Apple kembali diterpa kabar kurang menyenangkan terkait dengan kondisi pekerja di pabrik perakitan iPhone dan iPad. Pasalnya, Pegatron sebagai salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi iPhone 5C kedapatan mempekerjakan karyawan di bawah umur.
Karyawan yang diketahui bernama Shi-Zaokun ini kemudian meninggal setelah bekerja melebihi jam kerja pada umumnya. Terkait dengan kasus ini, pihak Pegatron menampik kabar yang menyebut jika penyebab kematian Shi adalah karena penetapan jam kerja yang tidak wajar.
Menurut laman 9to5Mac yang dikutip Kamis (12/12/2013), Li Qiang -- salah satu pihak LSM yang mengurusi tenaga kerja di China -- mengatakan bahwa jam kerja bukanlah satu-satunya faktor penyebab kematian Shi. Sebab dalam waktu yang hampir bersamaan ada lima pekerja Pegatron yang juga meninggal dunia.
Dalam berkas karyawan, Shi diketahui berusia 20 tahun sehingga dirasa telah cukup umur untuk dipekerjakan. Namun ternyata ada tindak pemalsuan identitas. Faktanya Shi baru berusia 15 tahun.
Melalui kesepakatan antara Apple dan Pegatron, seorang karyawan memiliki kewajiban bekerja selama 60 jam dalam seminggu. Bahkan dalam audit yang dilakukan bulan Juni 2013, Apple mengklaim bahwa seorang karyawan Pegatron rata-rata bekerja selama 46 jam dalam sepekan.
Kenyataan yang diterima keluarga justru berbeda dengan pernyataan yang disebut Apple. Salah seorang anggota keluarga menyebut Shi bekerja selama 12 jam dalam sehari dan enam hari dalam seminggu.
Media Sidney Morning Herald memberitakan dalam sebulan Shi menghabiskan waktu sekitar 280 jam, atau sekitar 12 jam dalam sehari. Dalam tiga minggu pertama remaja berusia 15 tahun itu berturut-turut bekerja selama 79, 77, dan 75 jam.
Sayangnya belum ada tanggapan atau penjelasan lebih lanjut dari Apple terkait musibah ini. Sebelumnya Foxconn diketahui telah memaksa para pekerjanya merakit 500 ribu iPhone demi memenuhi permintaan pasar yang kian tinggi. (vin/dew)
Baca juga:
Sehari, Para Pekerja Harus Rakit 500 Ribu iPhone 5S
Karyawan yang diketahui bernama Shi-Zaokun ini kemudian meninggal setelah bekerja melebihi jam kerja pada umumnya. Terkait dengan kasus ini, pihak Pegatron menampik kabar yang menyebut jika penyebab kematian Shi adalah karena penetapan jam kerja yang tidak wajar.
Menurut laman 9to5Mac yang dikutip Kamis (12/12/2013), Li Qiang -- salah satu pihak LSM yang mengurusi tenaga kerja di China -- mengatakan bahwa jam kerja bukanlah satu-satunya faktor penyebab kematian Shi. Sebab dalam waktu yang hampir bersamaan ada lima pekerja Pegatron yang juga meninggal dunia.
Dalam berkas karyawan, Shi diketahui berusia 20 tahun sehingga dirasa telah cukup umur untuk dipekerjakan. Namun ternyata ada tindak pemalsuan identitas. Faktanya Shi baru berusia 15 tahun.
Melalui kesepakatan antara Apple dan Pegatron, seorang karyawan memiliki kewajiban bekerja selama 60 jam dalam seminggu. Bahkan dalam audit yang dilakukan bulan Juni 2013, Apple mengklaim bahwa seorang karyawan Pegatron rata-rata bekerja selama 46 jam dalam sepekan.
Kenyataan yang diterima keluarga justru berbeda dengan pernyataan yang disebut Apple. Salah seorang anggota keluarga menyebut Shi bekerja selama 12 jam dalam sehari dan enam hari dalam seminggu.
Media Sidney Morning Herald memberitakan dalam sebulan Shi menghabiskan waktu sekitar 280 jam, atau sekitar 12 jam dalam sehari. Dalam tiga minggu pertama remaja berusia 15 tahun itu berturut-turut bekerja selama 79, 77, dan 75 jam.
Sayangnya belum ada tanggapan atau penjelasan lebih lanjut dari Apple terkait musibah ini. Sebelumnya Foxconn diketahui telah memaksa para pekerjanya merakit 500 ribu iPhone demi memenuhi permintaan pasar yang kian tinggi. (vin/dew)
Baca juga:
Sehari, Para Pekerja Harus Rakit 500 Ribu iPhone 5S