Sukses

Setelah Email, Yahoo Hentikan Layanan Konten di China

Yahoo China sudah tak lagi menyediakan konten berita di negara itu sejak sepekan terakhir, termasuk menghentikan layanan komunitas.

Yahoo tampaknya akan benar-benar menghilang dari pasar China. Setelah beberapa waktu lalu menutup layanan emailnya, kini Yahoo dikabarkan mulai berhenti menyediakan konten berita di China.

Menurut laporan yang dilansir koran Global Times, Yahoo China sudah tak lagi menyediakan konten berita di negara itu sejak sepekan terakhir. Situs itu juga sudah mulai menghentikan layanan komunitas yang sebelumnya tersedia untuk warga China.

Langkah penghentian layanan Yahoo yang berdekatan tersebut melahirkan sebuah spekulasi bahwa Yahoo akan menutup layanannya di China. Hal itu diketahui melalui laman Yahoo China yang menampilkan kata-kata perpisahan dan mengarahkannya ke situs now.taobao.com.

Link yang diberikan oleh Yahoo tersebut mengarah pada portal yang berisi informasi sosial kemasyarakatan yang dijalankan situs jual-beli Taobao, salah satu grup Alibaba.

Dikutip Liputan6.com dari The Next Web, Selasa (3/9/2013), lewat posting itu Yahoo mengatakan bahwa pihaknya akan "menyesuaikan operasionalnya". Langah ini merupakan tindak lanjut kerjasama Yahoo dengan Alibaba di tahun 2012.

Kala itu Yahoo telah sepakat menjual 20% sahamnya ke Alibaba yang merupakan perusahaan asli China. Kesepaktan itu menandakan akan adanya transisi usaha yang menggunakan nama Yahoo selama empat tahun menjadi Taobao.

Koran Global Times juga menyebutkan berhentinya operasional Yahoo di China bukan berarti Yahoo menarik diri dari negeri tersebut. Ini dikarenakan layanan Yahoo di China seterusnya akan dioperasikan oleh Alibaba.

Hal ini diperkirakan analis akan berbeda dengan apa yang sudah dilakukan Yahoo di Korea Selatan. Yahoo telah memutuskan untuk menarik diri dari negeri Gingseng sejak tahun lalu.

Sayangnya, Yahoo sendiri masih belum memberikan kejelasan atas penghentian layanan miliknya di Negeri Panda itu. Kita tunggu saja pengumuman resmi dari perusahaan yang dipimpin oleh Marissa Mayer itu. (den/dew)
Video Terkini