Khusus untuk konsol game PlayStation 4 (PS4), Sony memutuskan untuk melakukan proses produksinya di luar Jepang. Namun sayang, keputusan ini ternyata membuat nama Sony tercemar. Ada apa sebenarnya?
Surat kabar Shanghai Dongfang Daily melaporkan ribuan mahasiswa yang kuliah di Universitas Teknologi Xi'an dipaksa bekerja di pabrik Foxconn yang sedang melakukan perakitan PS4. Para mahasiswa ini diharuskan bekerja paruh waktu guna mengisi nilai pengganti mata kuliah KKP (kuliah kerja praktek).
Ironisnya, bila para mahasiswa ini menolak diperkerjakan, pihak universitas akan menunda kelulusan dan pemberian gelar diploma. Parahnya lagi, pihak universitas bahkan menjamin para mahasiswa yang mau berkerja keras di Foxconn akan mendapatkan nilai pengganti yang lebih bagus untuk keseluruhan enam semester yang telah mereka lalui.
Wang Yiran, seorang mahasiswa yang terpaksa mengikuti program perakitan PS4 mengungkapkan bahwa kegiatan ini awalnya hanya diwajibkan bagi para mahasiswa tingkat senior, atau minimal telah memasuki tahun keempat perkuliahan. Namun seiring perkembangan, para mahasiswa baru pun dipaksa mengikuti program 'perbudakan' ini. Padahal mereka belum diharuskan mengambil mata kuliah KKP.
"Saya bekerja seperti robot, tak ada waktu istirahat dan belajar. Saya hanya bisa tidur setelah semua pekerjaan selesai di sore hari," ungkap Wang sebagaimana dilansir laman Huffington Post, Sabtu (12/10/2013).
Meski sejumlah bukti telah terkuak, namun hingga kini pihak Foxconn dan Universitas Xi'an masih belum mau mengakui bahwa mereka telah melakukan tindak eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). (dhi/dew)
Surat kabar Shanghai Dongfang Daily melaporkan ribuan mahasiswa yang kuliah di Universitas Teknologi Xi'an dipaksa bekerja di pabrik Foxconn yang sedang melakukan perakitan PS4. Para mahasiswa ini diharuskan bekerja paruh waktu guna mengisi nilai pengganti mata kuliah KKP (kuliah kerja praktek).
Ironisnya, bila para mahasiswa ini menolak diperkerjakan, pihak universitas akan menunda kelulusan dan pemberian gelar diploma. Parahnya lagi, pihak universitas bahkan menjamin para mahasiswa yang mau berkerja keras di Foxconn akan mendapatkan nilai pengganti yang lebih bagus untuk keseluruhan enam semester yang telah mereka lalui.
Wang Yiran, seorang mahasiswa yang terpaksa mengikuti program perakitan PS4 mengungkapkan bahwa kegiatan ini awalnya hanya diwajibkan bagi para mahasiswa tingkat senior, atau minimal telah memasuki tahun keempat perkuliahan. Namun seiring perkembangan, para mahasiswa baru pun dipaksa mengikuti program 'perbudakan' ini. Padahal mereka belum diharuskan mengambil mata kuliah KKP.
"Saya bekerja seperti robot, tak ada waktu istirahat dan belajar. Saya hanya bisa tidur setelah semua pekerjaan selesai di sore hari," ungkap Wang sebagaimana dilansir laman Huffington Post, Sabtu (12/10/2013).
Meski sejumlah bukti telah terkuak, namun hingga kini pihak Foxconn dan Universitas Xi'an masih belum mau mengakui bahwa mereka telah melakukan tindak eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). (dhi/dew)