Sukses

Perangkat Tak Laku, BlackBerry Prediksi Rugi Rp 11 triliun

BlackBerry mengaku sempat berharap lebih dari penjualan perangkat. Nyatanya, banyak yang tak terjual, terutama yang berbasis BlackBerry 10.

BlackBerry Messenger siap menyambangi pengguna Android di Indonesia mulai pukul 18.00 sore ini. Tapi euforia seputar kehadiran layanan chat milik BlackBerry ini seperti menutupi fakta yang dialami BlackBerry: kerugian akibat penjualan perangkat yang tak laku di pasaran.

Dilansir dari laman Ars Technica, Sabtu, (21/9/2013), BlackBerry baru saja membuat pernyataan yang mengungkap prediksi kerugian operasional yang cukup besar. Angkanya bisa dibilang fantastis, hampir mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 11,345 triliun.

BlackBerry mengaku sempat berharap lebih dari penjualan perangkat. Tapi nyatanya banyak perangkat yang tak terjual, terutama yang berbasis BlackBerry 10. Dampaknya, "biaya penyimpanan mencapai US$ 960 juta dan biaya restrukturisasi mencapai US$ 72 juta."

Dengan demikian untuk kuartal ini BlackBerry memprediksi kerugian mencapai US$ 950 juta hingga US$ 995 juta.

Perusahaan asal Kanada itu juga dilaporkan hanya menjual 3,7 juta smartphone di kuartal terakhir. Sebagian besar malah produk lawas. Untuk menambal kerugian itu, BlackBerry akan mengubah portofolio smartphone-nya dengan transisi dari enam perangkat menjadi empat perangkat, dan mulai fokus ke perangkat enterprise.

Dari empat perangkat, dua di antaranya merupakan perangkat high-end dan dua lainnya untuk entry-level. Meski begitu, BlackBerry tetap dianggap telat untuk mempertahankan dominasinya di pasar perangkat enterprise, sebab Samsung dan Apple juga memiliki penjualan yang semakin signifikan di pasar tersebut.

Berdasarkan data yang dirilis IDC, BlackBerry kini hanya menguasai 3 persen pangsa pasar smartphone. Angka ini tentu jauh dibandingkan penguasaan lebih dari 50 persen di masa jayanya.

Kerugian yang diderita perusahaan yang dulu bernama Research in Motion ini juga berdampak kepada pengurangan jumlah karyawan. Beberapa hari lalu dikabarkan pengurangan karyawan akan mencapai 40 persen. Proses pemecatan kabarnya akan dilakukan bertahap hingga akhir tahun 2013.

Lantas apa jalan keluar bagi BlackBerry? Tentu hal yang paling instant untuk bisa dilakukan adalah menjual perusahaan. Dewan Direksi memang telah membentuk komite khusus, yang juga bertanggung jawab untuk mengurus penjualan perusahaan. Sayangnya hingga saat ini belum diketahui kepastian perusahaan mana saja yang berminat membeli BlackBerry. (gal)