Kabar mengejutkan datang dari sebuah bocoran dokumen. Badan intelijen Australia dikabarkan telah memata-matai pembicaraan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta beberapa orang terdekatnya.
Informasi ini terungkap dari dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden yang diterbitkan oleh media penyiaran Australia Broadcasting Corporation dan harian The Guardian. Presiden SBY dan istri, serta Wakil Presiden Boediono adalah beberapa orang yang masuk dalam target.
Laporan ini terungkap menyusul semakin panasnya hubungan Indonesia dan Australia terkait serangkaian tuduhan aksi mata-mata yang dilakukan oleh pihak Australia kepada Indonesia.
Pada tanggal 1 November 2013 lalu, Indonesia telah memanggil duta besar Australia terkait adanya laporan yang mengatakan bahwa kedutaan besar Australia di Jakarta terlibat dalam jaringan luas pengintaian yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).
Dalam bocoran dokumen terbaru itu setidaknya terungkap bahwa agen mata-mata Australia membidik Presiden SBY, istri, Wakil Presiden Boediono dan beberapa menteri senior lainnya sebagai target pemantauan.
Agen mata-mata Australia yang juga dikenal sebagai Defence Signal Directorate berusaha melacak aktivitas panggilan telepon SBY setidaknya satu kali. Mereka melacak pembicaraan telepon yang keluar masuk dari telepon genggam SBY pada bulan Agustus 2009. Demikian disampaikan Australia Broadcasting Corporation dan The Guardian.
Selain mengungkap daftar target orang-orang yang dilacak, model handset yang digunakan oleh masing-masing target juga dibeberkan, termasuk diagram "voice event" dari Presiden Indonesia pada bulan Agustus 2009 tersebut.
Bahkan salah satu slide di dokumen itu menggunakan judul "Indonesian President voice intercept (August '09)", menguatkan adanya upaya untuk mendengarkan isi panggilan telepon Presiden SBY.
(dew)
Informasi ini terungkap dari dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden yang diterbitkan oleh media penyiaran Australia Broadcasting Corporation dan harian The Guardian. Presiden SBY dan istri, serta Wakil Presiden Boediono adalah beberapa orang yang masuk dalam target.
Laporan ini terungkap menyusul semakin panasnya hubungan Indonesia dan Australia terkait serangkaian tuduhan aksi mata-mata yang dilakukan oleh pihak Australia kepada Indonesia.
Pada tanggal 1 November 2013 lalu, Indonesia telah memanggil duta besar Australia terkait adanya laporan yang mengatakan bahwa kedutaan besar Australia di Jakarta terlibat dalam jaringan luas pengintaian yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).
Dalam bocoran dokumen terbaru itu setidaknya terungkap bahwa agen mata-mata Australia membidik Presiden SBY, istri, Wakil Presiden Boediono dan beberapa menteri senior lainnya sebagai target pemantauan.
Agen mata-mata Australia yang juga dikenal sebagai Defence Signal Directorate berusaha melacak aktivitas panggilan telepon SBY setidaknya satu kali. Mereka melacak pembicaraan telepon yang keluar masuk dari telepon genggam SBY pada bulan Agustus 2009. Demikian disampaikan Australia Broadcasting Corporation dan The Guardian.
Selain mengungkap daftar target orang-orang yang dilacak, model handset yang digunakan oleh masing-masing target juga dibeberkan, termasuk diagram "voice event" dari Presiden Indonesia pada bulan Agustus 2009 tersebut.
Bahkan salah satu slide di dokumen itu menggunakan judul "Indonesian President voice intercept (August '09)", menguatkan adanya upaya untuk mendengarkan isi panggilan telepon Presiden SBY.
(dew)