Curah hujan yang tinggi belakangan ini tengah mengguyur kota Jakarta dan sekitarnya. Hal itu mengakibatkan beberapa wilayah di Jakarta terendam banjir.
Banjir yang melanda sekitar Jakarta menghambat berbagai aktivitas perekonomian negara. Wajar bila kota yang menjadi Ibukota negara dan pusat bisnis tersebut, membuatnya begitu diperhatikan ketika banjir menerjang.
Demi mengurangi dampak buruk akibat banjir di Jakarta, pemerintah melakukan berbagai upaya, salah satunya adalah pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Operasi tersebut dilakukan untuk memecah konsentrasi hujan agar tak terjadi di lokasi vital.
Heru Widodo, Tim Operasi Udara Retribusi Curah Hujan - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memaparkan, fungsi dari TMC bukanlah sebagai penghilang hujan melainkan pemecah konsentrasi agar tak memperparah banjir yang terjadi di Jakarta.
"TMC adalah salah satu cara untuk mengurangi kondisi buruk akibat hujan, seperti banjir misalnya. Tapi bukan berarti kemudian tak ada hujan karena fungsinya hanya mengurangi," papar Heru yang dijumpai Tim Tekno Liputan6.com di Kantor BPPT, Jakarta.
Secara teknis operasi ini dilakukan dengan dua cara. Pertama metode jumping process mechanism yang dilakukan dengan menyemai awan memakai bahan NaCl (natrium klorida). Teknik ini berfungsi mempercepat proses hujan agar potensi hujan yang masuk ke sekitar Jakarta berkurang.
Kedua, competition mechanism yang dilakukan dengan cara membakar flare dari darat yang terpasang di sejumlah wilayah di sekitar Jakarta. Cara ini bertujuan mengganggu mekanisme yang tumbuh di sekitar Jakarta agar pertumbuhan awan terhambat dan menurunkan potensi hujan.
Secara umum, penerapan TMC untuk redistribusi curah hujan telah dilakukan pada tangga 14-19 Januari dengan 9 kali penerbangan memakai pesawat Hercules A-1328. Bahan NaCl yang sudah digunakan sekitar 32 ton.
Operasi ini dilakukan BPPT dengan anggaran yang disediakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebesar Rp 20 milyar untuk 2 bulan pelaksanaan program.
"Sejauh ini kami hitung curah hujan menurun sekitar 22% dari model prediksi kami. Targetnya penurunan curah hujan sekitar 35%," tandas Heru. (den/isk)
Baca juga:Â
Google Siap Bantu BNPB Hadapi Bencana yang Melanda Indonesia
Indosat Sebar Pulsa Gratis untuk Korban Banjir Manado
Diterjang Banjir Besar, Telkom Pulihkan Komunikasi di Manado
Pantau Banjir Lewat Peta Interaktif Google Maps
Banjir yang melanda sekitar Jakarta menghambat berbagai aktivitas perekonomian negara. Wajar bila kota yang menjadi Ibukota negara dan pusat bisnis tersebut, membuatnya begitu diperhatikan ketika banjir menerjang.
Demi mengurangi dampak buruk akibat banjir di Jakarta, pemerintah melakukan berbagai upaya, salah satunya adalah pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Operasi tersebut dilakukan untuk memecah konsentrasi hujan agar tak terjadi di lokasi vital.
Heru Widodo, Tim Operasi Udara Retribusi Curah Hujan - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memaparkan, fungsi dari TMC bukanlah sebagai penghilang hujan melainkan pemecah konsentrasi agar tak memperparah banjir yang terjadi di Jakarta.
"TMC adalah salah satu cara untuk mengurangi kondisi buruk akibat hujan, seperti banjir misalnya. Tapi bukan berarti kemudian tak ada hujan karena fungsinya hanya mengurangi," papar Heru yang dijumpai Tim Tekno Liputan6.com di Kantor BPPT, Jakarta.
Secara teknis operasi ini dilakukan dengan dua cara. Pertama metode jumping process mechanism yang dilakukan dengan menyemai awan memakai bahan NaCl (natrium klorida). Teknik ini berfungsi mempercepat proses hujan agar potensi hujan yang masuk ke sekitar Jakarta berkurang.
Kedua, competition mechanism yang dilakukan dengan cara membakar flare dari darat yang terpasang di sejumlah wilayah di sekitar Jakarta. Cara ini bertujuan mengganggu mekanisme yang tumbuh di sekitar Jakarta agar pertumbuhan awan terhambat dan menurunkan potensi hujan.
Secara umum, penerapan TMC untuk redistribusi curah hujan telah dilakukan pada tangga 14-19 Januari dengan 9 kali penerbangan memakai pesawat Hercules A-1328. Bahan NaCl yang sudah digunakan sekitar 32 ton.
Operasi ini dilakukan BPPT dengan anggaran yang disediakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebesar Rp 20 milyar untuk 2 bulan pelaksanaan program.
"Sejauh ini kami hitung curah hujan menurun sekitar 22% dari model prediksi kami. Targetnya penurunan curah hujan sekitar 35%," tandas Heru. (den/isk)
Baca juga:Â
Google Siap Bantu BNPB Hadapi Bencana yang Melanda Indonesia
Indosat Sebar Pulsa Gratis untuk Korban Banjir Manado
Diterjang Banjir Besar, Telkom Pulihkan Komunikasi di Manado
Pantau Banjir Lewat Peta Interaktif Google Maps