Sukses

7 Hal Tak Menyenangkan Kerja di Facebook

Para karyawan Facebook baik yang dulu pernah bekerja maupun yang sekarang, membocorkan hal-hal buruk yang ada di kantor Facebook. Apa saja?

Facebook, perusahaan jejaring sosial terbesar di dunia, telah dinobatkan sebagai salah satu tempat terbaik untuk bekerja. Perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini berada di urutan teratas sebagai tempat kerja terbaik tahun 2013, dalam daftar "50 Best Places to Work" Employees Choice Awards versi Glassdoor.

Meski demikian, di lain sisi beberapa karyawan Facebook baik yang dulu pernah bekerja di sana maupun yang sekarang, juga membocorkan hal-hal buruk yang ada di kantor Facebook. Apa saja?
2 dari 8 halaman


1. Selama enam minggu dalam setahun, karyawan kerja 24/7 on-call

Setiap tahun, selama enam minggu, Facebook menempatkan para engineer-nya bertugas secara on-call. Mereka bertanggung jawab untuk menjaga layanan Facebook tetap berjalan, apa pun yang terjadi.

"Pada minggu-minggu tersebut saya tidak meninggalkan kota pada akhir pekan. Yang paling penting, membawa dan segera menanggapi telepon di mana saya bisa dihubungi 24/7, termasuk mengaktifkan nada dering saat aku tidur," ungkap Keith Adams, engineer Facebook.
3 dari 8 halaman


2. Instruksi tidak jelas

Salah satu mantan karyawan magang di kantor Facebook mengatakan bahwa instruksi yang diberikan tim yang mengarahkannya tidak jelas. Semua yang dilakukan anak magang adalah menebak apa yang diinginkan pemimpin mereka dari mereka. Pada akhirnya hanya setengah pekerjaan yang selesai dikerjakan, atau ujung-ujungnya pekerjaan itu dianggap salah.

4 dari 8 halaman


3. Seringkali keputusan dibuat oleh engineer, bahkan anak magang

Tak seorang pun di Facebook yang sepertinya memahami bahwa hirarki dalam organisasi dibuat karena alasan tertentu. Salah satunya dalam hal membuat keputusan.

"Saya sering melihat keputusan dibuat oleh para engineer sendiri. Atau seorang engineer dan desainer saat makan siang, atau bahkan oleh anak magang. Semua bahkan tanpa memberitahu manajer mereka," tulis Philip Su, salah seorang software engineer di Facebook.

Ini semacam pengambilan keputusan otonom yang menunjukkan kurangnya pemahaman tentang bagaimana perusahaan seharusnya bekerja.
5 dari 8 halaman


4. Dianggap serba tahu karena kerja di Facebook

Istri dari salah seorang mantan karyawan Facebook pernah mengatakan bahwa suaminya sering dijadikan tempat mengeluh tentang Facebook dari teman dan keluarganya, hanya karena ia bekerja di perusahaan itu.

"Saya sering dimintai bantuan tentang cara menggunakan pengaturan privasi hanya karena aku bekerja di Facebook", ungkap orang tersebut.
6 dari 8 halaman


5. Tak bisa mewujudkan impian sendiri

Hanya karena Anda bekerja di sebuah perusahaan yang keren, bukan berarti Anda bisa membangun impian-impian yang menarik menurut Anda. Dalam hal ini, Anda bekerja untuk memenuhi impian orang lain. Demikian salah seorang karyawan Facebook mengatakan.
7 dari 8 halaman


6. Mengerjakan tugas yang benar-benar tidak pantas

Salah seorang mantan karyawan Facebook yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku bahwa ia pernah diperlakukan kasar. "Tim memperlakukan saya seperti sampah dan saya diminta untuk melakukan tugas yang benar-benar tidak pantas, yaitu memisahkan cucian bosnya lengkap dengan celana dalam kotor istrinya.
8 dari 8 halaman


7. Mark Zuckerberg dianggap terlalu terlibat

Salah seorang karyawan Facebook mengeluh bahwa kedua bosnya, CEOMark Zuckerberg dan COO Sheryl Sandberg, menghabiskan terlalu banyak waktu pada kegiatan ekstrakurikuler. Seperti diketahui, Facebook adalah perusahaan yang sudah go-public. Pekerjaan utama CEO adalah berinteraksi dengan masyarakat -- khususnya investor besar, analis, dan pakar.

Namun sebaliknya, menurut karyawan tersebut Zuckerberg masih terlalu terlibat dengan perusahaan. Ia merencanakan produk-produk mendatang, diskusi dengan engineer, mengembangkan strategi yang seharusnya sudah tidak ia lakukan lagi karena membuang-buang waktunya. Tugasnya seharusnya memompa harga saham eksternal agar tinggi.

(dew)