Dalam laporan terbaru dari New York Times dan The Guardian, disebutkan AS dan Inggris memanfaatkan aplikasi game mobile seperti Angry Birds dan Google Maps, untuk mengetahui data pengguna ponsel mulai dari usia, lokasi, jenis kelamin, dan orientasi seksual.
Dijelaskan bahwa informasi tersebut bisa didapat dari profil pengguna smartphone yang memainkan Angry Birds. Hal yang biasanya didapat bahkan termasuk status seseorang, single, menikah, dan bercerai.
Menanggapi pemberitaan ini, pihak pengembang game Angry Birds, Rovio, angkat bicara. Menurut yang dilansir laman Techcrunch, Rabu (29/1/2014), dengan tegas studio game yang berbasis di Finlandia itu mengatakan bahwa pihaknya tidak bekerja sama dengan pemerintahan AS ataupun Inggris.
Rovio mengklaim tidak pernah sekalipun memberikan akses kepada badan intelijen untuk mendapatkan informasi pengguna ponsel yang mengunduh aplikasi-aplikasi besutan mereka.
Tak cukup sampai di situ, pihak Rovio pun memiliki analisa sendiri mengenai masalah ini. Menurut tim yang dibentuk oleh Rovio, jika kabar pencurian melalui game mobile Angry Birds terbukti benar, kemungkinan besar akses ini didapat melalui fasilitas layanan iklan yang tersedia.
Namun belum bisa disimpulkan apakah benar fasilitas iklan digital yang ada pada bagian menu utama Angry Birds adalah celah keamanan yang dapat disusupi oleh para agen spionase.
Selain Angry Birds, AS dan Inggris juga dilaporkan memanfaatkan aplikasi Google Maps untuk mengeruk informasi pengguna, khususnya menyampaikan data tentang di mana keberadaan pemilik ponsel. (dhi)
Baca juga:
Terungkap! NSA Sadap Pengguna PC via Gelombang Radio
Perketat Keamanan, Yahoo Mail Dipasangi `Perisai`
Snowden Kembali Ungkap Modus Pencurian Data Terbaru NSA
Alat Milik NSA Ini Bisa Sadap Komputer Hingga Radius 13 Km
Data iPhone Bisa Disadap, Ini Jawaban Apple
Pengembang Game Angry Birds Bantah Jadi Mata-mata NSA
Dengan tegas Rovio mengatakan bahwa pihaknya tidak bekerja sama dengan pemerintahan AS ataupun Inggris.
Advertisement