Sukses

Kamera Bertransformasi dari Analog Menuju Digital

Memasuki abad ke-20, penemuan kamera terus berlanjut dan berkembang pesat. Tahun 1924 muncul kamera Leica yang simpel dan mungil.

Memasuki abad ke-20, penemuan perangkat kamera terus berlanjut dan berkembang pesat. Pada tahun 1924, Ernst Leitz memperkenalkan Kamera Leica yang simpel dan mungil. Kamera dengan sensor film 35mm itu dikembangkan dan diteliti oleh ilmuwan Oskar Barnack. Mulanya ia membangun prototipe Ur-Leica sekitar tahun 1913, dan setelah mengalami kendala akibat Perang Dunia I, kamera itu akhirnya diuji ke pasaran.



Kamera tersebut mendapat respon yang sangat baik dari para konsumen dan menjadi standar kamera para jurnalis kala itu. Kemudian para pesaing mulai bermunculan, salah satunya adalah Canon yang pada tahun 1936 juga meluncurkan kamera film 35mm. Saingan berat kamera Leica itu merupakan penyempurnaan dari prototipe Canon 1933, yang lama-kelamaan menjadi populer di Barat setelah veteran Perang Korea dan tentara ditempatkan di Jepang membawanya ke Amerika Serikat dan di beberapa negara lain.


Era TLR dan SLR

Di sisi lain hadir pula kamera teknologi baru yaitu kamera jenis Twin-lens Reflex (TLR). Kamera pertama dengan refleks praktis itu dibuat oleh Franke & Heidecke Rolleiflex pada tahun 1928, yang mana tersedia selama beberapa dekade dengan kepopuleran yang cukup lama.



Berikutnya lahir sebuah revolusi serupa yaitu kamera jenis Single-lens Reflex (SLR) pada tahun 1933 dari Ihagee Exakta, yang merupakan SLR compact dengan 127 rollfilm. Disusul tiga tahun kemudian terdapat kamera SLR menggunakan film 35mm besutan Kine Exakta.

Pada tahun 1952, Asahi Optical, perusahaan yang kemudian menjadi terkenal untuk kamera Pentax memperkenalkan kamera SLR bernama Asahiflex. Itu adalah SLR asal Jepang pertama yang menggunakan sensor film 35mm. Beberapa perusahaan pembuat kamera Jepang lainnya yang juga memasuki pasar SLR pada 1950-an adalah Canon, Yashica, dan Nikon.  



Salah satu kamera SLR yang paling fenomenal adalah seri F3 dari Nikon, di mana mampu menghasilkan gambar berkualitas. Seri F bersamaan dengan seri sebelumnya yaitu S, membuat reputasi Nikon sebagai pembuat kamera profesional semakin dikenal luas.


Kamera Analog Kurang Mendapat Respon Posistif


Lalu kamera elektronik analog mulai muncul pada tahun 1981. Saat itu Sony memperkenalkan kamera elektronik komersil pertama mereka yang disebut Mavica (Magnetic Video Camera). Gambar yang dihasilkan direkam ke mini disc dan kemudian dimasukkan ke dalam video reader yang terhubung ke monitor. Meskipun Mavica belum dapat dikatakan sebagai kamera digital, tapi sebenarnya itu merupakan modifikasi kamera video yang mengambil foto secara spontan.



Kamera elektronik analog berikutnya adalah Canon RC-701 yang dirilis tahun 1984. Kamera itu pertama kali didemonstrasikan pada pagelaran Olimpiade 1984 untuk surat kabar Jepang Yomiuri Shimbun. Di Amerika Serikat, publikasi pertama yang menggunakan kamera ini adalah USA Today saat meliput pertandingan Bassball World Series.

Namun sayangnya, kamera analog kurang mendapat respon positif dari masyarakat karena harganya yang mahal yaitu hingga mencapai US$ 20.000. Kualitas gambarnya pun masih kalah bagus ketimbang kamera film 35mm, serta tidak adanya mesin pencetak foto yang berkualitas dan terjangkau.



Salah satu kamera elektronik analog pertama yang dipasarkan ke konsumen adalah Canon RC-250 Xapshot pada tahun 1988. Di tahun yang sama Nikon QV-1000C juga muncul di pasaran, yang dirancang khusus untuk wartawan foto (dijual hanya beberapa ratus unit). Kualitas gambar yang dihasilkan sama dengan kamera film dan desainnya mirip dengan kamera Digital Single-lens Reflex (DSLR) saat ini. Gambar yang ada tersimpan pada disket video.


Kamera Digital Pertama di Dunia

Jauh sebelum kehadiran kamera analog, sebenarnya kamera digital sudah mulai diciptakan. Pada Desember 1975, Insinyur Kodak Steve Sasson menciptakan kamera digital pertama di dunia. Kamera itu memiliki dimensi yang sama dengan pemanggang roti, yang mampu menangkap gambar hitam putih pada resolusi 100x100 piksel. Gambar yang dihasilkan disimpang pada pita kaset, dilengkapi ADC dari Motorola, lensa dari kamera film Kodak, dan sebuah chip CCD dari Fairchild Semiconductor.

Di sela-sela kepopuleran kamera analog, diam-diam pada tahun 1986, Kodak melanjutkan pengembangan teknologi fotografi tanpa film. Gambar diterima melalui sebuah sensor pada kamera yang bisa merekam hingga 1,4 juta elemen gambar. Kemampuan merekam gambar inilah yang kemudian disebut sebagai megapiksel.



Kamera digital pertama dengan gambar yang disimpan sebagai file terkomputerisasi adalah Fuji DS-1P pada tahun 1988, yang direkam ke kartu memori internal 16 MB, menggunakan baterai untuk menyimpan data dalam memori.

Sementara itu kamera digital pertama yang benar-benar dipasarkan secara komersial adalah Fuji DS-X yang dijual pada Desember 1989. Sedangkan kamera digital pertama yang tersedia secara komersial di Amerika Serikat adalah 1.990 Dycam Model 1. Namun kamera itu kurang sukses di pasaran karena hanya mampu mencetak foto hitam-putih, resolusi rendah, dan harganya pun relatif mahal.


Munculnya Kamera DSLR

Pada tahun 1991, Kodak memasarkan seri DCS-100, dan ini merupakan titik awal terciptanya kamera Digital Single-lens Reflex (DSLR) profesional yang berkolaborasi dengan Nikon. Kamera ini menggunakan sensor 1,3 megapiksel dan saat itu dilepas dengan harga sekitar US$ 13.000. Lalu Logitech ikut neramaikan pasar kamera dengan meluncurkan Fotoman pada tahun 1992. Kamera ini menggunakan sensor gambar CCD, gambar disimpan secara digital, dan bisa terhubung langsung ke komputer.

Dan selanjutnya hadir sebuah kamera dengan layar LCD di bagian belakang yaitu Casio QV-10. Kamera ini dikembangkan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Hiroyuki Suetaka pada tahun 1995. Setelah itu muncullah kamera digital pertama yang menggunakan memori compact flash (CF) yaitu Kodak DC-25 pada tahun 1996.



Tiga tahun kemudian, awal tahun 1999 Nikon D1 menggebrak pasar kamera DSLR. Kamera dengan resolusi 2,74 megapiksel itu dibanderol US$ 6000 dengan membidik kalangan fotografer profesional dan konsumen high-end. Kamera ini juga mengadopsi bantalan lensa Nikon F, yang memungkin pengguna melepas-tukar banyak lensa.

Dari situlah kamera DSLR berkembang hingga saat ini, di mana mampu menangkap dan menyimpan foto-foto pada kartu memori internal atau eksternal. Dan kini memiliki koneksi nirkabel, seperti Wi-Fi dan Bluetooth untuk mentransfer, mencetak atau berbagi foto.

Dan kemudian hadir model kamera yang sedang ramai dibicarakan yaitu kamera digital mirrorless yang dipelopori oleh Olympus lewat seri PEN EP1 pada Juni 2009. Kamera mirrorless adalah kamera digital berukuran saku yang memiliki kemampuan memotret gambar dengan kualitas kamera DSLR. (isk/dew)


Baca Juga:

Bagian I  : Berawal Dari Lubang Jarum dan Ruang Gelap
Bagian II: Dari Lempengan Timah Hingga Menjadi Rollfilm