Sukses

Inilah 6 Bocah Jenius di Jagat Teknologi

Mereka tidak hanya sebagai penikmat teknologi, tapi juga sebagai produsen dan inovator yang memperkaya khasanah jagat teknologi.

Dunia teknologi nyatanya memang bukan milik orang dewasa saja. Anak-anak dan remaja pun kini mulai memperlihatkan ketertarikannya untuk mempelajari bidang teknologi. Bahkan, belakangan muncul sejumlah nama anak-anak di bawah umur yang memiliki kemampuan dan pengetahuan teknologi di atas rata-rata.

Mereka pun secara otomatis tidak saja bertindak sebagai penikmat teknologi, mereka justru berperan sebagai produsen dan inovator yang memperkaya khasanah jagat teknologi. Tak tanggung-tanggung banyak di antara mereka yang telah berhasil menghasilkan produk-produk bermutu yang diakui oleh perusahaan teknologi ternama dunia.

Berikut adalah daftar enam orang bocah jenius yang memiliki kemampuan mumpuni di bidang teknologi. Patut diketahui, salah satu dari keenam bocah ajaib ini berasal dari Indonesia.
2 dari 7 halaman


1. Lim Ding Wen

Di tahun 2009 silam, seorang programer kecil berusia 9 tahun asal Malaysia dilaporkan telah berhasil menciptakan sebuah aplikasi virtual painting bernama Doodle Kids.

Pada awalnya, Wen menciptakan aplikasi ini hanya untuk menyenangkan hati adiknya saja. Namun tanpa disangka, aplikasi tersebut justru menarik perhatian perusahaan sekaliber Apple. Aplikasi Doodle Kids pun akhirnya lolos uji dan resmi melenggang di toko aplikasi iTunes dan Apple App Store.

Bocah yang kabarnya telah mempelajari bahasa pemrograman sejak usia 7 tahun ini mengaku memahami berbagai bahasa pemrograman seperti Applesoft BASIC, GSoft BASIC, Complete Pascal, Orca/Pascal dan Objective-C. Wen sendiri kini tinggal di Singapura dan masih aktif mengembangkan beberapa aplikasi lain.
3 dari 7 halaman


2. Zora Ball

Pasti tak ada yang menyangka kemampuan yang dimiliki bocah cantik dan imut satu ini. Di tahun 2012 kemarin, Zora Ball diakui sebagai pencipta aplikasi termuda yang pernah ada.

Di usianya yang baru menginjak 7 tahun, dia telah berpartisipasi dalam sebuah acara komunitas pengembang aplikasi yang diselenggarakan oleh University of Pennsylvania yaitu FATE Bootsrap Expo. Acara ini sebenarnya hanya boleh diikuti oleh peserta berumur minimal 12 tahun. Namun berkat kepintarannya, Zora pun diijinkan untuk turut serta.

Ia menciptakan sebuah aplikasi game yang edukatif bernama Ball. Aplikasi ini dipercaya dapat meningkatkan kemampuan matematis anak-anak berusia 7 hingga 12 tahun.
4 dari 7 halaman


3. Steven Gonzales Jr

Memasuki umur 12 tahun, Steven Gonzales Jr didiagnosa mengidap penyakit Myelogenous Leukemia akut yang mungkin saja merenggut nyawanya. Dokter yang menangani penyakitnya mengatakan bahwa kesempatan hidup Gonzales tidak kurang dari 2% saja.

Namun vonis dokter tak membuatnya gentar, Gonjales Jr mampu melewati masa 100 hari kritisnya dan bertahan hidup. Dalam proses melawan kanker tersebut, Gonzales Jr berhasil menciptakan aplikasi game sendiri untuk membantunya melawan kebosanan di ruang isolasi selama pengobatan.

Game yang dia namakan Play Against Cancer itu bercerita tentang seorang tokoh superhero yang berperang melawan sel kanker yang diilustrasikan sebagai monster berwarna hijau. Tak hanya itu, dia juga berhasil ciptakan sebuah jejaring sosial khusus untuk pasien penderita kanker bernama The survivor Games.
5 dari 7 halaman


4. Santiago Gonzales

Yang satu ini tak perlu diragukan lagi keahliannya dalam mengembangkan aplikasi. Santiago Gonzales yang berusia 14 tahun ini telah berhasil menciptakan kurang lebih 15 aplikasi bagi perangkat berbasis iOS. Menariknya, ke-15 aplikasi tersebut berasal dari kategori yang berbeda-beda, mulai dari game hingga edukasi.

Salah satu aplikasi besutannya yang paling populer dan banyak diunduh adalah Super Slide Puzzle. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menyusun sejumlah foto dari smartphone mereka dan membentuk sebuah puzzle.
6 dari 7 halaman


5. Zach Marks

Kiprah Zach di dunia pengembangan aplikasi dimulai ketika ia dilarang oleh orangtuanya untuk membuat akun Facebook. Sebab, saat itu Zach masih berusia 11 tahun sedangkan Facebook membuat peraturan pembuat akun minimal telah berusia 13 tahun.

Zach pun akhirnya berambisi untuk membuat sebuah jejaring sosial sendiri untuk anak-anak. Akhirnya, di tahun 2012 kemarin ia pun berhasil menciptakan jejaring sosial khusus anak-anak bernama Grom Social.

Di bulan Desember 2012, USA Today melansir bahwa Grom Social telah berhasil mendapatkan sekitar 2000 pengunjung dan sekitar 6000 halaman di dalamnya diakses setiap harinya.
7 dari 7 halaman


6. Muhammad Yahya Harlan

Seorang bocah pemalu berusia 13 tahun dan masih duduk di kelas 1 SMP Sekolah Alam Bandung yang bernama Muhammad Yahya Harlan memperkenalkan situs jejaring sosial SalingSapa.com di tahun 2011 silam.

Putra dari Yan Harlan ini menjadi anak muda pertama dan termuda yang membuat situs jejaring sosial khusus muslim di Indonesia. Sejak usia 2 tahun, Yahya memang menyukai komputer. Selain itu, ia juga suka akan robot.

Salingsapa.com adalah situs yang dibuat atas dasar kewajiban islam untuk bersilaturahmi. SalingSapa.com memang bertujuan untuk membantu mempermudah itu. Kelebihan dari jejaring sosial ini adalah memiliki berbagai konten islami seperti fitur Al-Quran (di fitur ini kita bisa dipandu agar membaca Al-Qur’annya baik dan benar), fitur Khazanah (fitur ini berisi tentang dakwah islami), dan fitur Radiosalingsapa (radio yang berisikan siaran islami).

(dhi/dew)