Bisakah robot ular dikirim untuk menjelajahi planet Mars? Itulah teori yang sedang diteliti para peneliti di Foundation for Scientific and Industrial Research (SINTEF). Mereka berencana mengirim robot ular untuk mengeksplorasi planet merah itu.
Para peneliti percaya bahwa robot ular bisa membantu mengatasi tantangan utama dalam menjelajahi Mars. Robot ular bisa merayap dengan baik seperti memanjat batu dan berpindah melalui lubang kecil. Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengumpulkan sampel berharga dari planet Mars yang selama ini sulit atau tidak mungkin untuk diperoleh.
Namun ukuran robot yang kecil masih dianggap sebagai rintangan. Karena itulah peneliti berencana memasangkan robot ular itu dengan rover agar bisa melintasi jarak lebih efisien.
"Salah satu opsinya adalah menjadikan robot itu menjadi salah satu lengan kendaraan, dengan kemampuan melepaskan diri dan menyambungkan dirinya kembali, sehingga dapat diturunkan ke tanah dan merangkak secara independen," kata salah sat peneliti Aksel Transeth.
Menurut yang dilansir laman The Verge, Jumat (20/9/2013), robot ular ini juga berpotensi membantu membebaskan rover jika terjebak di permukaan Mars.
Penelitian ini masih sangat awal, SINTEF saat ini sedang melakukan studi kelayakan untuk European Space Agency (ESA). "Kami memulai studi pada bulan Juni lalu dan rencananya akan berakhir pada bulan Desember mendatang," ujar Transeth lagi.
"Ada banyak tantangan yang masih harus kami atasi. Kami masih kesulitan mencari tahu bagaimana membuat robot ini bekerja dalam ruang bergelombang dan sangat terbatas," jelas Profesor robotik Howie Choset.
ESA berencana mengirim rover sendiri, ExoMars, pada tahun 2016 dan 2018. NASA yang saat ini masih mengandalkan Curiosity, juga berencana untuk mengirim rover lain ke Mars pada tahun 2020.
(dew)
Para peneliti percaya bahwa robot ular bisa membantu mengatasi tantangan utama dalam menjelajahi Mars. Robot ular bisa merayap dengan baik seperti memanjat batu dan berpindah melalui lubang kecil. Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengumpulkan sampel berharga dari planet Mars yang selama ini sulit atau tidak mungkin untuk diperoleh.
Namun ukuran robot yang kecil masih dianggap sebagai rintangan. Karena itulah peneliti berencana memasangkan robot ular itu dengan rover agar bisa melintasi jarak lebih efisien.
"Salah satu opsinya adalah menjadikan robot itu menjadi salah satu lengan kendaraan, dengan kemampuan melepaskan diri dan menyambungkan dirinya kembali, sehingga dapat diturunkan ke tanah dan merangkak secara independen," kata salah sat peneliti Aksel Transeth.
Menurut yang dilansir laman The Verge, Jumat (20/9/2013), robot ular ini juga berpotensi membantu membebaskan rover jika terjebak di permukaan Mars.
Penelitian ini masih sangat awal, SINTEF saat ini sedang melakukan studi kelayakan untuk European Space Agency (ESA). "Kami memulai studi pada bulan Juni lalu dan rencananya akan berakhir pada bulan Desember mendatang," ujar Transeth lagi.
"Ada banyak tantangan yang masih harus kami atasi. Kami masih kesulitan mencari tahu bagaimana membuat robot ini bekerja dalam ruang bergelombang dan sangat terbatas," jelas Profesor robotik Howie Choset.
ESA berencana mengirim rover sendiri, ExoMars, pada tahun 2016 dan 2018. NASA yang saat ini masih mengandalkan Curiosity, juga berencana untuk mengirim rover lain ke Mars pada tahun 2020.
(dew)