakar tersebut hanya memerlukan sebuah software khusus yang menurut mereka umum dimiliki oleh para penyelenggara jasa telekomunikasi seperti operator seluler dan penyedia layanan Internet Service Provider (ISP).

Lebih jauh dijelaskan, terdapat fakta bahwa pesan-pesan percakapan di Line yang dikirim menggunakan jaringan internet data seluler ternyata tak mengalami proses enkripsi, sehingga memungkinkan untuk dengan mudah dilacak. Namun, ketika menggunakan jaringan WiFi, pesan-pesan tersebut dienkripsi, sehingga tak dapat dicuri datanya.

Hal ini jelas merugikan pengguna. Sebab, pihak operator seluler dan penyedia layanan ISP, atau bahkan hacker memiliki peluang besar untuk mengakses catatan percakapan pengguna di Line.

Sebagai informasi, sejak awal tahun 2013 kemarin, pihak pemerintah Thailand memang sedang berusaha membatasi penggunaan aplikasi chatting berbasis internet seperti Line, WeChat, WhatsApp, BBM dan masih banyak lagi.

Selain Thailand, pemerintah Vietnam pun telah lebih dulu menetapkan kebijakan yang memungkinkan pihaknya untuk memblokir berbagai layanan chatting berbasis internet yang beroperasi di Negara mereka. (dhi/gal)