Sukses

`Amerika Serikat Berhak Melakukan Penyadapan!`

Menurut hakim William Pauley, setelah kejadian serangan teroris Al Qaeda '9/11', AS berhak melakukan penyadapan.

Isu terkait aksi spionase yang dilakukan oleh badan intelijen Amerika Serikat (NSA) mendapat kecaman dari berbagai pihak. Bahkan, sejumlah perusahaan teknologi seperti AOL, Apple, Facebook, Google, LinkedIn, Microsoft, Twitter, dan Yahoo di awal bulan Desember ini mengirimkan surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden AS, Barack Obama.

Mereka geram karena NSA secara diam-diam menguasai sebagian besar data privasi pengguna produk layanan mereka. Hal ini juga menyudutkan posisi perusahaan-perusahaan teknologi tersebut karena banyak yang menganggap mereka telah membantu aksi mata-mata NSA.

Meski banyak dikecam, namun sebuah pernyataan kontroversial justru datang dari seorang hakim wilayah New York bernama William Pauley.

Mengutip laman The Guardian, Senin (30/12/2013), Pauley beranggapan bahwa apa yang dilakukan NSA adalah hal yang wajar dan bisa menjadi sesuatu yang legal. Terlebih setelah kejadian serangan teroris Al Qaeda '9/11' beberapa tahun silam.

Pauley juga berpendapat jika sejumlah perusahaan teknologi yang memiliki database pengguna begitu besar wajib membantu apa yang dilakukan oleh NSA.

"Sejak kejadian '9/11', konten privasi adalah hal yang penting namun tidak absolut. Kami berhak melindungi warga masyarakat, dan itu bisa dilakukan dengan banyak cara. Kami merasa berhak untuk melakukan aksi penyadapan untuk melindung masyarakat atas apa yang pernah terjadi," ungkap Pauley.

Sementara itu menurut yang dilansir laman Guardian, banyak pihak yang menganggap ketakutan NSA akan serangan teroris bukan berarti mereka berhak untuk melakukan berbagai cara, termasuk melanggar privasi para pengguna internet. Bahkan tak sedikit yang menganggap NSA terlalu paranoid dan melakukan tindakan proteksi yang berlebihan.

NSA beberapa waktu lalu terbukti juga melakukan asi penyadapan terhadap para pengguna game online. NSA bahkan sampai harus menyusupkan sejumlah agennya ke komunitas gamer World of Warcraft dan Second Life karena dicurigai dapat memicu tindak terorisme.

Juru bicara Privacy International Mike Rispoli sempat mengatakan, "apa yang menakutkan dari NSA adalah mereka mengumpulkan sejumlah besar informasi setiap orang, termasuk aliran politik, kontak, status hubungan dan sejarah penggunaan internet Anda". (dhi)

Baca juga: 
Edward Snowden: Saya Puas, Saya Sudah Menang
Diduga Curi Data Pengguna, Spanyol Tuntut Google Rp 15 M
Obama Kumpulkan Para Petinggi Perusahan Teknologi, Ada Apa Ya?
NSA Juga Mata-matai Para Gamer World of Warcraft
NSA Juga Sadap Aktivitas Pornografi Online Muslim Radikal