Sukses

iPhone 5C Masih Dianggap Mahal, Saham Pembuat Komponen Jatuh

iPhone 5C diprediksi akan kesulitan dalam menjangkau pasar negara berkembang.

Apple baru saja memperkenalkan iPhone 5C yang ditujukan untuk segmen menengah. Harga yang ditawarkan memang lebih murah ketimbang iPhone yang menyasar segmen premium. Adapun harga iPhone 5C dengan kontrak dua tahun itu adalah US$ 99 untuk kapasitas 16 GB dan US$ 199 untuk 32 GB.

Tapi ternyata harga ini masih dianggap mahal. Dampaknya, dikutip dari laman Reuters, Rabu (11/9/2013), harga saham para perusahaan pembuat komponen di Jepang pun jatuh. iPhone 5C diprediksi akan kesulitan dalam menjangkau pasar negara berkembang.

"Terkait komponen, ini tentu permainan volume dengan margin kecil. Ini tidak memberikan manfaat positif yang besar bagi pembuat komponen," kata salah seorang pelaku investasi di Tokyo.

Reuters memaparkan, pembuat komponen asal Jepang yang sahamnya jatuh antara lain Taiyo Yuden Co Ltd, Murata Manufacturing Co Ltd, dan Ibiden Co Ltd. Harga saham jatuh berkisar 1,4 hingga 2,9 persen.

Ada juga perusahaan penyuplai komponen yang sahamnya jatuh berkisar 1,6 hingga 3,3 persen. Di antaranya adalah Mitsumi Electrik Co Ltd, Japan Aviation Electronic Industry Ltd, Minebea Co Ltd dan Nidec Corp.

Bahkan menurut Thomson Reuters StarMine, saham penyuplai seperti Taiyo Yuden, Murata dan Ibiden jatuh sekitar 13 hingga 36 persen berdasarkan nilai intrinsik yang dievaluasi dari proyeksi pertumbuhan saham untuk dekade selanjutnya.

Tapi pelaku di pasar bursa saham yang lain tetap mengungkap optimismenya dan mengatakan kalau margin tidak menjadi hambatan. Sebab Apple telah membuat kesepakatan yang menguntungkan, jika penjualan Appple meningkat maka juga akan meningkatkan keuntungan bagi pembuat komponen.

"Ini bukan hal yang negatif, sebab ini mengenai volume. Apapun, ini merupakan hal yang positif bagi pembuat komponen karena tujuannya adalah untuk menjual lebih banyak iPhone," ujar pelaku di bursa saham itu.

Justru saat ini tantangan bagi Apple bukan semata sukses atau tidaknya penjualan iPhone. Tantangan terbesar saat ini adalah Apple berusaha memasuki pasar baru yang sudah dikuasai pesaing mereka seperti Samsung atau Nokia. "Sekarang mereka datang dengan iPhone untuk segmen menengah karena ada pasar yang sangat besar untuk smartphone kelas pemula," lanjutnya.

Apple memberi banderol harga iPhone 5C dengan penyimpanan 16 GB senilai US$ 549 atau setara Rp 6,1 juta tanpa kontrak. Dengan demikian, jika iPhone 5C masuk ke Indonesia tanpa kontrak, harganya diprediksi sekitar Rp 7 hingga Rp 7,5 juta.

Harga ini tentunya masih terbilang mahal. Apalagi banyak produk unggulan yang dijual dengan harga sekitar itu. Misalnya saja Samsung Galaxy S4 atau HTC One yang harganya sekitar Rp 7 hingga 7,5 juta. Tentu ini lebih menguntungkan ketimbang sekedar punya iPhone yang berkapasitas hanya 16 GB.

Apakah Apple sukses menjual iPhone 5C? Tantangan ini tentu harus dijawab dengan strategi pemasaran yang menarik. (gal)