Sejak kemunculannya, printer tiga dimensi (3D) banyak digunakan para pelaku industri dan pengguna personal untuk memangkas biaya produksi atau sekadar membuat action figure. Namun bagaimana jika perangkat itu dimanfaatkan untuk keperluan medis?
Tim peneliti dari Liverpool, Inggris dilaporkan telah menggunakan printer 3D untuk keperluan biomedis guna membuat bentuk kulit alami manusia. Agak mengejutkan memang! Pasalnya kulit manusia sendiri memiliki karakter yang berbeda-beda.
Terlebih jika bentuk kulit yang akan dibuat sudah memiliki banyak kerutan dan vena di beberapa bagian tertentu. Meski demikian, Dr Sophie Wuerger selaku pemimpin proyek ini merasa optimis kalau cara tersebut akan berhasil.
Mengutip laman Ubergizmo, Selasa (3/12/2013), untuk itu Wuerger bersama rekan-rekannya sedang mengembangkan sebuah sistem yang pada akhirnya dapat mencetak kulit yang cocok untuk para pasien.
Hal ini dimungkinkan karena perkembangan kamera pemindai 3D kini sudah dapat mendeteksi gambar 3D dari kulit pasien pada tingkat cahaya yang berbeda. Data dari scan tersebut kemudian diproses oleh komputer, sehingga dapat menghasil bentuk kulit tertentu.
Walhasil, meskipun bentuknya belum terlihat sempurna dan belum tentu cocok dengan kebutuhan pasien, Wuerger bersama timnya akhirnya mampu membuat beberapa bagian organ tubuh, seperti hidung dan telinga dengan warna kulit yang berbeda dengan menggunakan printer 3D.
Jika proyek ini berhasil, para pasien yang membutuhkan transplantasi organ tubuh dengan segera, tak perlu repot untuk mencarinya dari pendonor organ tubuh. (isk)
Tim peneliti dari Liverpool, Inggris dilaporkan telah menggunakan printer 3D untuk keperluan biomedis guna membuat bentuk kulit alami manusia. Agak mengejutkan memang! Pasalnya kulit manusia sendiri memiliki karakter yang berbeda-beda.
Terlebih jika bentuk kulit yang akan dibuat sudah memiliki banyak kerutan dan vena di beberapa bagian tertentu. Meski demikian, Dr Sophie Wuerger selaku pemimpin proyek ini merasa optimis kalau cara tersebut akan berhasil.
Mengutip laman Ubergizmo, Selasa (3/12/2013), untuk itu Wuerger bersama rekan-rekannya sedang mengembangkan sebuah sistem yang pada akhirnya dapat mencetak kulit yang cocok untuk para pasien.
Hal ini dimungkinkan karena perkembangan kamera pemindai 3D kini sudah dapat mendeteksi gambar 3D dari kulit pasien pada tingkat cahaya yang berbeda. Data dari scan tersebut kemudian diproses oleh komputer, sehingga dapat menghasil bentuk kulit tertentu.
Walhasil, meskipun bentuknya belum terlihat sempurna dan belum tentu cocok dengan kebutuhan pasien, Wuerger bersama timnya akhirnya mampu membuat beberapa bagian organ tubuh, seperti hidung dan telinga dengan warna kulit yang berbeda dengan menggunakan printer 3D.
Jika proyek ini berhasil, para pasien yang membutuhkan transplantasi organ tubuh dengan segera, tak perlu repot untuk mencarinya dari pendonor organ tubuh. (isk)