Liputan6.com, Jakarta - Indonesia untuk pertama kalinya akan menjadi tuan rumah konferensi Internet Governance Forum (IGF) 2013. Acara ini diharapkan bisa dijadikan momentum untuk belajar agar proses tata kelola internet di Indonesia transparan dan akuntabel.
"Dari civil society kami berharap agar tata kelola internet di Indonesia bisa transparan dan akuntabel. Selama ini kita gak pernah tahu prosesnya, termasuk anggarannya," kata Shita Laksmi, perwakilan Indonesia Civil Society for Internet Governance (ID-CONFIG) di acara media briefing IGF 2013 di Hotel Gren Alia Cikini, Kamis (12/9/2013).
Â
Forum dialog ini menjadi penting, semua orang setara dan bisa bicara. "Dari ajang ini kita bisa mendapat jaringan, karena banyak sekali pengambil keputusan penting terkait internet di dunia hadir," ujar Shita lagi.
Ajang ini dapat dijadikan tempat untuk melobi dan melihat apa yang penting dan apa yang bisa kita lakukan bersama. Forum ini terbuka untuk para akademisi, civil society/masyarakat, pemerintah, kelompok bisnis, kelompok teknis dan komunitas.
Shita berharap masyarakat Indonesia bisa aktif terlibat dalam dialog-dialog yang diselenggarakan di IGF 2013 untuk menyuarakan kepentingan bersama. Namun memang hasil dari IGF 2013 belum bisa diukur dalam waktu dekat.
"Mungkin hasilnya baru kelihatan beberapa tahun lagi. Namun paling tidak ini sudah diinisiasi. Dari acara ini kita bisa belajar lebih baik lagi ke depannya," imbuh Shita.
Di IGF 2013, para pemangku kepentingan Internet Indonesia bisa belajar tentang bagaimana menyiapkan dan menjalankan proses dialog tentang tata kelola Internet.
Senada dengan Shita, Ketua Umum APJII Semmy Pangerapa berharap setiap tahunnya Indonesia bisa rutin menyelenggarakan forum dialognya sendiri untuk memperjuangkan kepentingan nasional.
`Tata Kelola Internet di Indonesia Harusnya Transparan`
Acara IGF 2013 di Bali bisa dijadikan momentum untuk belajar agar proses tata kelola internet di Indonesia transparan dan akuntabel.
Advertisement