Sejak pamornya menurun di pasar smartphone karena kehadiran Android dan iPhone, BlackBerry hingga kini belum mampu bangkit lagi. Salah satu pendiri BlackBerry Mike Lazaridis menilai ini terjadi karena BlackBerry lari dari jalur yang seharusnya.
Berdasarkan laporan investigasi yang dimuat The Globe and Mail, Lazaridis sebenarnya telah menentang rencana BlackBerry untuk bermain di segmen smartphone layar sentuh. Seperti diketahui, awal tahun 2013 BlackBerry meluncurkan smartphone layar sentuh BlackBerry Z10. Handset ini dijadikan senjata bagi BlackBerry untuk membangkitkan perusahaan.
Lazaridis sendiri tidak pernah menginginkan smartphone layar sentuh tersebut. Hal itu diungkapkannya dalam salah satu rapat dewan BlackBerry yang digelar pada akhir tahun 2012 di markas besar perusahaan di Waterloo, Ontario.
Menurutnya, beberapa eksekutif BlackBerry saat ini sudah diperingatkan agar tidak memasuki pasar handset touchscreen. Lazaridis menyarankan agar BlackBerry tetap fokus pada handset dengan keyboard QWERTY. Namun Heins dan para eksekutifnya tidak mengikuti nasihat itu.
Pada rapat itu, Lazaridis menunjuk sebuah BlackBerry versi keyboard qwerty. "Ini jelas berbeda," katanya sebagaimana dikutip dari laman The Globe and Mail, Rabu (2/10/2013).
Menurutnya berpaling dari produk yang sudah menjadi ciri khas perusahaan selama ini adalah kesalahan besar. Apalagi smartphone layar sentuh saat ini didominasi oleh perangkat Apple dan Samsung.
Keterpurukan BlackBerry semakin terlihat ketika pekan lalu perusahaan mengumumkan akan mem-PHK sekitar 40% dari total karyawannya atau sekitar 4.500 orang.
BlackBerry juga dilaporkan merugi hingga 965 juta dolar AS atau sekitar Rp 11,1 triliun pada kuartal dua yang berakhir 31 Agustus 2013. BlackBerry hanya berhasil menjual sekitar 5,9 juta smartphone BlackBerry secara total pada kuartal tersebut. (dew)
Berdasarkan laporan investigasi yang dimuat The Globe and Mail, Lazaridis sebenarnya telah menentang rencana BlackBerry untuk bermain di segmen smartphone layar sentuh. Seperti diketahui, awal tahun 2013 BlackBerry meluncurkan smartphone layar sentuh BlackBerry Z10. Handset ini dijadikan senjata bagi BlackBerry untuk membangkitkan perusahaan.
Lazaridis sendiri tidak pernah menginginkan smartphone layar sentuh tersebut. Hal itu diungkapkannya dalam salah satu rapat dewan BlackBerry yang digelar pada akhir tahun 2012 di markas besar perusahaan di Waterloo, Ontario.
Menurutnya, beberapa eksekutif BlackBerry saat ini sudah diperingatkan agar tidak memasuki pasar handset touchscreen. Lazaridis menyarankan agar BlackBerry tetap fokus pada handset dengan keyboard QWERTY. Namun Heins dan para eksekutifnya tidak mengikuti nasihat itu.
Pada rapat itu, Lazaridis menunjuk sebuah BlackBerry versi keyboard qwerty. "Ini jelas berbeda," katanya sebagaimana dikutip dari laman The Globe and Mail, Rabu (2/10/2013).
Menurutnya berpaling dari produk yang sudah menjadi ciri khas perusahaan selama ini adalah kesalahan besar. Apalagi smartphone layar sentuh saat ini didominasi oleh perangkat Apple dan Samsung.
Keterpurukan BlackBerry semakin terlihat ketika pekan lalu perusahaan mengumumkan akan mem-PHK sekitar 40% dari total karyawannya atau sekitar 4.500 orang.
BlackBerry juga dilaporkan merugi hingga 965 juta dolar AS atau sekitar Rp 11,1 triliun pada kuartal dua yang berakhir 31 Agustus 2013. BlackBerry hanya berhasil menjual sekitar 5,9 juta smartphone BlackBerry secara total pada kuartal tersebut. (dew)